9 (18+)

452 12 2
                                    

"mas ingin memperbaiki pernikahan kita.. mas mau kita menjalani rumah tangga sebagaimana layaknya rumah tangga yang lainnya.. bahagia bersama dek ca sebagai istri mas, anak anak kita nantinya.. apa dek ca mau?"

Ucapan mas rony seminggu yg lalu masih terngiang ngiang dikepalaku..

Flashback

"Dek, mas cuma ingin memperbaiki ini semua.. mas rasa bukan pernikahan seperti ini yang mama dan mba mu inginkan.." lanjut mas rony.. aku membeku.. aku bingung harus berkata apa.. aku sadar apa yang dikatakan mas rony benar.. tapi entah, untuk menjalaninya terasa berat..

"dek ca ngga bisa mas.. dek ca ngga mau.." ucapku menggeleng sambil berkaca - kaca tanda aku berat melakukannya..

"dek ca.. terus selama ini kita menikah, apa tujuan yang dek ca mau capai dari pernikahan ini? ngga mungkin dek selamanya kita seperti ini.." tanya mas rony menatap dalam padaku.. terlihat tatapan pilu yang mas rony berikan padaku..

"dek ca ngga tau mas.. yang dek ca tau hanya gimana dek bila ngga kehilangan sosok maminya.. mungkin kalo dek bila sudah mengerti dan siap, dek ca akan minta cerai dari mas.. dek ca akan ninggalin kalian, melanjutkan cita - cita dek ca yang sempat putus.." ucapku menatap mas rony.. namun tidak disangka respon mas rony berbeda.. mas rony menggeleng tak percaya apa yang aku katakan.. sudah dipastikan ucapanku menyakiti mas rony..

"dek, mas ngga akan ceraiin kamu.. kamu ngga bisa menikah dengan tujuan bercerai dek.. dimana pikiranmu dek.. mas ngga nyangka kamu bisa berpikiran seperti itu.. kalau tau dari awal akan begini, mas ngga akan pernah nikahin kamu.. mas bisa melanjutkan hidup berdua bersama nabila.. mas ngga nyangka dek.." ucap mas rony lirih.. sejenak kemudian mas rony meninggalkan aku yang terpatung.. aku menyadari perkataanku menyakiti mas rony.. namun aku benar - benar tidak bisa berpikir jernih mendapati pertanyaan dadakan mas rony..

Flashback Off

seminggu ini mas rony terlihat menghindariku.. jika aku dikamar, mas rony akan menghabiskan waktunya entah diruang kerjanya, ruang tv ataupun sekedar ditaman belakang.. jika aku sedang diluar barulah mas rony masuk untuk sekedar mandi dan istirahat.. waktu bersama denganku dikamaranya ketika malam saja, saat ingin tidur, karna dek bila sejak sembuh dari demamnya, selau meminta tidur bersamaku dan mas rony seperti waktu itu.. jika tidak dituruti, akan tantrum lah dia.. tidak ada percakapan dari kami selain percakapan yang berhubungan dengan dek bila.. ada rasa yang berbeda saat mas rony mengacuhkanku.. rasa tidak rela mas rony berhenti memberi sedikit perhatian padaku.. ah bukan sedikit, tapi banyak..

malam ini seperti biasanya, mas rony bersiap tidur disebelahku.. tangannya sudah tergenggam erat oleh tangan dek bila dan tangan kirinya sudah berhasil menyelinap ke dadaku yang sudah ditutup kain.. sedangkan aku memegangi botol susunya agar tidak jatuh..

"mas.." panggilku

"hmmm" ucap mas rony tetap meemjamkan mata.. astaga dinginnya..

"mas.." panggilku lagi

"hmmm" dingin lagi jawabnya..

"singkat banget ngga suka.. ish" ucapku sebel.. lagian ngapain sih mas rony kulkas dibawa bawa.. dinginnya ngga ketulungan..

"apa dek" tanyanya tetap memejamkan mata..

"buka dulu matanya mas.." ucapku sambil menggoyang goyangkan lengan mas rony..

mas rony menghela nafas panjang.. lalu membukanya perlahan menatapku tajam.. seolah bertanya 'ada apa', aku mulai gugup..

"mmm mas, dek ca mau minta maaf.. soal kemaren bahasan kita yang terakhir.." ucapku menunduk.. tidak berani menatap matanya yang dalam menatapku.. antara takut dan salting.. Ya Tuhan cacaaaa, apa yang terjadi sama kamu sih..

Salsa Untuk ShabiraKde žijí příběhy. Začni objevovat