FWH 01

12 0 0
                                    

"Kierra, maaf untuk sekian kalinya. Maaf untuk luka yang aku buat lagi. Aku mohon, jangan tinggalin aku ya, Ra?"

-Arkananta Diaskara Mahatma-

🌷🌷🌷
___________________________________________

PYARR...

"Aw panas ... aduh...."

Terdengar suara langkah kaki yang berlari dari tangga menuju ke arah sumber suara.

"Kierra, ada apa sayang? mama denger bunyi pecahan dari dapur, mama kaget tau, Ra."

"Maaf ya Ma, ini tadi tanganku ga sengaja nyentuh bagian besi panci ini, terus gelas disampingku kesenggol jatuh, soalnya aku reflek jauhin tanganku dari panci." Jelas Kierra sambil menunjukkan jari telunjuknya yang lecet karena panas.

"Ya ampun Kierra, sini mama obatin," balas Namira.

"Kierra gapapa kok ma, nanti juga sembuh sendiri."

"Yasudah, pecahannya nanti biar dibersihin bi Surti kamu ke kamar gih, segera siap-siap ke sekolah, ini hari pertama kamu masuk lo, Ra." Jelas Namira kepada anak perempuannya itu.

"Oke, Ma!"

----------

Setelah selesai bersiap-siap Kierra langsung pergi ke meja makan untuk sarapan bersama dengan orang tuanya.

"Aduh cantik banget sih anak papa yang satu ini," kata Aldebaran, papa Kierra.

"Ya iya dong pa, mamanya siapa dulu coba," balas Namira.

"Ma, kalau bukan aku papanya gak mungkin Kierra tumbuh jadi perempuan cantik gini. Ya gak, Ra?" tanya Aldebaran

"Iya Pa iya, sudah-sudah ayo kita sarapan," sambung Namira.

Kierra hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan kedua orang tuanya itu. Mereka pun sarapan dengan tenang, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang berbunyi.

"Oh ya maafin papa sama mama ya nak, tidak bisa mengantar kamu ke sekolah baru. Karena papa harus hadir di acara launching bisnis baru papa di sini," kata Aldebaran, memecah keheningan di meja makan.

"Iya Pa, Kierra ngerti kok. Lagian Kierra sudah besar, jadi Papa sama Mama tidak perlu khawatir ya," balas Kierra.

"Nanti kamu langsung ke ruang guru ya. Mama tadi sudah menghubungi bu Ratna, wali kelas baru kamu," sambung Namira.

"Iya ma, siap."

----------

Laju mobil berwarna putih milik papa Kierra sudah berada di jalan raya dan siap mengantarkannya menuju sekolah. Hanya butuh waktu 15 menit, Kierra sudah sampai di sekolah barunya.

"Kierra masuk ke kelas dulu ya Pak, nanti kalau sudah jam pulang, Kierra telfon." Jelas Kierra pada supir pribadi orang tuanya itu.

"Iya Mbak, semoga nyaman ya Mbak di sekolah barunya," jawab Pak Tono.

"Yasudah Pak Kierra turun ya, Assalamualaikum."

"Wa'alakumus salaam, hati-hati Mbak."

Kierra melangkahkan kakinya menuju gerbang SMA Bhintara Raya, sekolah barunya di Jakarta. Terlihat banyak siswa-siswi yang sudah datang dan masuk menuju kelasnya masing-masing.

"Gede juga ya sekolanya ... duh ruang guru dimana ya?" Batin Kierra.

Kierra terus berjalan kesana kemari seperti orang kebingungan. SMA ini sangat luas dan besar jadi wajar seorang Kierra bingung mencari ruangan guru, terlebih lagi dia adalah siswi baru di sini. Mata Kierra berbinar setelah akhirnya menemukan ruangan bertuliskan Teacher's Room. Dengan sopan Kierra mengetuk pintu ruangan itu, dan masuk.

Farewell With Happiness Where stories live. Discover now