1: Cerita Mereka

7.7K 517 57
                                    

            Seorang laki-laki dengan tatapan tajam menghunus menusuk dua orang yang berada tepat lima meter dari ujung kakinya. Seorang laki-laki yang sudah dikenal sebagai penguasa daerah belakang kanan kelas itu duduk dengan sepatu berwarna putih yang dikenakannya siang ini. Nama dengan ukiran berwarna hitam pada baju seragamnya bertuliskan "Damarez Arbyshaka Raja." Kancing seragam teratas terbuka, kalung emas berukuran kecil dan sederhana nampak melingkar di lehernya, serta rambut yang sudah mulai panjang, ciri-ciri itu adalah beberapa peringkat teratas dari pesona Damarez. Laki-laki itu tertawa acuh sedikit meledek ketika kedua orang asing memasuki kelas 12 IPS 1. Ia menampilkan deretan gigi rapinya, menampilkan senyum miring seakan merasa menang.

              Laki-laki itu menyugar rambutnya keatas, ia menyeringai pada dua orang yang secara tak sopan masuk ke dalam kelasnya. Dua orang itu adalah Sathya Devara Erricson dan Baladhika Aghna. Sama-sama tak mau mengalah dan tak mau kalah, itulah jiwa mereka yang membuat mereka masih berada di lingkaran permusuhan.

              "Heh, boneka mampang! Ngapain lo kemari? Mau numpang tidur?" tanya Adiyamahesa Kalaza atau kerap dipanggil dengan nama Yesa. Laki-laki dengan kalung rantai besar di lehernya itu maju mendekati kedua anak MIPA tersebut untuk meminta penjelasan.

              Baladhika mendorong Yesa hingga hampir terjatuh. Baladhika dikenal dengan orang yang mudah terpancing emosi sementara Devara lebih bisa menguasai diri. Baladhika memiliki jiwa yang sama dengan Damarez.

              "Cabut. Gak usah bikin ribut," ujar Teja. Pemilik nama lengkap Teja Galaksa itu bangun dari bangkunya kemudian menghalangi Devara dan Baladhika untuk semakin masuk ke dalam kelas.

              "Budek lo? Mau gue suruh cewek-cewek kelas IPS yang bar-bar kayak emak-emak ini buat nempeleng pala lo berdua?" ujar El, Galamiel Grasha Arysada.

              Devara melewati Teja begitu saja, ia mendekat ke arah Damarez yang masih terduduk santai di bangkunya. "Bangun! Gak usah kayak orang cupu, senyam-senyum! Gue tau lo, kan, yang rusuhin kelas IPS pulang sekolah kemarin?!" bentak Devara sambil menunjuk wajah Damarez.

              Damarez masih sibuk menulis pekerjaan rumah yang belum ia kerjakan. Ia menyelesaikan satu kalimat lagi sebelum akhirnya mengadahkan kepala menatap Devara. "Gue bukan ancurin kelas IPS, gue ancurin bangku, Lo." Ketika mengcapkan itu, kepala Damarez berbelok menatap Baladhika. Cowok itu langsung menggebrak meja Damarez dengan wajah merah padam.

              "Ngerasa tersakiti? Cabut! Sebelum lo pada diliat sama guru BK," ujar Damarez dengan tatapan tajam. Devara dan Baladhika melihat ke arah jendela, seorang guru kedisiplinan yang sangat galak pada murid laki-laki sedang menuju kelas ini.

                                                                                      *****

              SMA Raharja angkatan ke-79 ini sudah terbebas dari geng sekolah karena peraturan turun temurun yang tak membiarkan geng tetap berdiri setelah kejadian yang menjadi sejarah kelam SMA Raharja beberapa tahun lalu.

              Seorang laki-laki mengenakan kaos olahraga berwarna putih berpadu navy meneguk minuman mineral dingin. Ia mengguyur wajahnya dengan sebagian air sisa minumnya. Badannya sudah terasa panas setelah melakukan tanding basket bersama dengan teman sekelasnya. Ia tak perlu khawatir akan nilai pelajaran kesehatan jasman rohani karena ia selalu saja mendapatkan nilai praktek yang besar. Seseorang yang diyakini memiliki nyali besar tersebut menengok dengan geram lantaran cowok di sebelahnya tertawa dengan suara keras. Damarez mengabaikan teman-temannya yang sibuk mempermasalahkan baju olahraga Gamaliel yang berlubang akibat tersangkut di pagar sekolah.

ALTHEIA : Detail Of Us (SEGERA TERBIT)Where stories live. Discover now