Part 18
🍂
Setelah menikmati makan malam, Ayrin bertanya perihal yang ingin dibicarakan Ose. Namun lelaki itu bilang, tidak jadi sekarang. Jadi, Ayrin langsung mengajak Ose untuk pulang. Begitu mobil Ose sudah sampai di depan gang rumah Ayrin, gadis itu membuka obrolan.
"Ose, kamu gak jadi bahas yang pengen kamu omongin, kalau aku mau cerita, boleh?" Ayrin bertanya pelan.
"Sure. You can tell me everything you wanna share."
"Sebelumnya, aku mau minta maaf. Maaf karena aku egois."
"Egois gimana, Rin?"
"Maaf karena belum ngasih jawaban ke kamu sampai hari ini."
"No problem, aku masih bisa nunggu kok."
"Tapi kalau kamu pengen tau sekarang, aku udah punya jawabannya."
Ose terdiam.
"Tapi sebelum itu, aku mau cerita ke kamu... Tolong jangan dipotong dulu sampai aku selesai cerita ya..." ujar Ayrin pelan. Ose mengangguk mengiakan.
"Sebenarnya, sebelum kamu ajak aku ke Puncak, aku ketemu sama Wanda. Dia bilang, Mamanya sama Mama kamu sahabatan dan kalian mau dikenalin," Ayrin menjeda kalimatnya sambil berusaha mengontrol emosinya. Sementara Ose cukup terkejut dengan fakta yang Ayrin sampaikan.
Ose masih terdiam sesuai permintaan Ayrin.
"Aku sempat berpikir mungkin Wanda gak serius sama omongannya. Aku juga sempat ingin tanya ke kamu tapi Wanda bilang supaya aku merahasiakannya dari kamu karena kalian belum resmi dikenalin. Waktu itu Wanda bilang kalau kamu belum tahu. Tapi, kayaknya sekarang kamu udah tahu kan?" Ayrin tertawa getir, menertawakan dirinya sendiri.
"Tadi sore, kamu ketemu sama Mama kamu dan Wanda, pasti mau bahas perjodohan kalian kan?" Ayrin menjeda untuk melihat respons Ose yang terlihat agak gugup. Ayrin pun melanjutkan. "Kenapa gak pernah cerita kalo kamu mau dijodohin?" Ayrin memfokuskan dirinya menghadap Ose. "Sekarang, kamu boleh jawab pertanyaanku."
"Rin, ini gak seperti yang kamu pikirin."
Ayrin tersenyum tipis, ia mencoba untuk tetap santai menyikapi masalah ini. "Maaf, mungkin ini juga salahku karena gak konfirmasi ke kamu begitu aku tahu dari Wanda. Maaf baru cerita sekarang... Dan sore tadi rasa penasaranku terjawab oleh penjelasan Mama kamu. Kalau gitu... semuanya sudah jelas kan, sekarang?" ucap Ayrin lirih karena ia berusaha menahan air matanya. Ia harus menerima takdir bahwa ia dan Ose tidak bisa bersama.
"Rin," Ose ingin menjelaskan semuanya namun Ayrin kembali berujar pelan.
"Aku mundur aja ya, Se. Maafin aku," Ayrin pun tidak bisa menahan air matanya lagi.
Ayrin bermaksud membuka pintu mobil Ose namun lelaki itu menahannya. Sebenarnya Ose ingin memeluk Ayrin, tapi sikap Ayrin hari ini seakan menghindarinya. Terbukti dengan Ayrin yang menghindar ketika Ose ingin memegang tangannya. Gadis itu berusaha menyeka air matanya yang terus mengalir. Ose hanya bisa memberikan tisu untuk Ayrin.
Sebelum semuanya tambah rumit, Ose ingin memberitahu Ayrin yang sebenarnya. Begitu Ayrin lebih tenang, Ose kembali bersuara.
"Ayrin, aku minta maaf karena gak cerita sebelumnya. Boleh aku cerita yang sebenarnya?"
Ayrin tampak terdiam sehingga Ose menyimpulkan bahwa gadis di sebelahnya ini setuju untuk mendengarkan penjelasannya.
"Mama baru ngasih tau kalo aku mau dijodohin itu beberapa hari setelah kita dari Puncak. Aku udah menolak perjodohan itu tapi Mama kekeh ingin ngenalin aku sama anak sahabatnya. Turns out, cewek yang dimaksud Mama adalah Wanda. Aku baru tau tadi sore saat kamu bilang Mama nungguin aku sama seseorang. Maaf, Rin, maaf baru ngasih tau kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ocean [HunRene]
General Fiction[HunRene] 'Cause you are my ocean... ~ Longer version of "Pawang" in "Moment" ~ Kalau mau baca versi singkatnya boleh mampir ke "Moment" ya Thank you Republished: 01.01.24 Highest rank #1 sehunirene - 29.10.23