Hari ini Arga kembali ke sekolah setelah tiga hari tidak masuk sekolah, pagi ini dia pergi sekolah di antara oleh Dena.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 40 menit sekarang mereka sudah sampai di depan sekolah Tunas Bangsa.
"Dek ingat kata mama gak boleh capek capek, gak boleh lari lari kalo capek langsung telfon mama atau papa biar langsung di jemput" ucap menghentikan mobilnya di sekolah.
"Iya,iya buruan bang buka pintunya aku mau turun ni, tu yang di belakang juga kasian mau masuk juga gak bisa" ucap Arga mencoba membuka pintu mobil.
"Salah sekolah kamu punya parkiran sempit jadi ya abang berhenti di sini" ucap Dean kesal karena tidak bisa masuk ke dalam sekolah bahkan di dalam sana sudah banyak kendaran mobil yang mengantri menurunkan anak sekolah.
"Terserah abang lah buruan bukain pintunya"
"Pulang lagi aja yuk dek?" Ajak Dean yang sudah mengenakan seat belt nya lagi
"Abang!" Ucap Arga kesal dengan Dean pasalnya sudah 10 menit dirinya di dalam mobil dan menghalangi pengendara lain yang ining masuk ke dalm sekolah.
"Iya ya ni abang bukain udah dong jangan monyong gitu bibir nya jadi jelek nanti" ucap Dean gemas sendri dengan adikanya
Arga turun dari mobil begitu juga dengan Dena yang ikut turun.
"Abang mau ngapain?" Tanya Arga melihat Dean ikut turun dari mobil juga.
"Anterin adek sampai kelas" jawab Dean santai
"Aku bukan anak TK y-"
"Arga!" Pangil seseorang dari arah belakang mereak memotong ucapan Arga.
Arga dan Dean menoleh ke belakang terlihat Samudra tengah berjalan ke arah mereka dengan menggandeng seorang perempuan.
"Arga gua kira lo gak masuk lagi?" Ucap Samudra yang sudah berdiri di hadapan Arga
"Masuk kok, Sam siapa dia?" Tanya Arga sepertinya perna melihat gadis itu
"Oh, kenalin Susana pacaran baru gua"
"Pacar lo ganti nama?"
" Gak" jawab Samudra singkat
"Lah yang waktu itu bukanya namanya Susanti?" Ucap Arga mencoba mengingat ingat saat Samudra mengenalkan pacarnya.
"Susanti juga pacar gua cuma dia lagi sakit DBD jadi buat mengobati rasa kangen gua sama dia gua pacar in deh kembarannya, nah ini dia namanya Susana" jawab Samudra dengan percaya dirinya
Plak
"Aduh sakit goblok" ucap Samudra sambil mengusap usap belakang kepalanya.
"Dasar playboy " ucap Dimas si pelaku yang memukul belakang kepala Samudra.
"Kaya lo gak aja" sungut Samudra
"Lah kita mah setia iya gak Ar?" Jawab Dimas sambil merangkul pundak Arga.
"Iya kita tu cukup satu wanita" ucpa Arga dengan bangga lain hal nya dengan Dean yan cengo di buatnya.
"Tunggu-tunggu" cegah Dean saat adik dan temannya ingin beranjak pergi.
"Kenpa bang?" Tanya Arga mendongakkan kepalanya.
"Adek udah punya pacar?" Tanya Dean menatap adiknya serius.
Belum sempat menjawab pertanyaan dari abangnya bel masuk sekolah bunyai, para siswa siswi yang masih berada di luar pun berhamburan masuk ke dalm kelas masing masing-masing.
"Bang udah bel aku masuk kelas dulu ya, dah Abang" pamit Arga sambil berlari menuju kelsnya begitu juga dengan kedua temanya.
"Kamu gak masuk kelsa?" Tanya Dean saat melihat Susana yang masih berdiri di hadapannya.
"Sekolah aku gak di sini om" jawab Susana.
"Om! Gua masih muda di panggil om" ucpa Dean tidak terima dengan panggilan om dari gadis itu.
"Maaf kak" ucap Susana merasa tak enak.
"Ya sudah lah, terus lo ngapain di sini kan ini bukan sekolah lo?"
"Nganterin pacar baru aku kak" jawab Susana tersenyum manis pada Dean.
"Oh, ya udah sana buru balik ke sekolah lo keburu masuk di hukum nanti"
"Hmmm, aku boleh nebeng gak kak?" tanya Susana sedikit ragu.
"Gak" jawab Dena padat singkat dan jelas lalu dia pergi dari sekolahan adiknya meninggalkan gadis itu yang masih berdiri di depan gerbang sekoalh Arga.
"Lagian cewek nganterin cowok itu kebalik harus nya cowok yang nganterin cewek nya, gua rasa adek gua harus di pindah nih dari sekolah itu" monolog Dean di dalam mobilnya.
Saat ini Arka dan teman temannya sedang berada di kantin sekolah.
"Ka, nanti mau ngerjain tugas kelompok di mana?" tanya Rafi.
"Hari minggu aja di rumah gua gimana?" Jawab Arka.
"Kenapa gak hari ini aja abis pulang sekolah sekalian kan kita bisa main sama adek kembaran lo" ucap Vano.
"Adek gua masih butuh istirahat dia baru aja sembuh" ucap Arka
"Padahal kan gua pengen kenal sama calon adek ipar" ucap lirih Amel yang masih bisa di dengar mereka.
"Adek ipar? Lo mau nikah sama Abang gua?" Tanya heboh Arka.
"Abang lo, bang Dean?" Tanya Amel memastika.
"Ya iya emang sipa lagi, oh...atau lo pacar nya bang Topan sepupu gua?" Tanya Arka dengan menaikan kedua alisnya sedangan Lusi mendapuk jidatnya sendri.
"Dasar gak peka yang gua maksud tu lo jir jir" kata hati Amel
"Kok lo diem?" Tanya Arka lagi
"Biasanya cewek kalau di tanya diam itu berati iya" celetuk Vano.
"Fix sih Amel calon kakak ipar Arka" sambung Rafi.
"Pantasan kalau kita bolos sekolah di tau kita tawuran aja dia tau ternyata pacarnya di sini mata matain kita" ucap Arka mengangkukan kepanya mengerti.
"Berati kita harus lebih waspada kalau mau bolos sekolah karena abang lo punya orang dalam buat mata matain kita" ucap Vano
"SETOP! Jangan ada yang nomong lagi gua gak kenal siap Topan itu dan gua buakan paca dia inget gua bukan pacar dia" ucpa Amel kesal dengan ketiga leleki itu yang sayanganya dia menyuaki salah satunya.
"La terus siapa bang Dean?" Tanya Rafi dengan wajah serius.
"Udah udah kalian gak pada denger apa kalau bel masuk udah bunyai, tu lihat kantin aja udah sepi" ucap Lusi yang dari tadi hanya dia menyimak obrolan mereka.
Mereak melihat sekeliling kantin dan benar saja tinggal mereka saja yang ada di kantin "Lo kok baru ngasih tau kita?" Tanya Rafi
"Ya lo pada yang sibuk ngurusin urusan orang biarain aja Amel mau pacaran sama siap bukuan urusan kaian juga" ucap Lusi
"Ayo Mel kita ke kelas" lanjunya lalu kedua gadis itu bergandengan berjalan menuju kelas.
"Lah salah kita dia mana?" Tanya Vano entah pada siap.
"Buka salah kita tapai salah bulan" jawab Rafi.
"Bulan siap?" Tanya Arka marasa tida pernah mengenal nama bulan.
"Bulan sepesyal yang datanya khusus buat cewek doang" jawab Rafi
"Maksud lo dateng bulan bigitu?" Tanya Vano
"Yes!, Seratus buat lo, udah yuk masuk kelas" ucap Rafi segera menuju kelasnya di ikuti kedu temanya berjalan di belakangnya.