Nathan yang menyembunyikan identitas sebagai pemimpin gangster dari istrinya..
"tapi aneh. hanya kepalanya yang tersisa, lalu dimana badannya? siapa yang membunuhnya? apa ini kebetulan atau karma? aku penasaran" ujar Zella, istri Nathan yang bingun...
Keesokan paginya, matahari bersinar melalui jendela villa. Para perempuan itu bangun lebih pagi dan menyiapkan sarapan. Aroma pancake dan bacon tercium di udara, memenuhi udara dengan aroma yang nikmat.
Semua orang menyapa Zela kembali sambil terus menyiapkan makanan. Suasana hati mereka semua sedang baik pagi ini, kecuali Zonan, yang masih terlihat seperti biasanya yang terlihat jutek. Dia duduk di meja, lengannya disilangkan dan ekspresinya tegas.
"Good morning all" Sapa Zela.
Zela meletakkan beberapa cangkir kopi di tengah-tengah meja makan dan untuk dirinya sendiri, namun ada 1 gelas yang berisi jus stroberi.
Orang-orang itu terkekeh saat melihatnya dengan gembira menikmati makanan dan secangkir kopi.
"Sepertinya suasana hati seseorang sedang bagus pagi ini." Suara serak khas baru bangun tidur itu berasal dari Andrean
"Yap, tidak ada yang lebih baik daripada secangkir kopi panas dan pancake untuk mengawali hari." Imbuh Ryan dengan ekspresi yang teduh, membuat siapapun betah menatapnya.
"Silakan duduk, ayo nikmati sarapan kalian." Zela pun menarik kursi untuk dirinya sendiri dan duduk dengan nyaman.
Semua orang tersenyum ketika mereka duduk di meja dan mulai mengisi piring mereka dengan makanan.
"Thank you, Maulie.” Matthias, tunangan Riza.
Sementara itu, Zonan masih duduk di samping Jayden, matanya terpaku pada Zela.
"Zonan? Kamu tidak suka kopi kan? Aku buatkan jus stroberi." Semua orang mendapatkan segelas seduhan kopi buatan Zela, hanya Zonan yang mendapat segelas jus stroberi disana.
Tatapan Zonan sedikit melebar mendengar perhatian kecil yang Zela perlihatkan. Dia sedikit terkejut karena Zela ingat kesukaannya terhadap jus stroberi daripada kopi.
Dia segera mendapatkan kembali ketenangannya dan menggerutu, "Iya, terserah. Jus stroberi boleh."
Groups yang terdiri 10 orang sekarang tengah menikmati waktu sarapan mereka. Terjadi keheningan yang nyaman saat mereka semua menikmati makanan bersama.
Zonan adalah satu-satunya yang tampak tidak tertarik dengan sarapan, tapi matanya sesekali tertuju ke arah Zela saat dia perlahan menyesap jus stroberinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
▨●○●○●○●○▨
3. Outbound
Cerita yang dipromosikan
Kamu akan menyukai ini
• Balloon Tower Challenge
Setelah selesai sarapan, mereka sepakat untuk menghabiskan sisa hari itu dengan melakukan aktivitas.
Beberapa dari mereka ingin mendaki, sementara ada yang lain lebih suka berenang dan melakukan aktivitas air.
“Bagaimana jika kita bermain 'Balloon Tower Challenge' ?” Zela yang tadinya duduk di selah Riza sambil bersedekap dada tiba-tiba muncul sebuah ide di otaknya.
Orang-orang bersemangat dengan saran yang Zela sampaikan, tertarik dengan ide tersebut.
Zonan terus menggerutu, tapi yang lain dengan semangat mengobrol tentang tantangan itu.
"Kedengarannya menyenangkan! Aku ikut" Andrean.
"Ya, sertakan aku juga!" Jayden.
"Tentu, saya siap." Matthias.
"Apa kalian tahu cara memainkannya?" Tanya Zela.
Semua orang saling memandang dan mengangkat bahu. Sepertinya tidak ada satupun dari mereka yang pernah memainkannya sebelumnya.
"Eh, bukankah itu hanya memukul balon dengan mata tertutup atau semacamnya?" Tanya balik Jayden.
"Kita bagi menjadi tim kecil dan diberikan balon serta lem. Tugas nya adalah membangun menara tertinggi menggunakan balon dan lem. Permainan ini membutuhkan kreativitas, komunikasi, dan kerja sama dalam mencapai tujuan." Terang Zela.
Orang-orang mendengarkan dengan penuh perhatian saat Zela menjelaskan aturan permainannya. Mereka semua tampak bersemangat untuk bermain dan sudah mulai menyusun strategi di kepala mereka.
"Kedengarannya cukup sederhana. Kita mungkin bisa melakukannya dengan mudah." Ryan
"Ya, selama kita bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik, kita bisa memenangkan ini." Matthias.
"Siapa yang setuju?" Ajak Zela.
Semua orang mengangguk dan menyuarakan persetujuan mereka.
"Aku ikut." Jayden.
"Aku." Matthias.
"Pasti." Andrean.
Zonan tidak mengatakan apa-apa, tapi dia mengangguk kecil, menandakan bahwa dia juga ikut serta.
Kini Zela memandang teman-temannya yang perempuan, "bagaimana?"
Gadis-gadis itu saling melirik dan mengangguk.
"Tentu, kami juga siap." Sarah
“Iya, ayo kita lakukan ini.” Riza
"Kedengarannya sangat menyenangkan." Mellisa
Tamara sama seperti Zonan yang hanya mengangguk setuju.
Semua para gadis juga bersemangat untuk bermain, dan mereka sudah mendiskusikan strategi di antara mereka sendiri.
• Spider Web
Saat permainan berlanjut, mereka memutuskan untuk mengganti permainan dan mencoba sesuatu yang baru.
Mereka memutuskan untuk mencoba permainan Spider Web. Mereka semua berdiri dalam lingkaran besar dan masing-masing diberi seutas tali.
Anggota tim melihat jaring laba-laba dan mulai mendiskusikan rencana tindakan mereka. Mereka semua bertekad untuk mencapai ujung yang lain tanpa menyentuh jaring.
"Oke, siapa yang berangkat duluan?" Angkat suara Jayden sambil bersedekap dada.
"Mungkin orang yang paling bersinar harus pergi duluan." Andrean.