Alena terlihat sangat bahagia pagi ini, ia terus mengembangkan senyumannya sejak bangun dari tidurnya. Kejadian semalam membuatnya terus menerbitkan senyumannya.
Mengingat bagaimana ia dan Alden membuat wajah Alena memerah. Ia menatap dirinya di pantulan cermin. Bercak merah di sekitar payudaranya itu adalah tanda kepemilikan yang Alden berikan. Sialnya Alena sangat ingin mengulang kejadian di mana keduanya sama-sama saling memuaskan.
'Sabar sayang, kita akan melakukan secepatnya,' bisikan Alden sebelum ia pergi meninggalkan kamar Alena.
Tring.
Suara notifikasi handphone membuat atensi Alena teralihkan, ia melihat ke arah handphone miliknya di raihnya benda pipih itu lalu di bukannya notifikasi yang ternyata dari Alden.
My Badboy.
My Badboy: Hai, babe apa kamu sudah bangun? Bagaimana semalam? Ah aku tidak sabar untuk cepat menikah dengan mu supaya bisa melihat mu setiap pagi.
Alena terkekeh membaca pesan yang calon tunangannya itu berikan. Ternyata seorang yang terkenal sikap dingin acuh tak acuh bisa sangat romantis padanya.
Alena: Aku sudah bangun, sampai jumpa di sekolah, jangan telat datang, dan jangan lupa ikut upacra, aku akan memeriksa kelas mu nanti, jika kamu tidak ada maka bersiap menerima hukuman dari ku.
My badboy: Owh ya? Kalau begitu aku akan menunggu hukuman dari mu sayang, kalau hukumannya seperti semalam aku tidak akan menolak. 😏
Alena tidak lagi membalas, ia membiarkan saja pesan yang di kirim oleh Alden. Saat ini ia hanya ingin cepat bersiap dan sampai di sekolah tepat waktu. Hari senin ada banyak tugas untuk anak OSIS seperti dirinya.
Di tempat lain, Alden bangkit dari tempat tidurnya, ia tau Alena pasti tidak akan membalas pesan darinya. Ia sudah cukup tau kalau gadisnya itu malas meladeni dirinya.
Dari pada di ladeni dan keduanya sama-sama horny, lebih baik di akhiri.
Di raihnya handuk yang tergantung di bagian lemari walk in closed. Ia akan berendam untuk meredakan rasa pusing di kepalanya, pusing memikirkan gadisnya dan kegiatan mereka semalam yang berhasil membuat dirinya semakin tidak karuan.
"Sial, hanya mengingatnya saja membuat ku menjadi tegang," gumam Alden menghela nafas panjang.
Beberapa kali Alden menghela nafas hanya untuk menahan gairahnya yang memuncak. Cukup lama ia berusaha untuk tidak bermain dengan tangannya dan akhirnya bisa berhasil walaupun kepalanya harus terasa sakit.
Setelah ia kembali membaik, Alden dengan cepat bersiap dengan serangam sekolahnya. Jangan sampai ia terlambat, hari ini ia ingin mencuri perhatian calon istrinya kalau datang tidak telat dan dengan atribut lengkap.
Alden menatap dirinya di pantulan cermin, dasinya sengaja ia tidak pakai dengan benar karena ia ingin Alena yang membenarkan. Di semprotkannya parfum pada bagian tubuh tertentu.
Menyisir rambutnya dengan tangan, barulah ia melangkah ke luar setelah meraih jaket dan kunci motor ke sayangannya.
"Kamu tidak mau sarapan?" tanya seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah mamanya.
"Tidak Ma, Alden sudah terlambat," Ia hanya menghampiri sang mama untuk memberikan ciuman sekilas dan kembali melangkah pergi.
"Alena berangkat sama siapa, Al?" sahut sang papi membuat langkah Alden terhenti. Alden berbalik dan menatap pada kedua orang tuanya.
"Dia berangkat sendiri, hari ini banyak tugas, jadinya dia gak mau bareng Alden."
"Owh, nanti kalau pulang suruh bareng aja, ada yang mau mama kasihkan ke Alena."
YOU ARE READING
My Badboy 21++
RomanceLAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa kelas 12 yang begitu terkenal di sekolah dengan sikap super nakalnya. Seorang badboy, ketua geng mo...