Aluna 56

14K 974 171
                                    

𝖿᥆ᥣᥣ᥆ᥕ ძᥲһᥙᥣᥙ sᥱᑲᥱᥣᥙm mᥱmᑲᥲᥴᥲ 📖

ȷᥲᥒgᥲᥒ ᥣᥙ⍴ᥲ 𝗍іᥒggᥲᥣkᥲᥒ ȷᥱȷᥲk👣








•••









Malam ini Mansion Cardellion tampak megah dengan berbagai lampu yang terpajang diseluruh penjuru ruang dalam maupun depan dan sekelilingnya, tepat diruangan pribadi Samuel.

Berdiri Edgar yang kini menelan ludahnya berkali-kali dengan keringat dingin yang meluncur di pelipis juga lehernya, bagaimana tidak. Jika saat ini ia tengah dijadikan objek percobaan gila Samuel.

Ia berdiri didepan pria yang tengah terduduk santai dikursi kerjanya bertopang kan kaki, masalahnya Edgar berdiri tepat di dinding yang menjadi titik merah fokusnya Samuel untuk melemparkan belati peraknya.

"YaTuhan kumohon tolong aku," gumam Edgar memejamkan matanya erat dengan gelengan kaku. "Aku tidak mau mati sekarang, aku ingin menikah dulu. Tolong selamatkan aku."

Samuel memutar-mutar belati tajamnya ditangan, ia tersenyum miring merasa terhibur melihat wajah ketakutan Edgar, kaki bawahannya itu sampai bergetar.
"Tetap diam di tempatmu Edgar, tunggu sebelum aku membalas tamparan yang kau lakukan padaku."

"T--tapi Tuan... Itu kan permintaan Non--"

"Peduli setan jika itu permintaan wanitaku, aku hanya ingin membalasnya dengan hal kecil seperti ini," Sam mulai mengayunkan belati nya bertepatan dengan Edgar yang memejamkan matanya kuat."

Tolong aku! Lepaskan aku dari kandang iblis ini!!!

Tiba-tiba pintu ruangan bernuansa hitam itu terbuka.
"Muel..." muncul Aluna dengan membawa bantal di dekapannya.

Sam menarik nafas pelan dan langsung menyimpan belati itu diatas meja, bagi Sam suara mencicit itu bak alunan surgawi di telinganya.
"Kemarilah."

Edgar bernafas lega sampai-sampai ia jatuh terduduk dilantai, senyuman terimakasih ia berikan pada Nona nya yang datang tepat waktu.

Wanita itu berjalan dengan tatapan bingung pada keadaan Edgar tapi ia acuh dan langsung menghampiri Samuel.
"Muel ada yang aku--"

"Duduk sayang," Sam menarik tangan wanitanya untuk duduk dipangkuan pria itu dan membuang bantal tersebut. "Dan kau pergi Edgar, tapi ingatlah ini belum berakhir."

"B--baik Tuan... Nona... Demi rasa kemanusiaan tolong Jinakan Tuan Samuel," setelah itu Edgar langsung ngibrit berlari sebelum kena amukan Samuel.

"Ada apa? Merindukan ku?" goda Samuel memeluk dan mengusap perut wanitanya.

"Aku ingin mengajukan beberapa hal, aku serius," Aluna melepas pelukan itu dan memutar tubuhnya agar menatap langsung Samuel, ia membuka kertas yang ia bawa sadari tadi. "Seperti kata mu, sebelum pernikahan itu berlangsung aku ingin mengajukan beberapa perjanjian, semuanya sudah kutulis disini seperti."

Sam menahan pinggang wanitanya dengan tatapan lekat menunggu Aluna yang tengah membuka kertas terlipat itu, wajah istrinya kenapa sangat menggemaskan? Ah, Samuel semakin tergila-gila dengan Aluna nya.

"Pertama, kau tidak boleh mengekangku dalam hal apapun. Kedua, kau tidak boleh melakukan skinship berlebihan padaku. Ketiga, aku bebas bertemu keluargaku kapanpun yang kumau. Keempat, aku boleh menggunakan alat elektronik berupa ponsel dan lainnya. Kelima, pernikahan ini hanya dijalani oleh sepihak jadi setelah bayi ini lahir... Ayo bercerai."

Wajah Samuel masih terlihat datar namun auranya berubah suram dan gelap mendengar permintaan terakhir tersebut.
"Aku tidak mencintaimu Sam, untuk hak asuh bayi ini terserah akan kau urus sendiri atau aku yang mengurusnya."

My Aluna (Ending) Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt