Chapter 12

609 11 0
                                    

"Arrgghhhh....Bunda... kenapa sih pake ngenalin Ali segala sama Tante Winda, Bunda tuh, issshhhh...." Protes Ali pada Bundanya saat ia baru saja pulang dari rumah Prilly. Bunda tersenyum lalu mendekati Ali,
"emang kenapa dengan Tante Winda...? Tante Winda kan minta kamu buat ngelesin privat anaknya, karna Bunda tau kamu pinter dan suka berbagi ilmu, kenapa gak sekalian aja kan ngelesin Privat anaknya tante Winda, Tante Winda juga pastilah akan ngegaji kamu, kan lumayan sayang bisa nambah uang saku kamu..."
"Bukan itu masalahnya Bund..."
"terus masalahnya dimana....?"
"anaknya Tante Winda itu lemot, sejak pertama kali ketemu dia udah bikin Ali kesel, dan satu lagi Bun, anaknya Tante Winda itu....." Ali ragu-ragu melanjutkan perkataannya,
"anaknya Tante Winda kenapa??"
"anaknya Tante Winda itu suka sama Ali dan selalu ngejar-ngejar Ali, Ali kan risih Bunda, dan gara-gara Prilly, Ali selalu berantem sama Shilla... gak mau ah Bund,, Bunda ngomong kek sama Tante Winda...."
"ya udahlah, kesepakatan yang udah dibuat itu gak boleh dibatalin, kalo kamu emang gak mau ngajarin Prilly kenapa gak ngomong langsung tadi sama Tante Winda, dan kenapa malah minta Bunda yang ngomong sama Tante Winda...?"
"Ali Cuma gak enak aja sama Tante Winda..."
"kamu fikir Bunda juga enak ngebatalin kesepakatan yang udah anak Bunda bikin... inget yang selalu Bunda bilang sama kamu sejak kamu mesih kecil, TANGGUNG JAWAB Lii...." Bunda pun meninggalkan Ali sendiri. Ali langsung menjatuhkan tubuhnya disofa, ia sudah pasrah, sepertinya Bunda tidak mau membantunya.

^_^

Mila menunggu kedatangan Kevin dengan sabar dikoridor sekolah, Mila bertekad bahwa hari ini juga ia harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Kevin. Mila tidak mau masalah ini terus berlarut-larut tanpa penyelesaian.
Sekitar 8 menit menunggu, Milapun melihat sosok Kevin dari kejauhan. Mila berlari untuk menghampiri Kevin. Mila menghentikan larinya tepat dihadapan Kevin.
"Kak, aku harus ngomong sama Kakak tentang ketidakhadiran aku diProm...." Ucap Mila dengan harapan Kevin mau mendengarkannya, namun ternyata Kevin malah berkata,
"gak ada lagi yang perlu kamu omongin...." Kata Kevin dingin, saat Kevin akan melangkah pergi, Mila langsung berkata,
"malem itu, aku pengeeenn banget dateng Kak, tapi....tapi Ibu aku pingsan Kak, penyakitnya kambuh dan malam itu juga aku harus jagain Ibu dirumah sakit...." Kevin tersentak mendengarkan penjelasan Mila. Ternyata ia telah salah paham pada Mila. Mila tersenyum, ia menyeka air matanya lantas berkata,
"udah Kak, Cuma itu aja yang mau aku jelasin sama Kakak, sekali lagi aku minta maaf karna udah bikin Kakak nunggu, tapi sumpah, aku gak ada niat sedikitpun buat bikin Kakak nunggu apalagi bikin Kakak kecewa, dan yang harus Kakak tau, aku sayang sama Kakak..." Kevin tak menjawab ucapan Mila, ia masih membelakangi Mila. Sekali lagi Mila menyeka air matanya, setelah cukup lama terdiam, Milapun memutuskan untuk meninggalkan Kevin. Beberapa saat setelah Mila pergi barulah Kevin menoleh kebelakang tapi Mila sudah tidak ada ditempat. Kevin menyesali diri,
"ya Tuhan....rupanya gue udah salah paham sama Mila, begok lo Vin, harusnya dari kemaren lo dengerin penjelasan Mila bukan malah sok cuek sama dia dan bikin dia sedih, parah lo Vin..." ucap Kevin pada dirinya sendiri.

Mila berjalan kekelasnya dengan langkah yang gontai, sepanjang perjalanan Mila terus mengingat Kevin. Karna tidak focus saat berjalan Milapun menabrak seseorang yang ternyata adalah Ali.
"maaf...." Ucap Mila tanpa melihat orang yang telah ia tabrak. Ali yang melihat Mila terlihat sedihpun langsung memegang kedua pundak Mila, Ali menunduk lalu mengangkat dagu Mila,
"lo kenapa Mil...?lo abis nangis...?" Tanya Ali cemas,
"gak kok Kak..."
"lo jangan bohongin gue Mil, gue tau lo udah nangis, kenapa? Ini semua karna Kevin...?"
"bukan karna Kak Kevin, Kak Kevin gak salah, tapi gue yang salah, gue yang begok...."
"Mil...."
"udah ya Kak, gue harus masuk kelas...." Mila pun melanjutkan perjalanannya menuju kelasnya. Ali langsung berlari hendak menemui Kevin.

^_^

Mila terduduk dengan lemah dibangkunya. Ia menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya. Tak lama setelah Mila memasuki kelas Prillypun datang, ia duduk disamping Mila seraya merangkul Mila,
"MILAAAAAAAAAA....." ucap Prilly antusias. Mila langsung menyeka air matanya dan berusaha terlihat biasa saja didepan Prilly,
"kenapa lo....??" Tanya Mila heran,
"tau gak gue seneeengg banget gara-gara nilai UTS gue berantakan...." Mendengarkan ucapan Prilly, dahi Mila langsung mengkerut, rupanya semakin hari kelemotan sahabatnya itu semakin meningkat saja.
"gila lo, nilai UTS berantakkan kok malah seneng, seneng banget lagi....? Ckckck..."
"gimana gue gak seneng coba, gara-gara nilai UTS gue berantakan Papa jadi marah-marah sama gue, terus Mama nyari guru privat buat gue..."
"Terus letak WAW nya itu dimana....??"
"Letak WAW.....????" Tanya Prilly yang tidak paham maksud pertanyaan Mila,
"iihhhh...lemot, oon, LOLA...maksud gue, senengnya itu dimana buat lo? Udah diomelin sama Papa lo, dicariin guru privat...." Belum selesai ucapan Mila, Prilly langsung memotong,
"nah... diguru privatnya itu tempet senengnya...."
"gu...guru privat....???" Tanya Mila heran,
"Lo tau gak siapa yang jadi guru privat gue....??"
"siapa...??"
"Kak Ali Mil, Kak Ali....Yeeee....gue seneng banget, kalo kaya' gini kan gue bisa deket-deket terus sama Kak Ali, waaahhh....senengnya gue, Tuhan emang baik, Tuhan emang sayang sama gue...." Mendengar ucapan Prilly, Mila langsung termenung dalam hati ia berkata,
'tapi Tuhan gak pernah sayang sama gue....'

^_^

"ahahahaha....lo jadi guru privatnya si Lemot itu, ahahaha... rasain lo Li..." ledek Rasya saat Ali menceritakan semuanya. Saat itu Ali dan kawan-kawannya sedang berkumpul dikantin. Tak terima mendengarkan ucapan Rasya, Arbani langsung berkata,
"namanya Prilly, P R I L L Y, bukan lemot, okey...??"
"cieeee....Kakak itemnya ngebelain..." ledek Rasya lagi. Ali menggebrak meja seraya berkata,
"udah...udah.. lo itu bukannya prihatin juga ama sohib sendiri, eehh malah diledekin..." kesal Ali pada Rasya. Rasya langsung terdiam, Bani menatap Rasya seraya bergumam pelan,
"rasain lo...weekkkss..."
Saat kawan-kawannya sedang bercanda Kevin malah diam saja. Tubuhnya memang ada bersama kawan-kawannya, tapi fikirannya melayang entah kemana. Ali sebenarnya ingin membicarakan sesuatu dengan Kevin, tapi karna ada Rasya dan Bani, Alipun membatalkan niatnya.
"KAK ALIIIIIIIIIIIIII...." Ucap Prilly tiba-tiba dari belakang Ali, Ali yang waktu itu meneguk teh manisnya tiba-tiba saja tersedak.
"uhuk..uhuk...." Prilly yang merasa bersalah karna sudah mengejutkan Alipun langsung menepuk-nepuk punggung Ali. Bani hanya bisa gigit jari melihat apa yang Prilly lakukan pada Ali,
"aduuh Kak Ali maafin Prilly ya karna udah bikin Kak Ali kaget, Prilly mintaaa maafff banget..." Ali menghela nafas berkali-kali lalu menyingkirkan kedua tangan Prilly dari punggungnya,
"gue gak mau maafin lo...! Lagian kenapa sih lo, selalu dateng tanpa diundang...??" Tanya Ali kesal,
"jelangkung dong Kak....??"
"Lo tuh yang jelangkung...."
"tapi kan kalo jelangkung pulangnya gak dianter Kak, Prilly kan masih dianter sama Om Sopir Bus...."
"gak usah curhat!" sinis Ali.
"Prilly gak curhat...."
"udah ah, males gue ngeliat muka lo,,, guys, ayo kita balik kekelas...." Ucap Ali pada kawan-kawannya. Rasya, Kevin dan Bani langsung mengikutinya. Sebelum berjalan mengikuti Ali, Bani sempat berkata pada Sivia,
"sabar ya ayang..."
"nama aku Prilly bukan ayang Kakak item...." Protes Prilly pada Bani, Bani langsung menelan ludah seraya menggaruk kepalanya. Saat Ali dan kawan-kawannya keluar dari kantin Prilly langsung berteriak,
"KAK ALIIIII...ENTAR MALEM JANGAN LUPA YAA..." Mendengar teriakan Prilly, Ali langsung membuka lebar kedua matanya. Rasya merangkul Ali lantas bertanya,
"cie...ciee...ada acara apa lo sama dia...??"
"Ck...apaan sih lo Sya....??"

^_^

Saat berjalan menuju kelasnya, Prilly melihat pintu ruang music yang sedikit terbuka. Prillypun berjalan kearah ruang music untuk menutup pintu ruang music, tapi tiba-tiba saja Prilly membatalkan niatnya saat ia melihat dua orang yang sangat ia kenal berada didalam sana. Prilly tak berniat menguping, tapi kelakuan dua orang itu yang membuatnya curiga terpaksa membuat Prilly harus mengintip, Prilly tersentak, kedua matanya terbuka lebar saat ia melihat Rasya dan Shilla berciuman.
Prilly menutup mulutnya menggunakan tangannya, secara perlahan ia mundur. Ia tak menyangka bahwa Shilla yang terlihat baik-baik itu dan terlihat sangat menyayangi Ali ternyata menghianati Ali, dan yang lebih parahnya lagi, Shilla menduakan Ali dengan sahabat Ali sendiri yang tak lain dan tak bukan adalah Rasya.
Saat berjalan mundur, tanpa sengaja Prilly menabrak sebuah bak sampah, bak sampah itu terjatuh dan menghasilkan suara yang lumayan besar. Lagi-lagi Prilly terkejut, sebentar lagi ia pasti ketahuan oleh Rasya dan Shilla. Sebelum Rasya dan Shilla keluar dari ruang music tiba-tiba saja ada seseorang yang membekap mulut Prilly dari belakang dan membawa Prilly menjauh dari ruang music...

MY DIARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang