17. Celaka

237 30 2
                                    

"Nenek apa kabar?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nenek apa kabar?"

Cherry tersenyum dengan sangat lembut. Di depannya sudah ada nenek Ode yang juga balik untuk memberikannya senyuman. "Nenek baik."

"Obatnya gak lupa diminum, kan, Nek?"

"Iya. Nenek selalu minum rutin."

Nenek memandang wajah Cherry dengan seksama. Rasa rindu perlahan masuk ke dalam relung hati yang paling dalam. Rasa rindu pada sosok cucu yang sudah lama berpulang ke pangkuan semesta. Andai Ode masih ada, pasti saat ini sudah seperti Cherry. Nenek sungguh merindukan senyum ceria Ode.

"Nenek makan, ya. Tadi Cherry udah bawain ini dari rumah. Ada buah, nasi, roti, sama air mineral."

"Terimakasih, ya. Terimakasih karena sudah peduli sama Nenek."

Cherry menggenggam tangan keriput beliau, "Cherry bakal selalu perhatian sama Nenek. Kan, Cherry udah nganggep Nenek kayak Nenek Cherry sendiri. Jangan merasa gak enak terus sama Cherry."

Dari sekian banyaknya teman Ode, yang sering mengunjunginya di sini adalah Cherry. Jika nenek ditanya, siapa teman baik Ode, pasti yang tercetus langsung di kepala sang nenek adalah Cherry. 

Berbicara soal teman, nenek jadi mengingat satu hal, tentang kejadian yang setengah jam lalu terjadi di rumah ini.

"Tadi ada anak seusia kamu datang ke sini, nyariin Ode."

Pernyataan yang terkesan tiba-tiba itu membuat Cherry terkejut. "Temen? Temen yang mana, Nek?"

"Katanya temen SMP. Anak cowok."

Kalau teman SMP, paling tidak Cherry mengetahuinya juga. Pasalnya mereka dari SMP yang sama. Itulah yang menjadi alasan mengapa nenek lebih akrab dengan Cherry dibanding dengan teman Ode yang lain, seperti Gracia, Helva, Jullian dan Jeanno.

"Nenek tau namanya?"

Sayangnya ingatan nenek yang sudah lanjut usia membuat wanita itu menggelengkan kepalanya. Nenek sama sekali tidak ingat atau bisa saja nenek lupa menanyai siapa nama pemuda tersebut.

"Kalau ciri-cirinya Nenek masih ingat?"

"Anaknya tinggi, hidungnya mancung, putih, rambutnya rapi sama..." Nenek mencoba mengingat-ingat kembali. "Sama punya tanda lahir di punggung tangannya."

Seingat Cherry, teman SMP yang memiliki tanda lahir di punggung tangannya sama sekali tidak ada. Dan selama Cherry mengenal Ode pun, perempuan itu tidak pernah memperkenalkannya dengan seseorang yang memiliki tanda lahir di punggung tangan.

Ahh, atau mungkin itu hanya teman lama Ode yang memang Cherry tidak kenal. Toh, tidak semua tentang Ode, Cherry mengetahuinya.

"Cherry kayaknya emang gak tau deh, Nek, dia siapa. Paling temen lama Ode."

"Tapi Nenek gak pernah lihat dia sebelumnya. Dia juga gak tau kalau Ode sudah gak ada."

Ini aneh, menurut Cherry.

Nightmare 🌒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang