Annyeong, yorobun!
Part ending ya...
Terima kasih sudah mendukung cerita ini🧡
Enjoy...Part 21
⚘️
Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit, mobil Ose memasuki kawasan perumahan orang tuanya. Sepanjang perjalanan, Ayrin kembali dilanda keraguan. Ia pun berubah pikiran.
"Eum, Se, gimana kalau lain kali aja?" ujar Ayrin begitu mobil Ose terparkir di depan rumahnya.
"Emang kenapa?"
"Aku gak bawa apa-apa. Terus pakaianku... bahkan baju yang lagi aku pakai terlalu santai..." kalimat Ayrin langsung dipotong oleh Ose.
"Gak apa-apa, Ay. Papa Mama udah berkali-kali nanya, kapan aku bawa kamu ke rumah," jawab Ose lembut dan mengubah sapaannya untuk sang pujaan hati.
"Beneran gak apa-apa?" Ayrin ingin memastikan sekali lagi.
"Iya. Yuk, masuk," ajak Ose kemudian menggandeng Ayrin. Begitu memasuki rumahnya, ia langsung memanggil orang tuanya.
"Mama, Papa," Ose mencari ke penjuru rumah dan menemukan kedua orang tuanya sedang bersantai di ruang keluarga.
"Ose... Eh, ada Ayrin," seru Mama Ose begitu melihat Ayrin bersanding dengan sang putra. Pandangan sang ibu jatuh pada tautan jemari sang putra dengan Ayrin. Sang ibu pun heran.
Ayrin memberikan senyuman dan sedikit membungkuk untuk menyapa orang tua Ose. "Malam, Om, Tante."
"Malam juga, Rin. Kamu udah lama gak main ke rumah, ya," jawab ibu Ose. "Ngomong-ngomong, ada apa, tumben ke sini malam-malam?" lanjutnya.
"Ma, Pa... Aku mau ngenalin Ayrin sebagai perempuan pilihanku yang aku bilang waktu itu," Ose yang menjawab pertanyaan dari sang ibu. Kali ini, ia harus bertindak cepat sebelum Ayrin berubah pikiran lagi.
"Apa? Coba ulang," Ibu Ose sedikit tidak percaya dengan yang diucapkan sang putra. Ayrin pun tidak percaya jika Ose akan membawanya bertemu orang tuanya secepat ini.
"Aku mau ngenalin Ayrin secara resmi ke Mama Papa. Bukan sebagai sahabat, tetapi sebagai calon istriku."
Ada jeda beberapa detik untuk mencerna informasi dari sang putra. Ayrin dan Ose deg-degan menunggu respons orang tuanya.
"Pa, ini Mama gak mimpi kan?" tanya ibu Ose pada sang suami.
"Kamu beneran mau menikah sama Ayrin?" Tanya sang ayah.
Ose mengangguk mantap sebagai jawabannya.
"Ya ampun, Ose. Kenapa baru bilang?" seru sang ibu.
Mama Ose mendekati Ayrin dan meraih kedua tangan Ayrin. Ose pun melepaskan genggaman tangannya begitu sang ibu mengambil alih tangan gadisnya.
"Ayrin, Tante minta maaf. Tante pasti bikin kamu salah paham ya waktu itu."
"Eh? Gak apa-apa, Tante," Ayrin memberikan senyum terbaiknya.
"Maaf, ya... Kalau Tante tahu kalau kalian pacaran, Tante gak perlu repot-repot atur kencan buta buat Ose," ujar sang ibu lirih. "Kamu sih, gak bilang kalau Ayrin pacar kamu," ucapnya beralih pada sang putra.
"Kami gak pacaran, Ma," jawab Ose. "Aku pengen langsung nikah sama Ayrin," jelas Ose tanpa keraguan. Ia pun kembali menggenggam tangan sang pujaan hati.
Ayrin yang mendengar kalimat Ose sontak berdebar. Ini terlalu tiba-tiba baginya. Ada perasaan takut yang menyeruak bersamaan dengan denyut jantungnya yang meningkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ocean [HunRene]
General Fiction[HunRene] 'Cause you are my ocean... ~ Longer version of "Pawang" in "Moment" ~ Kalau mau baca versi singkatnya boleh mampir ke "Moment" ya Thank you Republished: 01.01.24 Highest rank #1 sehunirene - 29.10.23