CHAPTER 1

2 1 3
                                    

ayo bantu vote + comment up to 100

happy reading
.
.
.
.

"sa, masih belum bisa lupain dia?" tanya seorang cowok yang sedari tadi memperhatikan dengan lamat sahabat sejatinya selama masa putih abu-abu itu.

dua bulan lagi, masa itu akan berakhir namun keadaan hampa itu masih kian menetap seolah betah dan enggan pergi untuk berganti dengan nuansa yg baru.

gadis itu tersenyum getir, senyum yang begitu memiliki sejuta makna dalam setiap pemunculannya.
senyum itu, dahulunya mampu memikat siapapun yang tanpa sengaja maupun dengan sengaja menatapnya, namun begitulah waktu kian berlalu kini rasanya barang siapa yang menatap senyum itu rasanya ia akan dapat seolah-olah terseret untuk terjun kedalam luka yang senyum itu tebarkan.

"Gimana gue bisa lupa ro? perasaan gue habis di dia."

"ternyata, cewek setia itu masih ada ya sa. salahnya setia itu hadir dalam bentuk yang berbeda-beda—setia itu punya ciri nya masing-masing dia hadir dalam bentuk keragaman untuk kemudian dapat menyatukan" ujar cowok itu sambil meraih rokok dalam saku seragamnya, kemudian ia menyalakan pematik dan mulai menghisap nikotin yang familiar kehadirannya di kalangan remaja itu.

di sini mereka, di atas rooftop Andromeda bersamaan dengan Surya yang hendak pamit beristirahat dari tugas hariannya.

Andromeda punya kenangan, atas dua tahun kebersamaan yang begitu menyenangkan—pertemanan, percintaan, petualangan. sangat membuat siapapun yang terseret di dalamnya seperti enggan untuk mengakhiri ceritanya.

"Gue kangen bolos bareng Lo sa." Ujar cowok itu lirih sambil mendekat dan merangkul pundak sahabat nya itu.

mereka adalah naesa dan aro, sini aku ceritakan sedikit tentang siapa mereka berdua.

rachana esa rushe, gadis bertubuh tinggi dengan kulit putih dan surai coklat yang mendominasi itu adalah bagian dari troublemaker SMA Andromeda. namun siapa sangka, di balik sosoknya yang menjadi biang onar sekolah, dirinya adalah seorang gadis yang begitu menyukai sastra.

kisahnya dalam dua tahun belakang sungguh benar-benar membuat iri siapapun yang mendengarnya.

siapa yang tidak ingin di cintai dengan hebat oleh pasangannya? siapa yang tidak ingin hidup harmonis dengan keluarganya?siapa yang tidak ingin memiliki segudang prestasi di masa sekolahnya?

semua itu ada pada naesa.

Aro, Alvaro kafta nakula—dia adalah rekan sejatinya esa, bersama gadis itu rasanya tidak lengkap jika tidak membuat onar di sekolah. Alvaro adalah bagian terpenting dalam perjalanan kisah pertemanan esa, tanpanya sejuta petualangan menakjubkan itu mustahil akan tercipta.

namun, di balik semuanya yang telah berlalu mustahil tanpa ada penantian kata akhir. semuanya yang berjalan hanya waktu yang memiliki jawaban, kamu tidak bisa mengelak pertemuan, dan kamu juga tidak bisa mengelak sebuah perpisahan.

semuanya belum berakhir, namun sepertinya sudah menjadi tak kasat mata. bersamanya hanyalah sebuah ilusi, tapi entah mengapa ilusi itu seolah-olah nyata dan aku berada tepat sebagai pemeran utamanya bersama dia.

"yeuh, baru di tinggal bentar udah mesra-mesraan, ayo buruan yang mau ikut gue ke pluto." ujar seorang cowok dengan topi yang senantiasa melekat di kepalanya. Hingga membuat sang empu yang di tuju melepaskan rangkulan hangat nya dan berbalik menatap ke arah sumber suara.

memakai topi namun terbalik, itu adalah ciri khas seorang ekal.

"jauh amat kal ke pluto" seru seorang lagi di belakangnya yang kedua tangannya penuh dengan bawaan yg akan menjadi pelengkap pertemuan mereka sore itu.

"nanggung ke mars, ke pluto kan gak di anggap sama kaya kita sekarang." ujar ekal lagi.

cowok itu terkekeh lalu segera ia mengambil posisi duduk bersila menghadap langit kota yang sudah menampakan warna jingga—moment favorite mereka semua.

"Gue gak maksa lo buat lupain dia kok sa, pesan gue cuma satu,jadiin dia pelajaran hubungan lo belum berakhir tapi dengan dia yang dengan atau tanpa sengaja ngebiarin lo feeling lonely dan ngerasa kalo hubungan kalian seolah-olah udah berakhir tanpa ada kata pisah—cukup buat Lo sadar kan gimana manusia itu sebenernya"

"manusia itu penuh tipu daya sa, termasuk kita—sebagai teman dekat lo mustahil kita gak punya kesempatan untuk gak ngecewain elo, tapi itu semua bukan karena kita gak sayang sama lo, " jeda cowok bertopi itu sambil menatap Lamat satu-satunya gadis di antara mereka berempat, "tapi karena kita manusia." sambungnya.

ekal, haikal Arkana Adhiyaksa—playboy kelas kakap pada masanya. Mustahil dalam suatu perkumpulan tidak ada sosok yang menjadi buaya tongkrongan.
kata-katanya yang begitu Manis dan memabukkan tentu mampu memikat banyak perempuan untuk menjadi sekedar mainan nya.

dan satu lagi, Raditya Aran Sadewa—cowok itu yang paling kalem dari yang lainnya, sosoknya begitu dingin dan sulit untuk di terka, ia adalah tempat contekan berjamaah pada masanya.

namun tetap saja, sosok bijaksana yang mampu mengatur anggotanya dalam berbagai keadaan itu tetap yang utama.

dia adalah seorang yang akan kita kulik kisahnya. seseorang yang abadi dalam memori, dan kini berlabuh entah dimana rimbanya.

gadis itu menatap penuh haru ketiga cowok di hadapannya, rasanya sebuah keberuntungan bisa bertemu mereka di masa ini.

" Makasih, tapi apa lo pada gak kangen momen bareng ketua lo itu?" Ujarnya pelan.

cowok dengan bagde name Alvaro kafta Nakula itu mendekat lalu merangkulnya. " Gak ada yg nggak kangen dia, kita semua kangen. dia pasti balik—demi Lo dan demi kita!" Ujarnya yakin.

"Mager gue ah bahas yg berat-berat, gue mau makan laper" ujar Aran lalu mengambil sepotong gorengan di hadapannya.

"Yeuh elu, makan Mulu ngerusak momen aja, heran" sungut ekal kesal.

"Ywa bwiarin gwue lwah—"

uhhukk

"hwaduh bwangsat kweselek" ujar cowok itu kesal.

"Makanya, kalo ngomong jangan sambil makan" ujar gadis itu ketus.

"Hah?! Makan sambil ngomong ege" balas cowok itu tak kalah ketus.

"Suka-suka lo deh, mau makan sambil ngomong, makan sambil kayang intinya lo lap dulu itu bekas minyak di bibir lo—ARANNNNNNN" teriak gadis itu.

"Lo makan belepotan anjing, kaya bocil baru netes—"

"iya-iya maap, elapin dong ceyeng" balas cowok itu mengalah sambil berbicara dengan nada centil yang di buat-buat.

HAHAHAHA

itu gelak tawa empat insan muda dibawah hamparan langit jingga.

" esa, bertahan sebentar lagi ya! jangan pergi dulu nikmati waktu senja lebih lama lagi bareng kita."
ujar salah seorang di antara mereka.

Tbc

waduh, bau-bau plotwist atau—

hmm, kira-kira siapa ya, tokoh utama yang mereka bahas?

penasaran? Ayo share cerita ini di media sosial manapun untuk dapat banyak dukungan.

dan, jangan lupa vote+comment ya!

ARSHAKAWhere stories live. Discover now