Bidadari Lingga

146 8 2
                                    

Danu POV,

Retno, ah nama yang cukup bagus, sambil memainkan benda yang berkilau di tanganku.

Flashback on
Setelah menyebutkan namanya gadis kecil itu berlari meninggalkanku padahal aku masih ingin menyebutkan namaku. Apakah dia tidak ingin tau namaku? Ah sudah lah lain waktu mungkin bisa lebih banyak berbicara lagi. Saat aku hendak berbalik tiba tiba pandanganku tanpa sengaja melihat sebuah benda berkilau terkena cahaya lampu. Aku ambil ternyata sebuah bros dengan hiasan berbentuk kerang dan sebutir mutiara yang menggantung di ujung bros tersebut. Benda yang cantik, punya siapa ini ya?..aneh bukannya mencari pemiliknya tapi aku malah memasukkan benda itu ke dalam saku kemejaku. Perlu dicatat aku tidak pernah punya riwayat kleptomania, setiap aku menemukan benda berharga pasti aku cari pemiliknya. Tapi untuk benda yang satu ini entah mengapa aku sangat ingin memilikinya.

Flashback off
"Mas Danu, besuk apa acara kita?" tanya Ryan membuyarkan lamunanku.
"Besuk kita ke rumah pak Warto Yan, pimpinan kesenian Tayub Ngudi Laras untuk silaturahmi sekaligus bikin jadwal ambil data". Jawabku sambil berjalan ke arah tas ranselku. Aku masukkan bros itu ke dalam sebuah kotak bekas kue lalu aku masukkan dalam tas. Aku lirik Ryan memperhatikanku seraya bertanya "Apa itu mas?"
"Sesuatu yg rahasia yan...ah kamu mau tau saja" jawabku terkikik pelan.
"E..lhadalah..kok mulai rahasia rahasiaan segala dengan saya? Sebentar mas tadi panjenengan kok menghilang setelah pertunjukan Tari emang kemana to?" tanya Ryan semakin penasaran.
"Mengejar hati yan..." jawabku sambil merebahkan tubuh diatas kasur dan mengambil posisi membelakangi Ryan.
Ryan yang mendengar jawabanku menghela napas panjang.
"Ingat mas apa kata Romo sebelum kita kesini..jangan sampai nanti mas bikin masalah..nanti bukannya segara lulus tapi mas Danu banyak masalah...mas..mas weh piye to...mas wes sare to...duh gusti trus aku mau ngomong karo sopo?" (wah gimana to mas dah tidur ..ya Tuhan aku tadi ngomong dengan siapa?)

Mentari pagi tampak mengintip dari lereng gunung Lingga, suara burung bersahut sahutan serasa alarm dari alam membangunkan warga desa untuk memulai aktivitasnya. Danu tak melewatkan suasana itu setelah menunaikan ibadah sholat subuh di musola dekat rumah pak Seno diambilnya camera DSLR yg sengaja dia bawa untuk mengabadikan setiap event yang dia lihat. Dari balik lensanya dia menangkap senyuman para warga desa yang saling bertegur sapa dan juga para ibu yang berangkat ke sungai membawa cuciannya dengan penuh canda tawa.
"Healah disini to mas panjenengan?"
Suara Ryan sejenak menghentikan aktivitas Danu mengintip dari balik kamera.
"Ada apa?" tanya Danu sambil memandang Ryan yang menghampirinya.
"Ya ndak apa apa mas cuma setelah sholat subuh tadi tak cari kok ga ada, jadi nanti kita ke pak warto?"
"Jadilah tapi ini kan masih pagi ga enak kalau bertamu, eh ya ayo temani aku"
"Kemana mas?"
"Sudaah...ikut saja"
Danu melangkahkan kaki menuju ke gunung Lingga yang membuatnya sangat penasaran. Dia ingin tau lebih dekat ke indahannya. Saat Danu berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan gunung itu pemandangan yang luar biasa menyapanya. Di bawah tegaknya gunung itu menjulang terdapat anak sungai yang mengalir begitu jernih..suara canda tawa wanita yang sedang mencuci menyeret nya untuk mendekat lagi. Dilihatnya ada 7 wanita sedang mencuci pakaian, latar belakang gunung yang menjulang membuat danu sangat ingin mengabadikan moment itu, memotret para wanita yang sedang mencuci kelihatannya asik juga fikir Danu. Danu mengarahkan lensanya untuk mengabadikan moment tersebut. Saat lensa kamera Danu menangkap sesosok gadis yang sedang tersenyum manis...dan...tunggu..Danu mengenali senyum itu..bukankah itu senyum penari yang telah merebut hatinya?? Retno ya namanya Retno. Dengan berdebar bebar diarahkan lensa camera untuk meng close up wajah pujaan hatinya. Danu sangat beruntung karena lensa cameranya bisa menshoot objek yg sangat jauh Thanks to pak lik (paman) yang mengirimi lensa tersebut jauh jauh dari Jepang saat ulang tahunnya beberapa bulan kemarin.
Pak Lik Wardoyo pamannya yang unik itu selalu tau apa yang di inginkan seorang Ramadannu. Kenapa pamannya itu masuk dalam kategori unik? Hal itu karena sudah usia hampir kepala 4 pamannya belum juga mau berkeluarga. Dan dia adalah salah satu orang yang memiliki prinsip hidup hampir sama dengan Danu merasa tidak nyaman dengan gelar "darah biru" nya. Konon pamannya tersebut pernah memiliki kisah cinta dengan wanita "penghibur" dan tentu saja itu di tentang keras oleh keluarga terutama ayah Danu, bagaimana kisah pamannya itu Danu sendiri tidak tau karena setiap Danu bertanya kepada pamannya dia akan menjawab dengan senyum pahit seraya berkata "inilah alasanku kenapa aku berada di negeri sakura Le"

"Mas Danu...!!! Kok di tinggal to saya?"
Dari kejauhan si Ryan tampak terengah engah sambil berteriak..
"Stttt...pelankan suaramu Ryan"
"Ada apa to mas ?"
"Ada bidadari sedang mandi" jawab Danu sekenanya sambil terus memainkan kameranya. Ryan mengikuti arah lensa
"Duh gusti..ngintip orang mandi ini ceritanya? Dosa lo mas"
"Sapa yang ngintip orang mandi..mereka mencuci Ryan dan meraka masih pakai kain tidak telanjang"
"Ckckck...kayak cerita jaka tarub aja mas Danu ini sana ambil salah satu baju bidadarinya sapa tau nt berjodoh" ucap Ryan menggerutu dan di balas senyuman seorang Ramadanu.
"Sudah ayo pergi Ryan...aku sudah mendapatkan apa yang aku mau..."
"Dapat apa mas" tanya ryan bengong
"Dapat bidadari lingga"
Jawab Danu sambil bersiul dan beranjak pergi.

####tbc###

Tarian dari lereng LinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang