☠️ Kenzolia🚩

5.2K 301 1.1K
                                    

[bab ini khusus komen tiap paragraf aja yah]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[bab ini khusus komen tiap paragraf aja yah]

[ga ngira banget udahh menembuskan target secepat itu🥺]

typo nanti kita kita revisi wkwk



Sabtu,

Zilvi duduk mendekatkan diri disebelah Lilia, membawakan es cream Cornetto kesukaan mereka, membukakan salah satunya untuk sahabatnya itu.

"Lo habis dari mana?"

Melihat penampilan Zilvi yang agak kacau serta telapak tangannya yang sedikit lecet, Lilia jadi curiga.

"Lo gak habis manjat tembok, kan?"

Zilvi menampakkan cengirannya. Satu ekspresi diwajahnya cukup untuk menjawab kecurigaan Lilia, benar saja tebakkannya, gadis itu habis manjat tembok.

"Yeee, dasar!"

Lilia menjilati es cream miliknya, sesekali matanya memperhatikan kelapangan basket dimana kakak kelasnya sedang latihan. Kenzo, dia beberapa kali memasukkan bola kedalam backstop, melirik Lilia tebar pesona tiap kali kemenangan berpihak padanya.

"Shooting kak Kenzo emang terbaik, ya, Lia?"

Zilvi pun mengakui hal itu. Melihat cowok ganteng berkulit putih mengenakan seragam basket bewarna hitam, headband dikepala, lengkap dengan nama dipunggung bajunya, seketika mengkilat kala tubuh itu dibasahi keringat.

Adapun Atlas, Zilvi terus memandanginya dengan tatapan binar, dimana terkadang, cowok itu juga tak kalah mempesona dari penampilan Kenzo.

Ramai, para siswa berdiri memberikan semangat, merelakan suara mereka habis hanya demi menyemangati pujaan hati mereka.

"KENZO!!!"

"ATLAS!!"

"ZEYDEN!!!"

Berulangkali ketiga nama itu selalu diteriakkan oleh para siswa. Lilia rasanya kesal mendengar kebanyakan dari mereka menyebut nama Kenzo, sedangkan dirinya, sebagai pacar Kenzo, tidak seheboh mereka. Gadis itu menjilati es creamnya kemudian melemparnya ketanah, dia bersedekap menatap Kenzo dengan nanarnya.

"Tebar pesona aja terus!"

••••||••••||••••

Lilia melangkah ke halaman samping rumah, melepas handuknya kemudian melompat kedalam kolam renangnya. Meskipun jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, nyatanya Lilia tidak merasakan dingin yang luar biasa, justru tubuhnya segar setelah membenamkan diri didalam air jernih tersebut.

Lilia menyentuh keramik itu mengambil handphonenya yang berdering di dekat sana.

Zilvi is calling you...

KENZOLIAWhere stories live. Discover now