Family

2.2K 109 8
                                    

Pagi, pukul 4 subuh. Didalam sebuah rumah yang sederhana. Dimana hampir semua orang didalamnya masih tidur dengan nyenyaknya. Namun, seorang wanita dewasa nan anggun sudah memulai kegiatannya pada pagi hari ini yaitu memasak sarapan untuk keluarga kecilnya. Menjalankan kewajiban sebagai seorang istri dan juga seorang ibu.

Saat sedang fokus dengan kegiatannya ini, sepasang tangan melingkar dengan hangatnya pada perutnya yang rata walaupun telah memiliki 3 orang anak.

"Udah bangun pah?" tanyanya lembut.

"Udah lah, kalo belum siapa yang bakal peluk kamu kayak gini sayang?" jawab sang suami tak kalah lembut dan sesekali mencium pipi sang istri lembut.

"Hehehe, iya sih. Mau shubuhan di musholah?" lagi sang istri bertanya.

"Iya istriku sayang Melody Nurramdhani Laksani." ujar sang suami semakin mengeratkan pelukannya.

"Bangunin anak-anak juga gih Lidi ku sayang." ledek Melody.

"Ihh! Masa lidi sih?" tanya sang suami tak terima dipanggil lidi.

"Hehehe, bercanda Maul ku sayang." Melody mengelus tangan Maul yang masih betah memeluk posesif perutnya.

"Iya, aku tau kok. Aku bangunin anak-anak dulu ya." Maul kembali mencium pipi Melody dengan lembut lalu bergegas menuju kamar anak-anaknya.

Maul mulai memasuki ruangan pertama. Harum semerbak memenuhibindra penciumannya setelah memasuki ruangan ini. Tersenyum saat melihat sang anak masih tertidur dengan lucunya.

"Sayang, bangun udah pagi." ujar maul sambil mengelus pipi mochi sang anak untuk membangunkannya.

"Emmm!!" terlihat sang anak sedikit mengulat karena perlakuan sang ayah pada pipinya tersebut. "Iya pah, Veranda bangun." tambahnya. Menatap kosong kearah depan sejenak sambil mengumpulkan nyawa nya. "Mamah udah masak?" tanya Veranda.

"Udah tuh lagi di dapur." jawab Maul sambil mengelus rambut sang anak dengan sayang.

"Yaudah aku bantu mamah dulu ya ayah." ujar Veranda dengan sangat menggemaskan dan meninggalkan sang ayah yang masih berada didalam kamarnya.

Maul pun beranjak menuju kamar yang kedua. Memasukinya dengan perlahan karena ia tak mau membuat anaknya terkejut dan bangun dengan jantung yang berdebar-debar.

"Hey calon dokter kebanggaan ayah. Ayo bangun udah mau shubuh nih." Maul mengekus rambut anaknya perlahan.

Sang anak bangun dan langsung menuju kamar mandi yang berada didalam kamarnya itu.

"Boby awass!!" namun naas terlambat. Dukk!! Sang anak sudah lebih dulu menabrak pintu kamar mandi yang ada didalam kamar itu. Membuatnya meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya yang sedikit jenong itu.

"Hahahaha, makanya melek dulu Bob!" ujar sang ayah sambil tertawa ngakak melihat kelakuan sang anak. Sedangkan Boby? Sepertinya nyawanya belum kumpuk sehingga ia hanya melanjutkan perjalanan menuju kamar mandi.

Maul melangkahkan kakinya keruangan yang ketiga. Keruangan sang anak yang paling bungsu. Seperti sebelum-sebelumnya. Ia memasuki ruangan itu dengan sangat perlahan.

"Hey jagoan! Ayo bangun mau shubuh ini!" Maul menggoyangkan tangan sang anak perlahan.

"Papah! Ilo masih ngantukk!!" ujar sang anak sambil memeluk Maul lalu memejamkan matanya kembali.

"Heh! Udah SMP kelas 1 loh! Bukan SD lagi! Hampir naik ke kelas 2 kan malahan? Ayo bangun jagoan." Maul menggendong Ilo menuju kamar mandi dikamarnya. "Wudhu ya jagoan, jangan tidur lagi dikamar mandi. Ayah tunggu sama kak Boby diruang keluarga." ujar Maul seraya meninggalkan sang anak yang masih sedikit mengumpulkan nyawanya.

Family [PENDING]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora