35. Alora's House

5.3K 563 52
                                    

HALO!!!!

SEPERTI BIASA SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DULU!!!!
.
.
.
.
Happy reading❤️

•••••

Valter benar-benar mewujudkan ucapannya. Pria itu tak main-main dengan ajakannya untuk menikahi Alora. Tekad yang dia miliki dapat terbuktikan dengan kedatangannya pada kediaman keluarga Alora yang berada di kota terpencil bernama Harpers Ferry. Dia turut membawa 5 koper besar berisi uang tunai sebagai mahar yang akan dia berikan pada gadisnya.

Mobil yang ditumpangi Valter berhenti tepat di depan rumah yang terbilang cukup kecil, tapi tetap terlihat nyaman dengan halamannya yang dipenuhi bunga-bunga indah. Rumput hijau yang menghiasi halaman rumah Alora terasa menyejukkan mata. Kediaman Alora tampak bersih dan asri. Meski tak seluas rumah miliknya, akan tetapi Valter terpukau dengan tatanannya yang begitu rapi.

Alora membuka pintu pagar yang hanya setinggi pinggang. Dia mempersilahkan Valter dan Robert untuk masuk. Namun belum juga Robert menginjak kaki di halaman rumahnya, Valter lebih dulu mengangkat tangan kirinya hingga membuat langkah pria itu terhenti.

"Kau cari saja penginapan di sekitar sini!"

Perintah Valter yang terdengar tegas meruntuhkan niat Robert untuk ikut masuk ke dalam rumah Alora. Dia dengan patuh mulai memundurkan tubuh lalu memberi kode agar orang-orang berjas hitam di sekitarnya mengikuti langkahnya.

"Mereka —"

"Mereka akan menemukan penginapan di sekitar sini, Little Mouse," balas Valter sembari merengkuh pinggang Alora. "Kau tidak perlu khawatir, hanya aku satu-satunya pria yang boleh masuk ke dalam rumahmu ini," lanjutnya sembari menyematkan kecupan hangat pada bibir gadisnya.

Setelah itu, mereka pun mulai masuk semakin dalam. Jantung Alora bertalu keras, ciuman Valter menghadirkan ribuan kupu-kupu yang terasa memenuhi perutnya, terasa geli namun menyenangkan.

Sesampainya di dalam rumah Alora, suasana sunyi menyambut mereka. Alora kembali menutup pintunya seperti sedia kala, dia berjalan terlebih dulu dan Valter mengikutinya dari belakang.

Pandangan pria itu mengedar, menatap ke segala arah penjuru ruangan.

"Silahkan duduk, Valter."

Valter menurut, matanya tak bisa lepas dari sebuah foto berukuran sedang yang menampakkan sepasang keluarga tengah tersenyum menghadap kamera. Tanpa bertanya pun dia tahu jikalau orang-orang yang berada dalam foto itu adalah keluarga gadisnya.

Senyum tipis terpatri pada wajahnya kala menyadari betapa menggemaskannya Alora semasa kecil. Kedua gigi depan gadisnya menghilang dalam foto tersebut, Alora ompong tapi tetap menggemaskan.

"Maaf di rumahku hanya ada air putih saja."

Valter mengalihkan pandangan kala sebuah gelas tersaji di depannya. Alora tampak lesu, dan dirinya tidak suka itu. "Tidak apa-apa, aku suka air putih."

Alora tertawa kecil, jawaban yang Valter berikan terdengar menggelikan. Jelas dia tahu air putih yang Valter suka adalah air putih yang memiliki harga fantastis di setiap liternya. Bukan air putih seperti yang dia suguhkan.

"Kau tidak percaya? Aku menyukainya," Valter mengambil gelas itu lalu menegaknya hingga tandas guna membuktikan ucapannya. Namun sedetik kemudian alisnya berkerut pelan kala menyadari bahwa air yang tengah dia minum terasa berbeda dengan biasanya.

SEÑOR V [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang