5. FINALLY, I FOUND YOU

1K 116 16
                                    

HAI SEMUANYA! BLOODY REVENGE UPDATE LAGI! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

ABSEN DONG KALIAN TAU CERITA INI DARI MANA?

TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️

PLEASE DON'T SILENT READERS YA PREEN. KARENA VOTE DAN COMMENT KALIAN TUH JADI PENYEMANGAT BUAT AKU NULIS. AYO RAMAIKAN SETIAP PARTNYA DENGAN COMMENT KALIAN❤️

••••

[ Trailer Bloody Revenge! ]

PART 05. FINALLY, I FOUND YOU

Pagi-pagi sekali, Taylor sudah bangun dari tidur nyenyaknya dan kini dia tengah sibuk di dapur rumah mewahnya. Sembari bersenandung kecil, Taylor memasak makanan untuk dia berikan pada seseorang. Yup, siapa lagi kalau bukan Lucian. Pria dingin yang begitu sulit didekati namun Taylor tidak akan pernah menyerah demi mendapatkan perhatian Lucian.

Aroma sedap sudah tercium sejak Taylor memasuki dapur dan bergelut dengan bahan-bahan makanan yang nanti akan dia berikan pada Lucian. Meskipun di rumah mewahnya ada begitu banyak pelayan yang bahkan bisa Taylor suruh hanya dengan satu kali perintah, namun untuk urusan Lucian, Taylor tidak akan pernah mau siapapun melakukannya. Taylor akan melakukannya sendiri karena itu juga bukti Taylor untuk Lucian.

"Pagi-pagi sudah kelihatan semangat saja."

Taylor menoleh dan melihat Theodore Maximillan—Kakak laki-lakinya yang berbeda satu tahun darinya—bersandar di bibir pintu dapur dengan tangan bersedekap dada. Pria itu masih memakai piyamanya dan rambut terlihat sedikit berantakan. Sepertinya dia baru bangun.

"Good morning, my handsome brother!" Taylor mendekat, merangkul leher Theo dan memberikan kecupan selamat pagi di pipi kakaknya itu.

Theo mendorong Taylor dan menghapus bekas kecupan Taylor dipipinya. "Kesambet?" Tatapan Theo terlihat was-was dan juga aneh pada adik perempuannya ini.

"Enak saja. Aku sehat kok."

"Sehat darimana? Senyum-senyum nggak jelas gitu."

Taylor berdecak. Dia berbalik dan kembali sibuk memasak. Hari ini suasana hati Taylor sedang baik dan dia tidak akan mempedulikan perkataan Theo yang selalu membuatnya kesal. Untuk sekarang Taylor akan memaafkannya.

Theo yang masih bingung dengan sikap adiknya itu berjalan ke kulkas dan membukanya, mengambil satu bir dan meminumnya. Kedua matanya menangkap makanan yang sudah dibuat Taylor dengan rapi tersusun di dalam kotak makan. Bentuknya juga cantik-cantik.

"Untuk apa semua ini?" Theo akhirnya bertanya.

"Untuk di makan lah," jawab Taylor tanpa berbalik. Dia masih fokus menghias kotak makan yang lain.

"Kenapa tidak minta pelayan saja yang membuatnya? Kau jadi susah-susah begini."

"No!" Taylor berbalik, menyilangkan tangannya di depan wajah Theo. "Ini spesial. Aku tidak akan meminta bantuan siapapun!" tegasnya.

Bloody Revenge!Where stories live. Discover now