DUA PULUH TUJUH

1.6K 129 53
                                    

"ssstt Bal, hubungan lo sama El udah sejauh apa?"

Iqbal dan Deo sedang berada di dalam kelas dan melaksanakan quiz mengisi soal di kertas lembaran.

Duduknya sendiri-sendiri, tapi Deo duduk di kursi yang ada di sebelah tempat Iqbal.

Iqbal tidak menggubris, membuat Deo tambah penasaran.

Deo merobek kertas kecil dan menulis,"eh congek lu sama El ada hubungan apa?"

Belum sempat kertas itu di lempar ke Iqbal, udah di ambil sama dosen yang ngejaga ruangan ini.

"Apa ini, Deo?" Dosen itu membacanya.

Deo menepuk jidat, dan Iqbal menahan tawa, dia udah denger padahal tapi pura-pura gak denger aja.

"Itu—"

"Buat siapa ini? Ha? Mau minta contekan kamu?"

"B-bukan—"

"Sekali lagi saya liat ada yang lempar-lemparan kertas begini, saya robek kertas ujian kalian." Ucap sang dosen ke seluruh mahasiswa/i yang ada di sana.

"Udah Deo, jangan ghibahin orang. Lanjutin kerjain soalnya."

"Iya pak Udin."

(๑˙❥˙๑)





































12.00

Jam makan siang sudah tiba, waktunya mengisi energi di kantin, tadinya Iqbal sama Deo doang, tapi pacarnya Iqbal sama antek-anteknya dateng.

Entahlah gabut banget kayaknya Zael sama antek-anteknya, padahal di fakultas teknik juga ada kantin.

"Bubub, mau pesen apa?"

Iqbal malu sih sebenarnya, tapi ngeliat muka El yang senyam-senyum keliatan bangga banget sekarang udah gak jomblo, jadi gak enak buat marah.

Deni mendelik, dan Deo terkejut-kejut.

"APA?! BUBUB?! LO BERDUA UDAH PACARAN?! KOK KITA GAK TAU?!" Teriak Deo dengan dramatis, mana dia doang lagi yang teriak kan jadi malu.

"Wah parah sih, kita-kita aja udah tau, masa lu gak tau si De? Padahal sahabatan udah lama." Si Abil ini bangsat juga mulutnya.

Deo udah bekuk bibirnya kebawah, menatap Iqbal dengan mata berkaca-kaca, pengen nangis ceritanya,"jadi persahabatan kita selama ini, gak ada artinya buat lu Bal?"

Iqbal menahan tawa, lucu ngeliat muka Deo yang kayak lagi naber a.k.a bahan berak.

Iqbal menggeplak pelan kepala Deo dan memeluk temannya itu,"jelek lo."

"Lu gak cerita ke gue dulu! Masa ke mereka-mereka duluan sih?!"

"Iya maaf, gak ada waktu."

El rolling eyes, mendorong tubuh Deo agar terlepas dari pelukan pacarnya,"udah deh lo gak usah cengeng, gak gua traktir."

"Mau! Mau dong! Gue mau—"

"Nanti malem, ikut aja, kita minum-minum." Ucap Alvin.

Deo berbinar binar,"hehe selamat ya atas jadiannya."

[BOYS LOVE] NEIGHBOR [END]Where stories live. Discover now