2. Pesta Ulang Tahun

3 1 0
                                    

Lusinan buku berserakan di lantai. Entah sudah berapa banyak buku yang Fioren baca. Gadis itu duduk bertopang dagu, tatapannya tampak lelah dengan sebelah alis yang berkerut. Helaan napas terdengar darinya.

Fioren beranjak dari kursi, mencari-cari buku di rak. Namun nihil, buku yang dicarinya tidak ada. "Apa mungkin ditaruh di perpustakaan, ya?" Gumamnya. Tanpa melamun lebih lama, ia pergi ke perpustakaan yang ada di kediaman Marquess.

Kebetulan letak perpustakaan bersebelahan dengan tempat tinggal para pelayan, jadi ia bisa melihat banyak orang yang mondar-mandir sembari membawa berbagai benda.

"Cepat! Cepat!"

Tampak seorang pelayan berteriak kepada beberapa pelayan lain. "Aulanya masih belum selesai dihias, bisakah kalian bekerja sedikit lebih keras?!" Kata pelayan wanita itu.

Fioren mengamati orang-orang itu. Mereka benar-benar sibuk. Ia baru ingat, sebentar lagi akan ada festival musim gugur di kerajaan.

Festival Musim Gugur adalah festival yang diadakan untuk mengenang kemenangan Kerajaan Rubysian saat perang panjang yang berlangsung selama hampir satu dekade, melawan Kerajaan Arthase. Telah lebih dari dua tahun sejak berakhirnya perang, dengan  jatuhnya Kerajaan Arthase ke bawah kekuasaan Rubysian.

Karena saat perang berakhir adalah sebuah hari dengan langit kemerahan di musim gugur, Kerajaan Rubysian mengadakan festival perayaan, sekaligus untuk membangun rasa patriotisme pada jiwa rakyatnya. Hari itu ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Lalu, pada hari itu juga Marquess of Obsidian akan mengadakan perjamuan makan malam di kediamannya. Hal itu menjadi tradisi karena keluarga Marquess berkontribusi besar dalam perang panjang. Sebagai penjaga perbatasan, waktu itu Marquess sendiri yang memimpin perang.

Pada jamuan makan tersebut, tak hanya bangsawan kelas atas yang diundang, tetapi Baginda Raja juga turut hadir. Karena itu, persiapannya juga tidak mudah.

"Kalau begitu, sebentar lagi aku akan bertemu dengan Eduardo."

Fioren memasukki perpustakaan. Kemudian pergi ke tempat buku-buku terlarang disimpan. Sebenarnya, ia dilarang menyentuh buku terlarang sebelum usianya mencapai dua puluh tahun. Tetapi saat ini ia tidak punya waktu untuk memikirkan konsekuensi dari melanggar aturan tersebut.

"Ketemu." Fioren meraih buku bersampul tebal berwarna hijau lumut dari rak. Ditatapnya buku itu. 'Raja Yang Meraih Waktu' adalah judulnya. Fioren tak menyangka ingatan masa kecilnya yang samar-samar akan membantunya. Ia pun segera pergi seraya memeluk buku tersebut. Tanpa tahu ada sepasang mata yang memperhatikannya.

Di antara rak buku yang berjajar, seorang pria seolah baru saja keluar dari kegelapan. Bibirnya menyeringai, matanya mengandung obsesi yang menyeramkan. Pria itu mengelus dagunya sendiri, "gadisku membaca buku terlarang. Rupanya dia menjadi nakal, ya, khihi." Pria itu terkikik seperti orang gila.

Di lain sisi, Fioren mengalami ketidakberuntungan. Drake memergokinya sedang memegang buku terlarang.

"Hei, kamu membaca buku terlarang? Jika Ayah tahu, beliau tidak akan tinggal diam, lho." Ucap Drake seraya menyeringai.

"Tolong jangan beritahu Ayah."

Drake tampak berpikir. "Dibalik belas kasih pasti ada harga yang harus dibayar," ujarnya.

Fioren menatapnya penuh binar. "Aku akan melakukan apapun sebagai bayarannya."

"Hehe," Drake tersenyum puas. "Maka jadilah partner- ku di pesta ulang tahun putra Count Ardell, besok malam."

"Eh?" Fioren tampak kebingungan. Tentu saja, karena ini pertama kalinya Drake meminta Fioren untuk menjadi partner- nya. Tapi rasa bingung itu segera menguap. Fioren tersenyum lebar, "baik, Kak."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 18, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Knight Who Turned Back TimeWhere stories live. Discover now