bab 23

48 7 10
                                    

Happy reading
-
-
-
-
-
-
Maaf beberapa bulan sempat Hiatus ada beberapa alasan sehingga memutuskan untuk tidak melanjutkan cerita ini tapi tenang saja diusahakan insya Alloh cerita ini tamat ya

______________________________________________________

Dinda dan Dirga akhirnya memutuskan menyudahi acara liburan mereka karena pekerja dan jadwal kampus Dinda harus membuat mereka kembali tidak lupa desakan dari Mikail yang tidak rela putrinya terlalu lama berdekatan dengan Dirga tanpa ada yang mengawasi dari pihaknya, ingatlah kalau dirinya terpaksa menyetujui pernikahan bodoh itu, andai ada jalan lain mungkin dia akan memilih jalan lain.

Mikail sekeluarga sedang menunggu putri kesayangannya di bandara berharap selama di sana Dirga tidak mengambil kesempatan. Beberapa menit, Dinda muncul bersama Dirga yang membawa koper. Dinda yang melihat keluarganya langsung berlari memeluk sang ayah dibalas dengan begitu erat seolah telah terpisah lama padahal mereka hanya berpisah 5 hari.

“Apakah semuanya baik-baik saja di sana?” tanya Mikail.

“Baik, om Dirga menjagaku begitu baik dan menuruti semua keinginanku.” Dinda begitu antusias menceritakan semuanya.

Dirga menatap dengan tatapan sombong seolah mengatakan bahwa dirinya berhasil membahagiakan istrinya membuat tangan Rizal gatal ingin menembaknya. Namun, sebelum hawa semakin memanas Ayu langsung mengajak semuanya pulang dirinya tidak ingin menjadi tontonan orang-orang yang berada di bandara.

***

Belahan bumi lain sudah ada seseorang dengan keyakinan mantap untuk kembali setelah sekian lama menghilang membawa rahasia besar dalam hidupnya, selama ini dirinya depresi setiap malam kejadian itu menjadi mimpi buruk baginya.

“Ayo kita kembali sepertinya sudah waktunya semuanya diperjelas,” ucap Orang itu.

“Yakin?” tanya Seseorang lagi.

Orang itu langsung tersenyum dan mengangguk membereskan semua barang-barangnya, untuk meninggal kediaman yang menjadi saksi di mana dirinya melewati traumanya, serta menyakini hatinya kalau semuanya akan baik-baik saja seiring berjalannya waktu.

***

Dirga kesal bukan main apalagi saat dilarang menginap di kediaman Wijaya, lalu apa gunanya dirinya menikah jika tinggal terpisah dengan sang istri? Andai dirinya tidak terikat perjanjian mungkin Dirga sudah menghancurkan kediaman itu.

Di kamar Dirga berusaha menenangkan emosinya dengan cara berkerja tiba-tiba Dewi datang membawah sarapan sedari tadi anaknya belum makan sehabis di paksa pulang dan tinggal terpisah bersama Dinda. Dewi juga tahu, kalau Dirga begitu kecewakan dengan keputusan hal itu akan tetapi, jika Dirga menginap kemungkinan besar Dinda akan tahu tentang pernikahan mereka.

“Makan dulu, Sayang.” Dewi meletakan nampang berisi makanan di atas meja.

Dirga hanya menatap sekilas makanan itu dan melanjutkan memeriksa laporan tanpa berniat memakannya. Dewi menghembus nafas pelan melihat betapa keras kepalanya sang anak. Padahal diperjalanan pulang dia dan Robert sudah menjelaskan alasan mereka melarang dirinya menginap di sana.

“Dimakan dong sarapan jangan seperti anak kecil, masih ada besok untuk berkunjung ke sana.” Dewi duduk di samping sang anak sesekali mengelus tangan Dirga berharap dia luluh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Milik CEO Tua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang