CHAPTER 8 : THE SPIRIT'S

30 2 0
                                    

BAGIAN 8 : SANG ARWAH

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BAGIAN 8 : SANG ARWAH

🔸🔸🔸



Flashback...

"Buku ini bukan saja bisa membuat memanggil arwah, tetapi bisa juga memberi mu kekuatan, dan bisa membuat kemampuan yang kamu miliki bisa membuatmu menjadi lebih kuat."

Di kamar asrama milik Liam dan Zane, sangat sunyi karena tidak ada suara musik yang di hasilkan oleh Liam, dan jika kalian bertanya tentang Liam. Pria itu ia sedang pergi bersama Claire di pasar malam.

Hanya Zane yang berada di kamar asrama itu, dan kalian tahu ia sedang apa? Ya Zane sedang menabur garam dan mulai membentuk lingkaran, lalu di tengahnya Zane membentuk sebuah gambar bintang. Pasti kalian tidak asing dengan gambar itu.

Zane menggambar sebuah bintang satanis, untuk melakukan pemanggilan arwah yang pernah ia ceritakan sebelumnya yaitu arwah anak korban dari sang sekte tersebut.

Setelah menggambar pentagram itu, ia mengambil lilin dan meletakkannya di setiap sudut-sudut runcing gambar bintang itu. Lalu setelah melalukan itu ia pun mulai duduk, dan mulai menutup matanya sambil merapalkan sebuah mantra pemanggilan arwah.

Di saat ia sedang membaca mantra seseorang membuka pintu dan itu membuat angin masuk dan seketika lilin semua padam karena hembusan angin yang lumayan kencang.

Ceklek...

Zane pun menoleh siapa yang berani membuka pintu tersebut di saat ia sudah ingin memulai pemanggilan arwah. Terlihat ada dua seseorang yang menatapnya, ternyata mereka berdua adalah Boris dan Keanu yang membuka pintu kamar Liam dan Zane.

Zane yang melihat kedua pria itu menatapnya dengan aneh, dengan cepat memperbaiki pakaiannya lalu mulai berdiri bangkit dari duduknya.

"Kalian kenapa masuk kemari?" tanya Zane dengan wajah dinginnya.

"Eh, kami mencari Liam di mana dia-" perkataan Boris terhenti lalu menganga karena melihat sebuah lantai yang bergambar pentagram. "Wow, apa ini pentagram. Kamu menggambarnya ya?" lanjut Boris setelah menghentikan perkataannya sedari tadi.

Zane menatap sebentar pentagram itu lalu menjawab. "Iya aku menggambarnya, aku tadi ingin mencoba memanggil arwah. Tapi kalian berdua menganggu ku." ucap Zane sembari mengambil semua lilin itu dan memasukkan benda itu ke laci meja belajar.

"Sorry Zane." ucap Keanu sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal di ikuti dengan Boris juga.

Zane pun menoleh sambil menepuk bajunya yang masih berdebu. "Tidak apa-apa, lagipula aku sudah tidak mood. Aku akan melakukannya nanti jika sudah lebih sepi." ucapnya sembari memiringkan kepalanya.

"Bisa kami membantu mu? Jika kami tidak merepotkan, ini sebagai tanda permintaan maaf karena telah mengganggu ritual mu." tanya Boris.

Zane menggeleng. "Tidak perlu bisa ku lakukan sendiri, lagi pula jika kalian ikut. Ini akan menyangkut kematian yang akan terjadi pada kalian. Dan jiwa raga kalian akan terbawa juga." lanjutnya menjelaskan tentang ritual pemanggilan arwah.

Mereka yang mendengar penjelasan dari Zane seketika menelan ludah mereka masing-masing. Sungguh Zane sangat berbahaya ia melakukan ini demi menyelamatkan kota Vermonion dengan bersuka cita mengorbankan apapun, bahkan dengan nyawa Zane sendiri.

Namun mereka tetap kekeuh ingin membantu Zane, karena ia tak ingin Zane sendiri melakukannya. Awalnya Zane sempat tidak setuju dengan ucapan Boris dan Keanu, tapi beberapa saat ia pun mulai setuju dan mengizinkannya untuk membantunya.

Setelah Zane menyalakan beberapa lilin tersebut, ia pun menyuruh kedua pria itu untuk duduk.

"Sekarang kita berpegangan tangan, dan ingat jangan lepaskan di saat akan ada sesuatu yang terjadi." ucap Zane memperingatkan pada kedua pria itu.

"Memangnya apa yang akan terjadi, jika kita melepaskan ikatan tangan kita bertiga?" tanya Boris yang tidak paham.

Zane pun melirik ke arah Boris dan menjawab. "Jika kita atau salah satunya melepaskan tangan dari teman kita, maka kalian akan di datangi kesialan atau bahkan Kema-tian." lanjutnya sembari menekankan kata Kematian.

Pada saat mereka baru saja ingin memulai ritual, tiba-tiba seseorang membuka pintu kembali.

Ceklek...

Mereka bertiga pun menoleh dan siapa yang membuka kembali pintu tersebut dan ternyata yang membukanya adalah Liam. Ya ia bersama dengan Claire, mereka sudah cukup puas bermain di pasar malam dan memutuskan untuk kembali ke asrama. Pada saat mereka berdua mencari di mana Keanu, Boris, dan Zane. Liam dan Claire tidak menemukan siapa-siapa.

Lalu mereka pun berinsiatif mencari mereka bertiga di kamar asrama mereka masing-masing. Namun nihil tidak ada siapa-siapa. Liam pun berpikir dengan keras dan mencoba untuk mencari mereka untuk terakhir kalinya di kamar asramanya dan Zane.

Dan tadaa, mereka berdua berhasil mencari keberadaan Keanu dan Boris. Rupanya mereka sedang bersama dengan Zane, bisa di lihat jelas bahwa mereka bertiga sedang berpegangan tangan dan tampak seperti ingin menjalankan ritual, pikir Liam.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Claire dengan penuh kepo.

Keanu pun menjawab. "Zane ingin memanggil seorang arwah bernama Michelle, untuk ia ketahui siapa orang yang membunuh gadis kecil tersebut." ucap Keanu menjelaskan panjang lebar.

"Wow sepertinya seru apa kami boleh ikut? Ayo Liam kita ikutan juga." Claire menarik-narik tangan Liam untuk ikut melakukannya juga.

Baru saja Keanu ingin membuka suaranya, namun ucapannya terpotong oleh Zane.

"Kalian boleh ikut. Tapi ingat-

Zane pun mendekati Liam lalu membisikkan sesuatu ke telinga pria itu.

"Nyawa kalian taruhannya." bisikan tersebut membuat bulu kuduk Liam terasa berdiri dan membuatnya takut.

Setelah Zane melakukan itu, pria itu hanya kembali tersenyum sinis di hadapan Liam.

"Jadi. Apa kalian tetap mau ikut, atau tidak?" tanya Zane sekali lagi untuk memberikan mereka berempat peringatan. Karena pemanggilan arwah ini bukanlah mainan yang bisa di permainkan atau di mainkan, melainkan mendatangkan marabahaya.

Pada saat bersamaan, mereka pun hanya mengangguk dan tetap kekeuh untuk ikut melakukan pemanggilan arwah. Zane yang melihat keantusiasan keempat teman-temannya hanya bisa menghela nafas. Padahal ia sangat ingin melakukan ritual ini sendirian.

Sebenarnya bisa saja ia melarang mereka untuk ikut. Namun yang ada malah ia yang akan di ceramahi oleh teman-teman yang menurutnya menyebalkan itu.

ZANE [ON GOING]Where stories live. Discover now