BAB 5

664 43 0
                                    

Jam telah menunjukkan pukul 14

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jam telah menunjukkan pukul 14.00 siang, seorang gadis yang sedari pagi terbaring di atas ranjang akhirnya sadarkan diri. Ia mulai mengerjab-ngerjab matanya dan menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam penglihatannya.

Aura merasakan sesak seperti ada  yang memeluknya  kencang dan perutnya berat. Saat melihat ke perutnya yang terasa berat, terdapat tangan besar berurat yang melilit perutnya. Spontan Aura menghadap ke samping ia malah disuguhi wajah tampan milik Lucifer.

Deg.

Jantungnya mulai berdetak tak karuan karena pelukan dan lilitan tangan Lucifer di perutnya tapi sedetik kemudian ia tersadar dan berteriak.

"Akhhh! Paksu ngapain di sini!!"

Ia berteriak dengan keras dan menarik tubuhnya kasar menjauhi Lucifer, karna teriakan nya yang keras itu membuat Lucifer yang tidur disamping gadis itu terperenjat kaget dan bangun.

"Why?" Ia menatap tajam kearah gadis yang telah membangunkannya dari tidur.

"Gue kaget tau, Paksu ngapain tidur disamping gue?" Ia tetap menatap Lacifer sambil menunggu jawaban Lucifer.

Tanpa menjawab pertanyaan gadis itu, dia berjalan menuju kamar mandi.

Aura mengucek matanya melihat sekitar, ini bukan kamarnya. Reflek ia mengecek bajunya

"Aman, perasaan gue tadi kecapekan terus tidur di dekat pintu lift kok bisa di sini. Apa gue tidur sambil jalan atau di gendong paksu ya? Tapi ah udahlah."

Aura melangkahkan kakinya meninggalkan kamar itu, ia sudah melewatkan makan siang berharganya.
Berjalan ke arah dapur, Aura tidak menemukan maid perempuan di dapur. Senang tentu saja, Aura bisa bergerak secara leluasa. Tangannya mengobrak-abrik kulkas, ada makanan jadi yang tinggal dipanaskan tapi
Aura sedang ingin makan mie instan.

Apalagi di luar sedang hujan deras,sangat syahdu makan mie saat hujan.

Tidak menemukan makanan berkabohidrat tersebut, Aura lanjut membuka laci demi laci. Dan yang dicarinya akhirnya ketemu. Aura menyeru senang, tak tanggung dia mengambil 4 bungkus mie kuah pedas lalu 5 butir telur yang akan ia masak setengah matang, cabe rawit 15 biji, serta 5 iris jeruk nipis. Porsi makan kuli.

Tak membutuhkan waktu lama bagi Aura menyiapkan mie-nya dan jus alpukat. Aura membawa mie dan jus alpukatnya untuk dimakan di dekat kolam renang sambil melihat hujan. Bahkan masih dengan asap mengepul, ia mulai menikmati mie-nya dengan nikmat

 Bahkan masih dengan asap mengepul, ia mulai menikmati mie-nya dengan nikmat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Baru 15 sendok mie yang masuk ke mulutnya suara ombak air kolam renang yang bekecipuk mengalihkan atensinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Baru 15 sendok mie yang masuk ke mulutnya suara ombak air kolam renang yang bekecipuk mengalihkan atensinya. Aura sudah parno duluan, namun melihat siapa yang telah mengagetkannya, Aura tak jadi berteriak.

 Aura sudah parno duluan, namun melihat siapa yang telah mengagetkannya, Aura tak jadi berteriak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sosok Dominic dengan bertelanjang dada dan kaca mata renangnya sedang naik ke latai atas kolam. Aura baru sadar ternyata Dominic melakukan statik apnea di kolam renang. Ia menelan bulat mie-nya, tatapannya tak pernah mau lepas pada 8 roti sobek milik pria itu yang seakan memanggilnya untuk memegangnya.

Dominic berjalan ke arahnya dan berhenti tepat di depannya, sadar apa yang telah ia lakukan. Aura segera mengalihkan pandangannya.

"Hai Paksu, hujan hujan kok berenang mending makan mie bareng." Sapaan dan tawaran makan mie bareng Aura, padahal ia tidak rela harus berbagi mie-nya.

Dominic menatap tajam Aura lalu mengalihkan tatapanny ke makanan itu. Tanpa menjawab sapaan Aura ia meninggalkan kolam renang.

"Nyebelin kakak adek sama aja, pas di tanya bukannya jawab malah pergi!" Dengusan sebal Aura

Dominic yang baru beberapa langkah mendengarkan ucapan gadis itu tersenyum tipis, senyum tipis yang hanya bisa di lihat pake kaca pembesar.


Statik Apnea adalah menahan napas dan biasanya dilaksanakan di kolam renang.

Aura jangan pilek ya karena deket-deket Paksu yang dingin.
(。>﹏<。)

Gimana untuk part ini?
Suka ga interaksi Aura dengan suami kembarnya?
Kalau mau lanjut part berikutnya vote & komen ya

Rara TransmigrationWhere stories live. Discover now