Kevin menepuk pelan keningnya lantas bergumam,
"runyam deh masalahnya...!"
"Kak Ali bener-bener jahat tau gak? Dan kali ini, untuk yang kesekian kalinya, Kak Ali nyakitin Prilly lagi, dan apa Kak Ali tau, ini adalah luka terparah dan tersakit yang pernah Kak Ali toreh dihati Prilly... MAKASIH...!!" Prillypun membuang kotak makanan yang sedari tadi ia bawa ia dihadapan Ali. Ali terlihat bingung, namun saat ini ia juga tidak bisa melakukan apa-apa. Ali menatap kotak makanan yang baru saja Prilly buang.
"parah lo Li! Lo bisa kan sebelum ngomong itu difikir-fikir dulu? Sekarang kalo udah kaya' gini gimana coba? Lo Cuma bisa diem aja?" kata Kevin emosi. Belum reda emosi Kevin pada Ali, secara tiba-tiba Bani melayangkan sebuah pukulan keras tepat diwajah Ali.
Shilla yang merasa shock atas perlakukan Bani terhadap Ali langsung melerai mereka berdua,
"Ban lo apa-apaan sih? Norak tau gak lo...!"
"udah deh Shill, lo gak usah ikut campur, ini urusan gue sama COWOK MUNAFIK ini..." ucap Bani memberi penekanan pada kata Cowok Munafik. Ali tak melawan sedikitpun dan tidak membantah ucapan Bani sama sekali, Ali sadar bahwa apa yang Bani ucapkan adalah sebuah kenyataan, kenyataan yang tak bisa ia hindari. Ali memang cowok munafik yang selalu bersembunyi dibalik rasa gengsinya.
"katanya lo orang pinter, tapi orang pinter kelakuannya udah kaya' orang yang gak pernah makan bangku sekolahan, mau lo apa sih Li...? Kenapa kaya'nya lo seneng banget nyakitin Prilly? Dia ada salah apa Li sama Lo...? SEKALI LAGI LO NYAKITIN DIA, GUE GAK AKAN SEGAN-SEGAN BUAT REBUT DIA DARI LO, LO ITU GAK PANTES BUAT Prilly TAU GAK...?" Hardik Bani. Ali yang sedari tadi bungkam, akhirnya menunduk lantas mengambil kotak makanan yang sudah dibuang oleh Prilly, dan tanpa menghiraukan siapapun, Ali berlari keluar kantin untuk mengejar Prilly.
Saat Bani berniat akan mengikuti Ali, Kevin langsung menahannya dengan buru-buru menghalangi jalannya.
"Vin, biarin gue lewat! Gue mau liat Ali mau ngapain Prilly lagi!"
"udah deh Ban, lo yang harusnya gak usah ikut campur, biarkan mereka selesaikan masalah mereka dengan cara mereka dan tanpa campur tangan dari kita..."
"tapi Vin...."
"Arbani Yaziz, kali ini lo harus dengerin gue!" ucap Kevin dengan tegas. Bani akhirnya mengalah juga.^_^
Ali berusaha mencari keberadaan Prilly, tapi hingga jauh waktu ia tak juga menemukan sosok Prilly. Rasa penyesalan bercampur dengan rasa kesal terhadap dirinya sendiri semakin memenuhi benak Ali. Sungguh saat ini ia benar-benar ingin segera menemui Prilly dan meminta maaf atas semua ucapannya.
Ali tak menyerah, ia masih mencari Prilly seraya membawa kotak makanan milik Prilly. Ali mencari Prilly hampir diseluruh penjuru sekolah, tapi ia tak juga menemukan Prilly. Tak lama bel tanda masukpun berbunyi, saat itulah Ali langsung mengerang. Kenapa juga bel harus berbunyi? Ali kan belum menemukan Prilly. Ali tidak melanjutkan pencariannya. Ia memutuskan untuk masuk kelas saja.
"gimana? Lo udah temuin Prilly..? lo udah minta maaf?" Tanya Kevin pada Ali yang baru saja memasuki kelas. Sebelum menjawab pertanyaan Kevin, Ali menjatuhkan tubuhnya dikursi. Raut putus asa dan raut penyesalan yang teramat sangat mewarnai wajah tampan Ali. Secara perlahan Ali menggeleng lantas berkata,
"belom Vin...." Mendengar jawaban Ali, Kevin langsung menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong. Kevin menghela nafas panjang.^_^
Sekitar 15 menit pelajaran Matematika berlangsung, Prilly memasuki kelas. Mila menatap Prilly heran. Kemana saja anak itu? Fikir Mila.
"darimana saja kamu?" Tanya Pak Bambang.
"maaf Pak saya telat..." jawab Prilly tanpa semangat.
"saya Tanya kamu darimana saja, kenapa malah minta maaf...?" kali ini Prilly terdiam, ia tak menjawab pertanyaan dari Pak Bambang.
"sekarang kamu keluar dari kelas saya! Berdiri dibawah tiang bendera lalu hormat bendera sampe jam saya selesai!" tanpa melakukan perlawanan sedikitpun dan tanpa melakukan pembelaan pada dirinya sendiri Prilly mengikuti perintah Pak Bambang.
Ia keluar dari kelas dan berjalan kelapangan upacara untuk melaksanakan hukumannya. Saat tiba ditengah lapangan Prilly langsung melakukan hormat bendera. Prillypun menjadi pusat perhatian Semua siswa-siswi yang saat itu sedang berada diluar kelas. Beberapa dari siswa-siswi itu menertawai Prilly, bahkan ada juga diantara mereka yang menertawai Prilly secara terang-terangan.
Prilly tak peduli, ia tetap melaksanakan hukumannya. Rasa malunya saat dihukum tak sebanding dengan sakit hatinya terhadap Ali.
"hahahaha.... Itu kan si cewek lemot dari kelas X.2, dia pasti dihukum karna kelemotannya..." cibir seorang siswa dan langsung disambut oleh tawa beberapa siswa yang lainnya. Prilly memejamkan matanya, secara perlahan, butiran-butiran bening itu terjatuh dari kedua pelupuk matanya.
Dari kelasnya yang terletak dilantai 3, Kevin melihat Prilly yang sedang dihukum. Kevin segera menepuk pundak Ali yang saat itu sedang focus dengan catatan Biology nya.
"Li...Ali..." panggil Kevin,
"apa?" jawab Ali cuek tanpa sedikitpun melihat kearah Kevin,
"lo liat deh!" kata Kevin seraya menunjuk kearah luar jendela.
"emang apaan?" Tanya Ali lagi yang masih tetap focus mencatat,
"itu coba lo liat, Prilly dihukum...!" mendengar nama Prilly dibawa-bawa Ali langsung melihat keluar jendela. Ali tersentak ketika mendapati Prilly tengah melakukan hormat bendera. Ali membanting pulpennya lalu berlari kearah jendela. Kevin dan Bani mengikutinya. Tak lama setelah memperhatikan Prilly dari jendela, Alipun bergegas keluar dari kelas untuk menyusul Prilly. Bani juga yang merasa perlu menyusul Prilly langsung ditahan oleh Kevin,
"lo mau kemana?" Tanya Kevin,
"gue mau lihat Prilly...."
"udah deh, biar Ali aja yang lihat..."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DIARY
RandomKetika cinta mulai tumbuh entah bagaimana caranya kita sebagai manusia bisa apa, sekalipun harus di acuhkan dan sering di sakiti tapi hati berkata terus berjuang untuk mendapatkan cinta itu. My Diary buku harian yang selalu menjadi saksi cinta ku pa...