[03]

129 6 1
                                    

Gaakan update kalau semisal bab ini dikit bgt yg vote nya wkwk

Viel terkejut saat mengikuti arah pergerakan tangan Queentessa. Alphine?, Jadi, ini acara keluarganya Alphine?

Viel akui Alphine begitu tampan, benar- benar sangat tampan. Alphine terlihat gagah fengan kemeja putihnya, dan setelah jas berwarna hitam. Dilihat-lihat Alphine sudah seperti pengusaha muda yang kaya raya, tidak bisa di pungkiri Alphine memang menjadi pusat perhatian para gadis sekarang.

Sejak awal pertama kali mereka bertemu pun iris Viel tidak bisa mengelak untuk tidak memusatkan perhatiannya pada Alphine. Pesona nya memang benar benar gila? Ia memang terlahir untuk menjadi pria tampan!, batin Viel.

Alphine yang merasa seseorang menunjuk kearahnya segera menoleh kesamping kanan, ia melihat ibundanya yang tersenyum manis dengan Viel yang duduk disamping sang bunda. Tatapan mereka saling bertemu, jantung Viel berdegup begitu kencang. Ia tidak suka perasaan ini, ia gugup, ia tersipu, dan lagi ia... ah sudah lah perasaannya campur aduk tidak bisa ia jelaskan.

"Viel?," Ucap Alphine dari kejauhan. Yah, walaupun Viel tidak mendengarnya Viel yakin pria itu menggumamkan namanya.

Senyuman manis itu terukir di birai Alphine, dan ia berjalan menghampiri gadis itu. Siapa sangka Viel ikut hadir di acara nya? Mereka bahkan tampak acuh tak acuh sebelumnya?

Dari kejauahan Viel memperhatikan Alphine yang perlahan lahan mendekatinya, ia meremas pakaiannya. Viel gugup, ia berusaha keras untuk menahan rasa kegugupan nya. Hanya saja, ia tidak bisa. Pesona Alphine begitu kuat.

Tak lama kemudia Alphine sampai di hadapannya, "Hai  Vi?," Alphine langsung duduk disebelah Viel setelah berucap. Queesntesa nampak senang melihat Alphine yang sepertinya telah mengenal Viel lebih dulu, "Bunda undang Viel?,"

Queentesa mengangguk, "Bunda undang keluarga Erland, tapi kepala keluarga Erland tidak bisa hadir. Tadi papah nya Viel juga sudah bilang ke bunda, hanya akan ada Viel yang datang di acara ini." Jelas Queentesa panjang lebar.

Senyuman lebar nampak terpampang di wajah Alphine sedari tadi, tidak bisa di pungkiri mood nya benar benar diatas angka 10 dari 10 sekarang. Sementara itu, Viel hanya tersenyum kikuk mendapat Alphine yang tampak senang akan kehadirannya. Dalam hatinya, Viel muak dengan pria itu. Kejadian tadi pagi tak semudah itu lenyap dari ingatannya.

"Kalau begitu bunda udah bantuin aku! aku pingin banget ngobrol langsung sm Viel," Ujar Alphine sambil menepuk nepuk pundak gadis itu.

Queentesa terkekeh geli, "Whahaha, kalian sudah saling mengenal rupanya?,"

Viel hanya menjawabnya dengan senyuman sambil menganggukan kepalanya. Viel merasa tak nyaman, ia benar benar kesal dengan si brengsek Alphine. Walaupun Viel akui malam ini Alphine tampan, tapi menurutnya Alphine sama saja Lelaki playboy!

"Eumm, maaf saya izin permisi sebentar." Saat hendak Viel bangkit, Alphine langsung mencegah pergelangan tangannya.

"Mau kemana Vi?,"

Viel memegang pergalangn tangan Alphine dengan tangannya yang bebas, ia melepaskan cengkraman Alphine pada lengannya dengan lembut. "Aku ingin memeriksa barang ku yang tertinggal di mobil, hanya sebentar."

Alphine langsung bangkit dari dudukannya, "Aku ikut ya Vi?,"

°~ALPHINE~°

Alphine mengekori Viel yang berjalan berlawanan kearah mobil nya yang terparkir, Viel malah berjalan menuju taman dan memasuki area labirin rumput. "Kau tidak jadi ke mobil mu?," Tanya Alphine.

Membuat Viel segera menghentikan langkahnya, Viel menghela nafas. Sementara, Alphine baru pertama kali mendengar Viel menghela nafasnya, ia pikir, Viel mendesah?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 05 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ALPHINEWhere stories live. Discover now