wow
jangan lupa vote yah!Satu minggu kemudian...
Hari itu menjadi hari yang paling membosankan. Seorang Alika tengah berdiam di halaman belakang sambil menatap layar laptop.
Setelah acara kelulusan selesai, ia merasa bosan dan ingin kembali bersekolah seperti sebelumnya.
"Huffttt!"
Menarik napas dan menghembuskan nya dengan kasar. Ia bosan dengan suasana ini, entah apa lagi yang akan ia lakukan.
Beberapa minggu lagi Alika akan mengikuti tes untuk masuk ke perguruan tinggi di luar negeri.
Hanya belajar dan belajar yang ia lakukan di waktu kosong itu, selain itu ia hanya bisa mengeluh rasanya lebih baik sekolah lagi daripada merasakan setelah lulus.
"Sayang!" teriak Marlina.
"Iya ma?"
"Kamu ngga keluar?" tanya mama nya.
"Kemana ma?" tanya balik Alika.
"Kok malah tanya mama, kan biasanya kamu yang suka keluar," jelas Marlina.
"Lagi males ma, lagian mau keluar sama siapa coba?" tukas Alika memutar bola mata nya.
"Makanya punya pacar dong!" sindir Marlina sambil terkekeh.
"Ih mama!!"
"Mama mau berangkat kerja ya, diluar ada yang nungguin kamu tuh." ujar Marlina kemudian pergi.
"Iya ma hati-hati." jawab Alika.
Gadis itu masuk dari halaman belakang dan berjalan menuju ruang tamu. Tidak disangka siapa yang mengunjungi nya ke rumah.
"Hai, Alika!" sapa nya.
Seorang pria menyapa Alika dengan senyuman manis di bibir nya. Alika pun duduk di sebelah nya menanyakan apa maksud ia datang kemari.
"Romeo?" lirih Alika.
"Sorry gue ganggu lo ya, gue datang kesini cuman mau pamit Al," ucap Romeo.
"Maksud kamu? Pamit kemana?" tanya Alika.
"Gue bakalan ikut tes buat kuliah di Singapore." jawab Romeo.
Alika sedikit terkejut, ia tidak tahu bahwa Romeo akan melanjutkan ke Singapore.
"Kamu serius?" kaget Alika.
Romeo pun mengangguk. Tangan nya menyodorkan sebuah kotak berukuran sedang ke depan Alika dan di terima oleh gadis itu.
"Ini sebagai ucapan minta maaf dari gue, dan kenangan buat lo," ujar Romeo.
Alika tersenyum, ia merasa sedih teringat kenangan nya bersama Romeo saat masih berpacaran dengan nya.
Namun, Alika berusaha menahan untuk tidak menangis dan berharap tidak akan gamon lagi.
"Gue minta maaf ya kalo selama ini gue pernah nyakitin lo, kalo lo ada apa-apa butuh gue lo bisa kok kabarin gue,"
"Ya udah, gue pamit ya ntar sore gue bakalan berangkat." ucap perpisahan Romeo.
"Makasih, btw hati-hati ya Romeo!" jawab Alika membututi pria itu keluar.
Satu jam kemudian. Alika kembali berdiam diri menatap laptop nya menatap soal-soal yang harus ia siapkan untuk tes ujian.
Setelah membuka hadiah dari mantan nya, ia sangar tidak fokus saat mengerjakan soal tersebut.
"Aduh, Alika ayo dong fokus!"
"Kamu ngga boleh gamon lagi."
"Alika, kamu ngga boleh inget lagi tentang dia yaa!"
"Oke, ayo semangat!"
Alika terus menerus menggerutu merasa dirinya menyesa karena tidak menerima ajakan minta kembali Romeo. Tapi di sisi lain ia tidak boleh kembali dengan Romeo, toh dulu ia pernah disakiti.
Cting...
Cting...
Terdapat beberapa pesan misterius di akun milik Alika. Isi chat dari orang tersebut membuat Alika merasa panik.
Dengan cepat Alika beranjak dari sana kemudian pergi menemui pemilik akun yang memberikan notifikasi kepada Alika entah apa isinya.
Tak lama, akhirnya Alika sampai di caffe dan berlari ke atas. Di outdoor hanya ada 1 orang yang berdiri membelakangi Alika.
Sepertinya tidak asing di mata Alika, ia begitu sangat hafal dengan punggung pria tersebut. Perlahan Alika mendekati nya berusaha menyapa, untuk pertama kalinya ia berinteraksi langsung dengan teman online nya.
Mata Alika melotot terkejut saat tubuh pria itu memutar menghadap ke arah Alika saat ia mendekatinya.
Ia tidak percaya akan hal ini yang ternyata di hadapan nya adalah sahabat nya sendiri.
"Kenapa, kaget lo ya?" tukas Nobi menyelidiki Alika.
"Heran ya, kenapa gue bisa tau semuanya apa yang udah lo lakuin selama ini,"
"Gue ngga bodoh, Al! Ngga sia-sia gue curigain lo!"
Ucap Nobi merasa kecewa dengan apa yang Alika perbuat tanpa sepengetahuan Nobi.
Alika meneteskan air mata nya, berusaha menjelaskan namun entah kenapa bibir nya tertutup rapat.
"Sekarang gue tanya sama lo, kenapa lo ngelakuin hal ini?" tanya nya menunduk menatap Alika serius.
"Dan kenapa lo ngga pernah cerita sama gue tentang ini?" tangan Nobi menyodorkan handphone nya yang menunjukkan akun Caramel Latte milik Alika.
"Al, lo boleh bantuin orang, lo boleh dengerin orang lain cerita tapi kenapa lo jadi ngorbanin diri lo sendiri buat mereka?!"
"Selama ini gue pikir lo baik-baik aja, tapi setelah lo kenal sama website gila itu, lo jadi ikutan gila, Al!" kesal Nobi.
"Kenapa sih lo selalu buang-buang waktu, tenaga lo, buat orang lain sementara lo ngga pernah pikirin diri lo sendiri, kenapa?" ucap Nobi mulai darah tinggi.
Alika menatap wajah Nobi yang emosi itu, perlahan ia memberanikan diri untuk membuka suara.
"Maafin aku ya Bi, aku ngga pernah cerita soal ini sama kamu tapi aku lakuin ini biar aku bisa bahagia Nobi," jelas Alika menahan isak nya.
"Bahagia? Dengan cara lo ngorbanin diri lo buat orang lain? Itu bahagia?" tanya Nobi.
"Alika dengerin gue! Gue ngga pernah ngelarang lo berbuat baik sama orang tapi sekali aja lo juga harus pikirin diri lo sendiri, setelah mereka becerita tentang masalah nya ke lo dan jelas mereka udah bahagia setelah dapat saran dari lo tapi sementara lo sendiri gimana, bisa ngga bahagia kaya mereka? Lo ngga berhak maksain diri lo demi ngebahagiain orang lain, Al."
"Gue ngga tau kenapa lo bisa begini," geleng Nobi.
Alika menatap wajah Nobi sekejap, entah bagimana bisa pria itu mengetahui akun yang Alika buat.
"The king?"
"Iya, itu akun gue, gue sengaja dan gue penasaran ternyata benar dugaan gue," jawab Nobi cepat.
Tangan Nobi merogoh saku celana nya dan melempar sebuah kertas ke arah Alika.
"Ini punya lo kan?" tanya Nobi.