Kadung riko ngerti tuluse welas
Seandainya kamu mengerti tulusnya cinta
Hang ono ring dasar ati iki
Yang ada di dasar hati ini
Sing kiro riko tego ngelarani
Tidak akan kamu tega menyakiti
Natoni hang koyo gediki
Melukai yang seperti iniNyejo riko pujar taline welas
Sengaja kamu lepas talinya kasih
Hang seru singset isun bundeli
Yang sudah kencang ku ikat
Semembur riko buyang sio sio
Bertebaran kamu buang sia-sia
Mung mergo ngerih welas hang liyo
Hanya karena mencintai orang lainWelas isun kepaling paling
Cintaku sudah berpaling
Mlebu metu dalan buntu sun sing iling
Keluar masuk jalan buntu aku tidak ingat
Arep maju ati wis kadung tatu
Mau maju hati sudah terlanjur terluka
Arep mundur isun wis kadung ancur
Mau mundur aku sudah terlanjur hancur(
Kepaling - Nella Kharisma Cipt : Ion Mas)
Retno duduk termangu dikamar kos nya. Sayup terdengar suara radio tetangga sebelah yang menyenandungkan lagu berbahasa Osing yang sedang hits saat ini. Hatinya terasa sangat sakit, air mata tak habis habisnya menetes di pipi nya. Ini kah rasanya patah hati. Apakah dia dibohongi? Atau dia yang terlalu bodoh menunggu, mempercayai janji janji manis yang terucap dari bibir Ramadanu. Andai benar Ramadannu adalah keturunan ningrat tentu dia bagai pungguk merindukan bulan. Retno hafal diluar kepala kisah kedua orang tua nya. Mbok Asih selalu mengingatkan agar dia tidak terlibat dengan keturunan darah biru itu. Dan sepertinya dia pun akan berhenti untuk berharap, melihat binar bahagia sahabatnya rasanya tidak mungkin Retno berada diantara kisah mereka.
Di ambilnya sebuah kotak kayu yang terbuat dari pohon cendana, di dalamnya terdapat selembar selendang berwarna kuning emas. Selendang itu sempat dia terima satu minggu setelah kepergian Ramadannu lewat sahabatnya Ryan. Wangi kayu cendana menguar membuat Retno kembali teringat manis nya kisah mereka. Cepat cepat di tutup nya kotak itu lalu di simpan dalam Almari. Di usapnya air mata yang turun di pipi seraya berkata dalam hati
Aku akan tetap raih masa depan ku mas... Entah meski kamu sudah menjadi milik orang lain, meski kamu telah lupa, meski kamu tidak akan datang, tapi aku akan tetap menepati janjiku untuk menunggumu saat bintang pagi bersinar paling terang di lereng lingga.
Sayup suara adzan magrib berkumandang menyadarkan Retno dari lamunannya, dihembuskan nafasnya pelan untuk mengurangi sesak dalam dadanya, di raihnya mukena yang terlipat di Almari lalu pergi ke musolla dekat kos nya. Retno memunajat kepada Allah agar dia tetap istiqomah dengan niat belajar dan meraih cita cita. Dia berdoa agar bisa melewati kesakitannya dan bisa tetap tegar menghadapi apapun yang ada di depannya.
Dalam sujud nya Retno memasrahkan diri atas segala kehendak dan takdir Nya.####
2 tahun kemudian.Retno sudah mulai sedikit mengabaikan sakit hati nya. Saat melihat Dyah Ayu dengan antusias menceritakan bahwa setiap malam minggu dia selalu video call dengan tunangannya, di awal Retno selalu menghindar tapi semakin hari dia semakin bisa menguasai hatinya, membalut luka dengan senyuman. Menutupi luka menganga di hati dengan tawa. Begitu juga saat sahabatnya itu meng capture percakapan yang bagi orang lain membuat baper lalu di jadikan status di semua sosial media Retno hanya bisa tersenyum getir. Dialihkan rasa sakit yang di rasakan dengan bekerja. Ya dia bekerja di sanggar Tari milik Leychan sebagai pelatih tari untuk anak anak. Baginya tawa ceria dari anak didiknya adalah pelipur lara. Tak jarang saat ada even even besar Retno dan juga Leychan menari, bahkan beberapa kali KBRI di beberapa negara mengundang mereka. Dari situlah Retno semakin memperdalam kemampuan tari nya, Beruntung dia bisa bersahabat dengan Leychan, Orang tua Leychan pun sudah menganggap Retno seperti anak sendiri. Hasil jerih payah nya bisa menambah uang saku dan jika lebih dia akan kirim kan ke kampung untuk mbok Asih. Sebenarnya keluarga mbok Asih sempat marah dan menolak pemberian Retno, mereka sempat curiga kenapa Retno bisa memiliki penghasilan yang besar sedang Retno masih kuliah. Setelah mendengar penjelasan Retno dan melihat sendiri kegiatan Retno mbok Asih percaya dan bangga dengan pekerjaan anak angkat nya itu.
"Ck! Kenapa anak itu ga segera nikah aja sih?" Leychan sedikit sebal dengan gaya lebay dari Dyah Ayu, okey memang kalau di luar Dyah Ayu akan terlihat lemah lembut dan anggun, tapi saat mereka berkumpul terlihat sifat asli dari putri keraton itu yang manja dan sedikit lebay. Seperti saat ini dia berjingkrak jingkrak karena mendapatkan like tunangannya saat posting foto di instagram.
Melihat itu Retno hanya tersenyum getir lalu dia berkonsentrasi dengan makanannya untuk mengalihkan matanya yang mulai memanas, selalu seperti ini kapan dia bisa biasa saja."Retno kamu kenapa sih kalau diajak foto mesti ndak mau? Ada saja yang kamu lakukan untuk menutupi wajahmu" tanya Dyah Ayu penasaran,
Memang selama ini Retno tidak pernah mau diajak foto bersama setiap sesi foto dia akan melakukan apapun untuk menutupi wajahnya. Bukan tanpa alasan, dia tidak mau keberadaannya diketahui Ramadannu. Jangan heran saat dia tampil menari dia pun menggunakan teknik make up yang dapat merubah wajahnya. Sehingga meskipun video dan foto saat menari nya sempat viral di beberapa sosial media tidak ada yang tau siapa dia sebenarnya. Bahkan dia meminta teman temannya untuk memanggilnya Lintang saat dipanggung. Sehingga seantero kampus mengenal penari dan juga sinden hebat itu bernama Lintang.
"Ah aku tidak PD jika harus tampil tanpa make up Dyah..kalau aku mau menari toh kita juga bisa foto bersama" Dyah menghembuskan nafas "Tapi kamu kalau make up keterlaluan, cantik iya sih cantik tapi sangat jauh dari wajah asli mu. Aku curiga jangan jangan kamu bersembunyi dari sesuatu, mengingat kamu juga memiliki nama panggung"
Leychan memandang lelah kepada Dyah Ayu "sudahlah ini sudah pernah kita bahas, biarlah Retno dengan privasinya" Retno terkekeh
"Ah, aku kan juga pingin punya nama panggung seperti Via Vallen atau Nella Kharisma gitu Dyah.. Hehe jangan kau pusingkan itu tidak ada maksud lain kok"Dyah Ayu mengangkat bahu "Yah ok kalau begitu, oh iya dengar dengar kalian mau menari di Jepang ya?, wah ingin ikut aku.. Tapi tau sendiri ayahku seperti apa" ucapnya sedih.
"Iya jumat malam kami berangkat, sudah lah tuan putri itu memang tidak sepantasnya" ngamen" di panggung ga ilok (tidak baik)" ucap Leychan sambil tertawa, sebenarnya dia cukup kasihan dengan sahabatnya itu. Mengambil jurusan tari tapi tidak diperbolehkan menari di panggung, saat di tanya buat apa dia masuk jurusan tari Dyah Ayu bercerita bahwa menari adalah hobi nya sejak kecil, dia mengancam tidak akan mau kuliah pilihan ayahnya jika dia tidak di ijinkan masuk jurusan tari. Dan ya selain jurusan tari dia memang kuliah di Sastra Jawa sesuai ke inginan keluarganya. Untung Dyah Ayu termasuk mahasiswa yang cerdas jadi dia bisa mengikuti setiap mata kuliah di jurusan yang berbeda.
"Jepang aaah... aku pingin ke Jepang... Aku ingin bertemu dengan kangmas Rama" rengek Dyah Ayu, Hati Retno terasa dicubit mendengar itu.
"Hei tuan putri tidak perlu lewat event ini kalaupun mo kesana tinggal terbang berapa jam juga bisa, hentikan sikap manjamu itu kalau tidak ingin aku rekam dan aku sebarkan lewat grub sekolah kita dengan caption putri keraton yang manja" Sepontan wajah Dyah Ayu merengut"Ehm.. Ley.. Apakah aku bisa digantikan untuk event ini"Ucap Retno ragu
"Retno kita sudah sepakat untuk hal ini ingat?" jawab Leychan tegas"Ya baiklah..." Jawab Retno pelan.. Dalam hati Retno berharap dia tidak bertemu dengan Ramadannu.. Tidak untuk saat ini dia tidak siap.. Ah jepang itu luas. Tidak mungkin dia bertemu..
#####
Akhirnya bisa update ya... Maaf banyak typo.. Penggunaan bahasa juga berantakan..
KAMU SEDANG MEMBACA
Tarian dari lereng Lingga
RomanceKasta.. Ningrat.. Penari.. Kisah yang berlatar belakang budaya.. Perjuangan mendobrak aturan yang mengikat begitu kuat tapi tak kasat mata Akankah kisah mereka berakhir bahagia bagai kisah di negeri dongeng atau berakhir tragis seperti kisah pendah...