Lembar 109 - Doa Para Pendekar

213 28 7
                                    

Ayolah, aku pengen cerita ini cepat tamat. Apa gak bisa dibikin aja negeri mereka tiba-tiba dilanda gempa dan tsunami hebat hingga meluluhlantakkan negeri dan memusnahkan semua orang? 😅😅
----

Empat hari kemudian Dewi Ular dengan hati kecut telah memutuskan kabur sekaligus memisahkan diri dari kelompok Maharaja Iblis Wisnu. Tak ada pilihan lain selain berkhianat terhadap Wisnu. Seandainya pun dia kembali dan memohon ampun rasanya tidak mungkin. Mustahil Wisnu akan mengampuni dirinya, malah bisa-bisa nyawanya melayang. Dewi Ular terus berjalan melintasi jalan setapak yang terpencil di tengah lebatnya hutan belantara. Tiba-tiba dia teringat terhadap Datuk Segala Sesat.

"Ah, bodoh amat dengan Datuk Segala Sesat, urusanku dengannya sudah selesai. Aku tak membutuhkannya lagi. Walau harus kuakui si Datuk bisa memuaskan birahiku, namun aku masih bisa cari penggantinya di luar sana. Yang paling penting aku sudah mendapatkan secuil kesaktian yang dahsyat dari persetubuhan ku dengan Wisnu. Datuk Segala Sesat, kali ini aku lebih beruntung darimu" kemudian Dewi Ular tertawa cekikikan.

Namun tawa perempuan ini lenyap karena tiba-tiba kakinya menginjak sesuatu. Firasat kependekarannya yakin bahwa yang diinjaknya barusan adalah pemicu perangkap. Benar saja, dari arah bawah kakinya mendadak daun-daun tersibak, sementara itu sebidang jaring perangkap naik keatas siap membungkus dan menggantungnya.

Jika yang dijerat manusia biasa pasti jebakan itu berhasil. Namun ini Dewi Ular, tokoh jahat kelas satu yang sudah malang melintang di dunia persilatan. Dewi Ular tidak unjukkan sikap panik sedikitpun, dengan enteng namun cepat dia melesat ke udara melebih kecepatan jaring yang ingin membungkusnya, ketika jaraknya dengan jaring cukup jauh, Dewi Ular berjungkir balik dan menghantam ke bawah, dua sinar hijau berkiblat menghantam jeratan jaring itu hingga hancur cerai berai. Lalu sambil melayang turun Dewi Ular bicara membentak.

"Manusia mana yang cari penyakit berani berurusan dengan Dewi Ular?" Insting Dewi Ular yang tajam telah dapat merasakan beberapa detak jantung yang tengah bersembunyi berdekatan, ada lima orang. Dewi Ular tahu itu bahkan sudah mengetahui dimana keberadaan mereka bersembunyi.

"Lekas keluar! Jangan sampai Dewimu ini menjatuhkan tangan kasar. Aku akan hitung sampai tiga!" Dewi Ular mulai menghitung, setelah mencapai angka tiga, para penyerang yang bersembunyi belum mau unjukkan diri. Maka geramlah Dewi Ular.

Perempuan sakti ini hentakkan kakinya ke tanah, dia kerahkan jurus kesaktiannya yang dipadukan dengan tenaga dalam kekuatan yang didapatkannya dari Wisnu, hingga menciptakan jurus baru yakni "Sebumi Ular Selangit Tuba"

Bumi bergetar, kelima orang yang bersembunyi seketika berteriak ketakutan tatkala dari tanah yang mereka injak berkeluaran ular-ular sebegitu banyaknya hingga sekejapan saja tubuh mereka telah diselimuti ular hingga gembung. Dari arah atas berjatuhan secara aneh cucuran cairan, yang begitu mengenai kulit kepala mereka rasanya begitu panas dan membuat saraf mereka lemas.

Dewi Ular keluarkan suara mendesis, ular-ular yang membelit kelima orang itu menyeret para tawanan ke hadapan Dewi Ular.

"Siapa kalian?" Bentak Dewi Ular.

"Kami murid Eyang Lidah Ireng, dukun sakti yang kau bunuh. Kami ingin balas dendam!" Jawab seorang dari lima lelaki itu.

Mendengar perkataan itu Dewi Ular malah tertawa menghina.
"Guru kalian saja mampus, apalagi cecurut seperti kalian! Memangnya kalian mengandalkan apa berani menantang Dewi Ular?"

"Jahanam! Kau klewat merendahkan guru kami!" Bentak seorang pemuda.

Dewi Ular kalap, dia tendang kepala lelaki yang barusan bicara hingga remuk dan nyawanya lepas.
"Anak-anak! Makan bangkai orang itu sampai tidak bersisa"

CINTA DAN PEDANG ( DARAH CINTA TERLARANG) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang