0.2: Siapa, Aya?

18 10 1
                                    

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

.

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
.

WELCOME TO CUTRIENCEE UNIVERSE KETIGA 💌✨💋

Sebelumnya saya ingin bertanya, bagaimana kabar kalian? Jawab di kolom komentar, yaa. Jika itu kabar baik, Alhamdulillah :»

Seperti di cerita yang sebelumnya, kalau ada typo juga tandain ya, teman-teman. Supaya bisa saya benahin. Kritik dan saran dari kalian sangat berguna bagi saya, jadi jangan sungkan ^.^

Udah ah, gitu aja. Selamat membaca, teman-teman!

*****

"Jangan nodai cinta dengan pacaran, karena cintamu tak seperti barang murahan."

*****

"Jika engkau bisa, jadikanlah Al-Qur'an sebagai temanmu, dan jangan sampai ia menjadi musuhmu. Sebab, barang siapa yang mana Al-Qur'an menjadi temannya, niscaya ia masuk surga. Dan barang siapa dimusuhi Al-Qur'an, niscaya ia masuk neraka."

- Umar bin Khattab.

*****

Bel pulang sekolah berbunyi nyaring tepat pada pukul tiga sore, disambut sorakan ricuh dari beberapa murid SMKS Melati Brawijaya. Tak hanya suara perempuan, suara bergema laki-laki pun turut serta. Sudah seperti pertandingan sepak bola saja suasana pada sore hari itu. Bisa bayangkan kalian, betapa hebohnya mereka? Padahal hanya pulang sekolah, belum jika ada turnamen-turnamen antar sekolah. Bisa lebih ricuh lagi mereka.

Bahkan, di parkiran berdesak-desakan. Bukan tanpa alasan berlaku begini, kebanyakan dari mereka akan segera berangkat ke Turen, menonton konser dari sinden cilik nan cantik asal Kediri, Jawa Timur.

Tetapi, hal tersebut tidak berlaku bagi gadis yang berjalan cepat menuju gerbang depan Smekamba, untuk menghampiri taksi online yang memang sudah ia pesan beberapa menit sebelum bel pulang dibunyikan. Ingin pulang cepat bukan karena ingin pergi ke konser, melainkan akan menghadiri kajian Ustadz Zayyid bin Rasyid, yang dilaksanakan di sebuah Masjid besar Kota Malang.

"Atthaya! Cepetan! Mau ikut, nggak?" Farah berseru, saat melihat gadis yang menjabat sebagai sahabatnya tersebut bersama seorang lelaki di sudut lapangan basket. Siapa lagi jika bukan Erhan Haga Aszimar. Bukan Most Wanted, namun pesona lelaki asal kelas dua belas Teknik Otomotif tingkat satu tersebut mampu mengobrak-abrik pertahanan hati kaum wanita.

Ibaratnya, satu senyuman dari Erhan, mampu melelehkan hati sang penggemar. Kalau bagi Farah, sih... Biasa saja. Mereka saja yang terlalu lebay. Astaghfirullah, Farah!

Sang empu menoleh, Atthaya melambaikan tangan. Terlihat, gadis itu berlari menuju Farah sembari mendekap sebuket mawar yang dihiasi dengan beberapa coklat, serta boneka beruang putih berada di tengah. "Tunggu, Farah!" Nafas Atthaya tersengal.

"Jadi ikut kajian Bokap lo?" Atthaya bertanya saat nafas sudah stabil.

Farah mengangguk. Bagaimanapun, sesibuk apapun dirinya, Farah sudah berjanji kepada ayah Zayyid untuk hadir di acara yang sudah direncanakan beberapa minggu lalu. Ia tak bisa mengingkari begitu saja, kan? Karena pada dasarnya, sebuah janji itu harus ditepati. "Jadi, dong. Kamu jadi ikut, kan?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 21 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TATANAN SANG PENCIPTA Where stories live. Discover now