Chapter 3: The other side

208 81 23
                                    


Happy reading!

•••

Roma, Italia

Hujan turun mengguyur kota Roma, sekumpulan orang orang yang ingin melanjutkan aktivitas makan siang nya terganggu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hujan turun mengguyur kota Roma, sekumpulan orang orang yang ingin melanjutkan aktivitas makan siang nya terganggu. Kerena hujan yang tiba-tiba datang, terpaksa mereka harus berdesakan mengungsi ke dalam toko disekitar jalan.

Sama hal nya dengan wanita yang kini tengah berdiri di ujung jalan toko barang antik dengan menenteng berbagai paper bag di tangan kirinya, susah payah ia menyembunyikan paper bag itu agar tidak terkena cipratan air hujan ke belakang tubuhnya.

Tangan sebelah kanan nya berusaha mencoba menarik kuat-kuat mantel nya yang kini cuaca menurut nya menjadi lebih dingin dan angin lebih kencang dari sebelum nya, badannya sedikit mundur kala mobil yang melintas di hadapannya dan bersamaan genangan air yang beberapa detik berikutnya terciprat ke tempat ia berpijak hingga membasahi sebagian baju dan mantel nya.

"Ah sialan." umpatnya kesal, ia pikir dengan sedikit mundur akan lebih mengurangi terkena cipratan air.

Hari yang sial. Pikirannya begitu.

Tangannya merogoh tas selempang nya, mencari handphone nya disana. Mengotak atik dengan cepat,"Matt, tidak bisa kah kau menjemput ku? Seperti nya hujan kali ini akan lebih lama, aku tak punya waktu lagi. Tolong lebih cepat."

Seseorang di sebrang sana berdecak lalu memaki nya dengan berbagai umpatan kasar pada si penelpon.

"Hey, aku sedang bersama Maria. Tolong jangan merepotkan ku kali ini, Sierra." Matteo dengan memutuskan panggilan itu sepihak.

"HEY! Dasar bocah tidak tahu diri. Lalu sekarang bagaimana." wanita itu pasrah menunggu hujan reda dengan hawa dingin Roma yang kini mulai semakin menusuk.

Sierra mengira hujan akan berlangsung satu jam, namun kini jam sudah menunjukkan pukul 3 sore. Waktunya sia sia menunggu hujan reda, lebih baik tadi ia memesan taxi. Namun, jika dipikirkan lagi taxi tidak akan pernah datang jika sedang hujan.

"Perdon." ucap seseorang yang telah menjatuhkan semua paper bag berharganya itu yang sebelumnya telah ia jaga mati-matian agar tidak terkena cipratan air.

Dengan tidak sopan nya pria jangkung yang menabraknya dan hanya melengos begitu saja, pergi tanpa membantu atau sekedar basa basi.

Tapi, apa boleh buat barang nya yang kini sudah hampir membasahi sebagian besar permukaan nya,"Oh Tuhan, mengapa hari ini aku begitu sial." seraya mengangkat seluruh barang nya yang sudah tergeletak di tanah.

Lalu sedetik kemudian, satu motor melintas di hadapannya dengan kecepatan tinggi menggilas kaca antik itu hingga sudah tak berbentuk lagi.

Sierra wanita itu mengacak rambut nya kesal, meneriaki orang yang seperti dengan sengaja membuat barang nya hancur.

ARESion: The God Of WarWhere stories live. Discover now