bazar teknik

6 1 0
                                    

"Aku suka sama kamu, saat perasaan kita saling menyatu. Dan aku juga masih suka sama kamu, kala kamu suka sama perempuan lain. Setulus itu aku sama kamu, walaupun kamu gak melakukan hal yang sama."

****

"Ta, aku pikir salah lihat. Udah lama banget kita gak ketemu."

Di suasana bazar kampus yang ramai, ternyata Amerta terlihat oleh seseorang yang sudah lama gadis itu hindari.

Cowok yang dulunya sempat gondrong, sekarang sudah terlihat lebih rapi dengan tatanan rambut baru.

"Hai, Aldi."

Amerta menyapa dengan kaku, cowok bernama Aldi tersebut ialah teman dekat Senja. Dia pernah berusaha mendekati Amerta, kala hubungannya dengan Senja kandas.

Aldi pernah terang-terangan mengungkapkan rasa, tapi Amerta menolak dan berusaha menghindar. Sebab dia tidak mau menjalin hubungan dengan seseorang yang merupakan teman dari mantannya.

"Aku gak nyangka kamu datang ke bazar jurusan aku, sendirian aja?"

Amerta menggeleng. "Sama temanku, mereka lagi beli minuman di sana." Tunjuk Amerta ke arah dimana temannya berada.

Amerta merasa sangat canggung dan ingin segera pergi, tapi dia tidak tau harus menggunakan alasan apa. Rasanya tidak enak jika Aldi menyadari bahwa Amerta berusaha menghindar dari dirinya.

"Duduk aja sebentar, Ta. Aku gak bakalan godain kamu, teman-teman aku yang lain juga gak akan berani kok."

Mendengar itu, Amerta menjadi lebih tidak nyaman dibandingkan sebelumnya.

"Aku pacaran sama cewek yang satu jurusan sama kamu, jadi kamu gak perlu berpikiran kalau aku lagi modus dan berusaha mendekati kamu lagi."

Amerta meneguk ludahnya kasar, tidak nyaman jika Aldi berpikiran Amerta berpikir seperti itu. Walaupun sebenarnya memang itu yang Amerta pikirkan.

"Oh, siapa namanya? Mana tau aku kenal sama dia."

"Kamu gak akan kenal, soalnya dia bukan cewek populer kayak kamu."

"Aku juga gak populer," kata Amerta membantah apa yang Aldi katakan.

"Populer, banyak yang kenal kamu kok."

"Enggak, aku gak merasa diri aku populer." Amerta masih berusaha membantah.

"Ta." Kedatangan seseorang menghentikan perdebatan Aldi dan Amerta.

Senja datang dengan membawakan beberapa kardus di tangannya. "Maaf ya karena aku balik ke kos dulu untuk ambil beberapa barang. Kamu udah lama di sini?"

"Gak apa-apa kok, aku datang ke sini juga sama teman aku dan baru aja."

"Oh, kalian udah balikan?" tanya Aldi yang menatap interaksi kedua orang di hadapannya.

"Belum," kata Senja.

"Oh, ya udah gak gue ganggu lagi. Tadinya gue pikir Amerta sama lo udah selesai, ternyata masih lanjut aja ya bro."

Senja hanya tersenyum tipis, lalu Aldi pergi meninggalkan mereka berdua.

"Aldi gak godain kamu kan?"

Amerta menggeleng. "Enggak kok, dia juga bilang udah punya pacar sekarang."

"Iya udah ada, kenapa emangnya? Kamu cemburu karena Aldi udah move on dari kamu dan punya pacar baru?" tanya Senja dengan nada yang terdengar mengejek.

"Ngaco kamu, enggak mungkin aku kayak gitu."

"Ya perasaan seseorang cuma orang itu yang tau benar atau enggaknya. Makanya aku tanya sama kamu sebelum mengimpikan semuanya sendiri."

"Gak lah, aku gak pernah suka sama Aldi."

"Kalau sama aku, pernah suka?" tanya Senja sembari menatap Amerta lekat-lekat.

Jantung Amerta langsung berdetak kencang hanya karena pertanyaan barusan.

Dan seharusnya Senja tidak perlu menanyakan pertanyaan yang sudah dia ketahui jawabannya.

Jika Amerta tidak pernah suka kepada dirinya, untuk apa gadis ini masih bodoh dan merespons seseorang yang sudah menyakitinya secara berulang?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 17, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SkripshitWhere stories live. Discover now