Bab 2: Harapan yang Kembali

9 1 0
                                    

Setelah malam yang terasa sangat panjang dan mengerikan, esok paginya Theo mendapat kabar bahwa ayahnya menghilang.

Tepat pukul delapan pagi Theo dibangunkan oleh suara ketukan di pintu kamar asramanya.

"Halo Theo, Erich, ini Pak Von Brandt," ujar pria yang berada di balik pintu.

Teman sekamar Theo yang ada di kasur seberang lekas turun untuk membukakan pintu. Dia berjalan dengan lunglai. Anak laki-laki itu punya warna rambut yang unik. Warnanya putih bersih seperti salju, tapi mungkin yang membuatnya spesial adalah perbedaan kontras dengan kulitnya yang sewarna biji kopi. Dan rambut putih itu tambah aneh lagi karena bentuknya acak-acakan sehabis berguling-guling di ranjang.

Sepertinya Erich semalaman belum tidur karena kejadian malam tadi. Ah, tidak. Lebih tepatnya sejak dua hari terakhir. Sejak 2 hari lalu, tiba-tiba segerombolan monster menjijikkan menyerbu sekolah mereka, dan ketika itu mereka baru sadar ada sebuah benda langit aneh yang menyerupai cincin merah di sebelah bulan.

Seluruh anak-anak diamankan di dalam gedung asrama, sementara para orang dewasa bertarung melawan monster di halaman sekolah. Bahkan terbang ke udara dan berlarian di atap gedung. Anak-anak dapat menonton lewat jendela kamar masing-masing, juga menyaksikan beberapa petugas dan guru yang dikoyak secara tidak manusiawi oleh monster-monster itu. Sesekali para monster juga berusaha menerobos kaca jendela, tetapi bangunan telah dilapisi perlindungan magis oleh para Realmkeeper dewasa dari luar, sehingga anak-anak dapat berlindung dengan tenang.

Namun untungnya, ketika bulan terbenam, benda langit berwarna merah itu juga ikut terbenam. Setelah itu entah mengapa para monster berbondong-bondong kabur demi mengejar cincin merah itu.

Theo merasa sudah cukup dengan segala hal yang menimpanya. Jadi dia tidak mau ambil pusing perkara para monster itu. Ketika mereka muncul, Theo segera bersembunyi di dalam selimut, memejamkan mata, dan berharap apa yang dia lihat dan dengar saat itu hanyalah mimpi buruk.

Itulah yang membuat Theo bisa bangun dengan badan segar daripada Erich yang terus-terusan gelisah selama ini. Sebenarnya Theo sedikit kasihan karena tidak menemani Erich, tetapi Theo sendiri sudah menyuruh Erich berhenti nongkrong di depan jendela kalau tidak mau kepikiran. Anak itu saja yang tidak mau mendengarkan.

Erich pun membuka pintu kamar. Terlihat Paman Franz berdiri hampir memenuhi seluruh lubang pintu karena badannya yang sangat besar. Dia tersenyum hangat pada Erich, kemudian menyapa dengan gestur tangan pada Theo.

Waktu berjalan begitu saja hingga Theo kini duduk di ruang kepala sekolah bersama Franz. Ruangan itu begitu besar dan megah, bahkan untuk orang berbadan besar seperti Franz. Rak buku menghiasi salah satu sisi dinding dan mengisi penuh sampai ke dekat atap. Sebuah lampu gantung yang terbuat dari kristal menggantung cantik di tengah ruangan, bergemerlap serta memantulkan cahaya dari jendela besar di belakang meja kerja Franz.

Theo duduk di sofa panjang yang berada di tengah ruangan, sedangkan Franz duduk di sofa tunggal yang ada di sampingnya, menghadap ke arah Theo. Di saat itulah Franz memberitahu bahwa Clavis menghilang malam sebelumnya.

Sejujurnya Theo tidak tahu harus bereaksi apa. Sesudah menyampaikan ini Franz menatapnya seolah paling paham dengan apa yang dirasakan Theo, pria itu kelihatan sangat ingin berempati. Namun anehnya, Theo sebagai orang yang seharusnya lebih sedih dari Franz, ingin Franz berhenti membayangkan sendiri apa yang Theo rasakan saat ini.

"Jangan panik, ya," kata Franz. "Paman–semua orang akan berusaha mencari ayahmu sebisa mungkin."

"Iya. Terima kasih, Paman." Theo mengatakannya dengan datar. "Apa aku boleh kembali ke kamarku sekarang?"

Sejenak Franz tidak menjawab. Alisnya sedikit berkerut. Akhirnya dia mulai menangkap sejak tadi Theo sama sekali tidak tertarik dengan berita ini. Bahkan ada sesuatu yang menurut Franz sangat ... tidak pantas, tetapi dia ingin memastikannya lebih dulu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 14 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Realmkeeper [2024]Where stories live. Discover now