Prang!
"SIAPA ITU?!"
Terdengar barang terjatuh dari ruangan belakang rumah mereka. Dan dari suara barang itu, seperti piring yang terpecah.
"Itu s-siapa mas...?" Tanya Hana mulai ketakutan, seraya menggenggam lengan milik Adam dengan sangat erat.
"Mas juga gatau dek... tapi pokoknya adek jangan kemana-mana yaa? tetap di samping mas terus okey??"
Hana mengangguk paham. Sedikit demi sedikit mulai berjalan mengarah ruangan belakang.
Prang!
Prang!
Prang!
Suara pecahan itu kembali muncul, dan kali ini menjadi banyak suara pecahan itu.
"Mass..." pegangan Hana semakin erat, dan tubuh Hana mulai bergetar.
"SIAPA KALIAN?!! JANGAN MAIN-MAIN YA!" tegas Adam dengan suara beratnya.
"Dek cepat kamu, telpon polisi sekarang. Untuk berjaga-jaga, ini sudah gak bener." bisik Adam kepada Hana. Dibalas anggukan kepala oleh Hana. Hana langsung memencet nomor telepon polisi dengan cepat.
Tidak hanya polisi, hana juga menelpon ambulan. Karena tidak tahu mengapa perasaan Hana tidak enak.
Bruk!
Prang!
Suara itu semakin sering terdengar, suara itu berasal dari ruangan belakang rumah mereka. Adam mendekati pintu ruangan itu, dengan perlahan. Sedangkan Hana setia di belakang Adam.
BRAK!!
Adam membuka Pintu ruangan itu dengan paksa. Tetapi disana tidak ada seseorang satu pun. Membuat Adam dan Hana terheran-heran.
Adam terbingung "Kok tidak ada siapa-siapa de-"
"MASSS!!!"
Prang!
Ucapan Adam terpotong dengan jatuhnya alat canggih milik Hana, dan jeritan Hana yang kencang dari belakang dirinya. Adam menoleh dengan cepat. "ADEK...!!!"
"Mas tolong mas..." ujar Hana dengan mata yang berkaca-kaca.
"Jangan mendekat jika, tidak ingin istrimu dalam bahaya!!" ancam sosok itu, seraya menodongkan pisau di dekat leher Hana, dan mencengkram tangan Hana ke belakang dengan erat.
Sosok itu, tidak terlihat wajahnya. wajahnya tertutupi oleh topeng yang di pakainya.
Ancaman itu berhasil membuat Adam, terdiam sejenak. "Siapa kau? kau mau apa? kau ingin uang? saya akan berikan. Tapi tolong lepaskan istri saya..." ujuk Adam.
"Uang? hahaha...! aku tidak butuh uang!! aku hanya ingin istri kau mati." sadis sosok itu, kembali mengencangkan todongan nya kepada Hana.
"Hiks... mas tolong adek..." Isak Hana ketakutan.
Adam mengencangkan rahangnya, dan mengepalkan tangannya dengan sangat kencang. Ia menahan emosinya, dia tidak mau bertindak bodoh, yang akhirnya akan membahayakan istrinya dan dirinya sendiri.
"Kenapa kau ingin menghabiskan istriku? Apa dia punya salah...?"
Sosok itu tertawa, "Salah? banyak sekali."
"Salah apa yang ku buat? sampai-sampai kau ingin menghabisi ku? Aku akan menebusnya." tanya Hana dengan keberanian yang tipis.
"Kau masih bertanya...? KAU SUDAH MEREBUT LELAKI YANG AKU CINTAI!! KAU ITU PELAKORR!!! PERUSAK!!" teriak sosok itu dengan lantang kepada Hana.
Hana terbingung, "Merebut? pelakor? apa maksud mu...?? aku sudah memiliki suami. Mana mungkin aku berhubungan dengan lelaki lain...?? Apa yang kau maksud itu..."
"Kau sudah tau kan? HUH?! AKU MENCINTAI ADAM LEBIH DULU, SEBELUM KAU MENCINTAI ADAM!!!" sosok itu kembali mengucapkan nya dengan lantang. "Aku sudah, susah payah untuk menjaga perasaan ini. Tapi apa? KAU MALAH MENGHANCURKAN NYA...!!!" ucap sosok itu, yang mulai terdengar isakan tangis nya.
Adam baru menyadarinya, siapa sosok dibalik topeng itu, "Kau... Habibah...??"
"Habibah??" bingung Hana.
"... Ternyata kau bisa mengenalku juga? Karna ini sudah terlanjur... lebih baik aku langsung saja, membunuh mu Hana." Bisik sosok itu, di dekat telinga Hana.
Baru saja sosok itu ingin menusuk leher Hana, Adam duluan menahannya dengan tangannya. Dan mengambil alih pisau itu, lalu melemparnya jauh. Adam menarik tangan Hana ke dalam dekapannya.
"MASS...!! hiks... aku takut mas..." Isak tangis Hana di dalam dekapan Adam.
Adam memeluk tubuh Hana dengan erat, "Adek yang tenang yaa...?? ada mas disini." ujar Adam berusaha menenangkan sang istri.
"KAU JANGAN BERSIKAP BODOH HABIBAH!!" bentak Adam dengan tegas.
Sosok itu terkekeh, "Bersikap bodoh? hahaha!! KAU YANG BERSIKAP BODOH DAM! KENAPA KAU MENIKAHI DIA?! KENAPA KAU TIDAK MENIKAHI AKUU?!? aku kurang apa dam...?? Aku kaya, aku cantik, aku sempurna... TAPI KENAPA KAU MALAH MEMILIH DIA?!?" lantang sosok itu.
"HEH, SADAR!! ISTIGHFAR BAH!! ini semua sudah Allah yang atur bah... kenapa kau jadi seperti ini?? bukannya kau sudah tahu, bahwa jodoh kita sudah di atur oleh Allah...?? ini bukan Habibah yang saya kenal... Habibah yang saya kenal baik, tidak pemarah, dan bukan pendendam." Adam berusaha menyadarkan Habibah.
"Banyak bacot." Ia mengambil senjata api di dalam saku celananya.
DORRR
Sosok itu berencana untuk menembak bagian belakang badan Hana. Tetapi hal itu lagi-lagi di gagalkan oleh Adam. Adam memutar balikan dirinya dan Hana, sehingga dirinya yang terkena tembakan dari senjata api itu.
"MASS ADAMM!!!" jerit Hana ketika mendengar suara tembakan itu mengarah ke tubuh milik suami nya.
"ADAM?!?" kaget Habibah, ia tidak menyangka Adam akan melindungi Hana sampai sebegitu nya.
Badan Adam mulai melemah, dan mulai terjatuh ke lantai. Hana menopang tubuh Adam yang melemas dengan sekuat tenaganya, "Mas dengerin adek yaa...?? mas jangan tutup mata mas ya... mas tahan, oke?? adek udah telpon ambulan untuk datang. Adek mohon, mas jangan tutup mata mas." Mohon Hana dengan terisak-isak dan tubuhnya yang juga mulai bergetar.
"M-mas gak janji y-ya dek..." jawab Adam dengan susah payah, seraya menahan rasa sakit di tubuhnya.
Terdengar suara mobil ambulan dan polisi dari luar rumah. Hana langsung bergegas mengangkat tubuh Adam dengan bantuan para petugas medis. Dan Habibah, ia terdiam setelah menyadari, dia membunuh seseorang yang sangat ia cintai.
Polisi langsung memborgol Habibah dan membawa pergi Habibah ke kantor polisi dengan cepat.
Di dalam ambulan, Hana terus menerus berusaha agar mata Adam tidak tertutup. "Mass... mas denger adek kan? mas, adek mohon sama mas. Jangan tutup mata mas yaa?? adek gak mau kehilangan mas."
"Mas gak ja-janji dek."
Tidak lama mata Adam mulai tertutup. Di sana Hana semakin panik dengan kondisi suaminya itu. "MASSS!!! JANGAN TUTUP MATA MASS! adek mohon mass hiks... PAK TOLONG LEBIH CEPAT DONG!!! hiks hiks... mas gak boleh pergi dari kehidupan adek." Isak Hana.
Mereka sampai di rumah sakit, Adam langsung dibawa ke dalam ruangan, untuk langsung di tangani oleh dokter.
Hana sempat untuk meminjam telepon milik rumah sakit. Untuk mengabari keadaan Adam kepada, orang tua dirinya, dan orang tua Adam.
Setelah beberapa lama kemudian, dokter keluar dari ruangan, di mana Adam di periksa.

YOU ARE READING
Hana Ilyana || End
General Fiction"aku percaya dengan pilihan Allah kepada ku, melewati kedua orang tua ku, untuk menjadi kan aku sebagai istri nya mas Adam." seseorang perempuan berusia 20 tahun yang tidak pernah berhubungan dengan kemaksiatan dan tidak sibuk dengan urusan duniawi...