3🌼

33 2 0
                                    

Happy reading....
🥀🥀🥀

Ini sudah hari ke 3 Ain di rumah sakit setelah dia bangun,jika ditanya apakah Ain bosan? jawabannya tentu saja dia bosan. di kehidupannya dulu dia tidak pernah tinggal sehari pun hanya untuk bersantai ria,yang dia lakukan adalah bertarung dan mengurus surat surat kerajaan bahkan surat lamaran untuknya pun dia yang urus dan tentu saja surat lamaran itu dia bakar

"Cih merepotkan,jika aku tau akan di kutuk nenek sihir itu aku tak akan Sudi mengerjakan surat surat memusingkan itu"

"Ngomong ngomong bagaimana kerajaan ku sekarang,apakah sudah ada yang menggantikan ku? Tapi siapa?aku tak punya siapa siapa sebagai pengganti"

"Hah kapan aku keluar dari ruangan putih ini,aku sungguh bosan bagaimana kira kira keadaan di luar?apakah sama seperti di kerajaan ku?apakah ada peperangan? Ah aku tak yakin bisa mengendarai kuda untuk pulang,tubuh ini sangat lemah"

Ain terus bergumam.

Tak lama kemudian datang dokter Dimas beserta beberapa orang dibelakangnya yang Ain tau bahwa dia adalah keluarganya

Ain langsung memasang muka dingin

"Begini,karna keadaan mu sudah membaik maka kau di izinkan untuk pulang,dan ingat ini adalah obat mu,kau harus memakannya, mengerti?"

"Obat apa itu?mengapa bentuknya seperti itu?apakah itu racun?" Ain tentu saja harus waspada di sini tak ada yang bisa dia percayai

"Apakah sekarang setelah lupa ingatan kewarasanmu juga ikut hilang?!" Ucap Alex kesal dengan kebodohan Ain

"Hei pak tua,tak usah marah begitu aku hanya bertanya kenapa kau malah memarahi ku seperti itu" ain membalas ucapan Alex dengan sedikit sarkasme

*Hehe dikit doang ygy-,

Alex kaget,setaunya Ain ini adalah anak yang penurut bahkan jika ia memukulnya sekalipun dia hanya akan diam tak akan membalas

"Ekhmm maaf mengganggu waktunya,apakah ada lagi yang ingin di tanyakan?jika tidak saya izin keluar,ada pasien yang harus saya periksa" dokter Dimas menegahi

"Ah tidak ada dokter,terima kasih" ucap Sindi,setidaknya dia masih tau sekarang ada dimana

(Oh iya sekedar informasi ya guys,Sindi itu ga pernah marahin Ain atau mukul, dia lebih ke diam dan acuh tak acuh pada Ain padahal dia tau Ain diperlakukan tidak adil).

"Kemasi barang barangmu,dan pulang aku sudah memanggil supir untuk mengantarmu pulang" Alex pergi tanpa pamit atau mengucapkan apa apa lagi.

"Hufttt dia hanya datang untuk memarahi ku seperti itu?pak tua itu tak tau kalau umurnya itu tinggal sedikit? Masih saja mencari dosa"

Ain tentu saja tak melakukan perintah Alex bagaimana pun juga dia tak tau yang mana barang yang harus dia bawa dan yang mana yang harus dia simpan.
"Apakah aku juga akan membawa tusuk jarum(infus) ini?"
"Apakah aku harus membawa selimut ini?"

Selang beberapa jam datanglah orang dengan pakaian hitam

"Non" panggilnya

"Siapa kau?"

"Eh... Tenang non saya supirnya non,di suruh sama bapak bos tadi buat jemput non pulang" ucapnya

"Su? Su?apa ituuu?"

"Supir nonn supir,saya supir non saya yang akan antar non pulang,nama saya ujang non,non biasanya manggil mang Ujang"

"Ohh aku mengerti,apakah kau pengawal ? Ternyata pengawal disini sedikit aneh"

Walaupun kurang mengerti perkataan majikan di depannya ini mang Ujang tetap mengiyakan

"Mari non saya antar"

"Eh tunggu sebentar,aku belum mengemasi barang barangku,aku tidak tau yang mana barang yang harus kubawa pulang" ucap Ain mengingat dia disuruh mengemasi barangnya tadi

"Atuh non,barang non cuman baju yang di pake sama yang ada di tas ini" mang Ujang menaikkan tas yang ada di bawah nakas

"Tasnya aneh, seperti bentuk kuda hitam kecil yang tidak memiliki kepala"

"Kalo begitu apakah tusuk jarum ini juga harus di bawah"

"Haha non ada ada saja,itu infus bukan tusuk jarum" mang Ujang

"O-oh begitu" Ain lalu berdiri dibantu oleh mang Ujang

Oh iya tadi infusnya sudah di buka oleh dokter Dimas sebelum dokter keluar ya.

____________________

Setelah sampai di parkiran Ain melihat banyak kendaraan aneh yang berlalu lalang

"Benda aneh apa itu? mengapa kakinya bulat?" Ain berkata

"Non,itu kendaraan,nah ini namanya mobil kita akan naik ini untuk pulang" mang Ujang membuka kan pintu untuk Ain masuk

"Astaga,kau merusaknya" panik Ain

"Rusak apanya non ayo masuk"

Dengan takut takut dia masuk lalu duduk

"Eh rasanya lebih enak dari pada kereta kuda ku"

Setelah itu mobil yang dikendarai oleh mang Ujang dan Ain akhirnya meninggalkan pekarangan rumah sakit.

Setelah sampai mang Ujang melihat muka Ain yang sepertinya sangat pucat "Non Ain?Non Ain ga kenapa kenapa?non ain masih sakit?"

Ain mengkode dengan melambai lambai pada pintu mobil

Mang Ujang langsung saja keluar dan membukakan pintu mobil

Ain langsung berlari dan tak butuh waktu lama....

"Huekkk"
"Mang,benda ini mengaduk aduk isi perut ku,bau apa ini,walau empuk tetap saja ada bau tak enak didala- huekkk"

"Eh non,maaf kirain non suka sama Stella ini non,maafin mang Ujang nanti mang Ujang ganti" panik mang Ujang

"Sudahlah,sekarang kita ada dimana?"

"Kita sudah ada di rumah non"

Ain melihat rumah yang dimaksud,yaa setidaknya rumah ini sedikit megah walaupun istananya lebih megah

______________________________________

Gimana kesan dan pesan buat chap ini? Hehe
Awal awal Emng ain bakal kelihatan kek orang bodoh si,wajar namanya juga baru beradaptasi,beda lagi kalo yang dari masa modern ke masa lalu yakan.
Nanti juga Ain bakal beradaptasi kok guys tapi yaa kembali lagi harus bertahap soalnya Ain ga sebodoh itu juga kok,masa ratu orang bodoh gamungkin kan

Oh iya chapter berikutnya aku bakal up char yaa,jadi ikuti terus

I'm VillainWhere stories live. Discover now