3. New Friend

65 18 0
                                    

Lama udah gak update cerita ^^ gak pernah sempet sih :D
Kemarin lagi disibukkan dengan Ujian Sekolah dan persiapan UN ^^

Sebisa mungkin bakalan tetep update cerita kok ^^

Okee..

Check this one..

♡♡♡♡

"Hai"

Tepukan seseorang di bahuku menyadarkan aku dari lamunan sesaat. Ku tatap sekitar kelas, sudah sepi sekarang. Mungkin jam pelajaran telah usai.

Seorang wanita jangkung dengan potongan rambut sebahunya menatapku sambil tersenyum manis. Ku balas senyum wanita itu dengan kikuk. Sungguh, aku serasa belum siap untuk mengenal teman teman baru di sini.

Wanita itu segera mengambil tempat duduk yang ada di depanku. Kedua tangannya menumpu dagunya itu. Tatapannya masih menatapku dengan intens.

"Hai.. nama gue Vania" ucap wanita itu.

"Ahh hai Vania. Senang berkenalan denganmu"

"Hum.. jadi lo pindahan dari London ya ? Orang London asli atau orang Indo ?" Tanya Vania dengan sangat memburu. Ku hela nafas perlahan sebelum menjawab pertanyaan dari seorang yang ku yakini nantinya akan menjadi teman baikku itu.

"Iyaa gue pindahan dari London High School. Gue orang Indo asli kok"

"Wahh lalu kenapa lo pindah balik ke sini lagi ? Bukannya lebih keren kalau di London"

"Ayah gue nyuruh balik buat jagain adik gue yang baru baru ini juga balik ke Indo"

"Adik lo tinggal di London juga ?"

"Bukan, dia ngikut Ayah sama Bunda di Jepang"

"What?" Teriak Vania yang cukup mengagetkan. Jelas saja, wanita ini berteriak tepat di hadapanku. Emangnya ada yang salah apa dari perkataanku ?

"Lo dan keluarga lo keren, Han. Gue dari dulu pengen banget ke Jepang tapi gak kesampean hehe" terang Vania dengan cengengesan dari bibir merahnya itu.

"Itu juga bukan buat liburan, tapi kerja" sahutku.

"Perusahaan ya?"

"Hum, iya" ucapku sedikit jengah.

Drrrttt... ddrrrrtttt.. getaran ponsel yang berasal dari saku Vania cukup untuk membuatnya berhenti bicara denganku. Kini wanita itu tengah asyik mengetik sesuatu di ponsel pintarnya itu. Melihat keadaan itu, aku mulai mengemasi peralatan peralatan sekolah yang ada di atas mejaku.

"Hana" panggil seorang pria dari pintu kelas. Yaa pria itu, pria yang duduk di sebelahku.

"Iya" jawabku.

"Lo di panggil secepatnya ke ruang kepsek" jelasnya. Melihat Vania yang masih asyik dengan ponselnya itu membuatku yakin bahwa wanita itu tak akan mau untuk ku mintai tolong. Aku berjalan meninggalkan Vania dan berjalan menuju pria itu.

"Ano.. boleh tolong gue ?" Ucapku tepat di hadapan pria itu. Kening pria itu mengkerut seakan memintaku untuk terus melanjutkan perkataanku. "Gue kan gak tau ruang kepsek" lanjutku lagi.

"Gue anterin lo" ucap pria itu sambil menggengam pergelangan tanganku. Pria itu menarikku untuk keluar dari kelas. Hingga beberapa koridor telah kami lewati, pria itu masih saja menggenggam tanganku. Oh Tuhan, siapa dia.

"Ma-maaf" ucapku pelan. Pria itu menatapku.

"Ada apa ?" Tanyanya. Mataku menatap tangannya yang masih setia menggenggam tanganku, mengisyaratkan dia untuk melihat apa yang tengah ku tatap. Genggaman itu segera terlepas begitu saja setelah itu.

"Sorry, gue gak bermaksud gitu" ucapnya.

"It's oke"

"Kenalin, gue Andi" pandanganku teralih untuk menatap pria yang berjalan di sampingku ini.

"Senang berkenalan denganmu Andi, mohon bantuannya ya" ucapku seraya tersenyum

♡♡♡♡

Seusai keperluanku di ruang kepsek tadi, aku pun segera menpercepat langkahku untuk kembali ke kelas.

Perjalananku terhenti di salah satu koridor sekolah yang terhubung langsung dengan lapangan basket outdoor. Aku dapat melihat dengan jelas Kakak sepupuku itu mencetak nilai dengan memasukkan sebuah bola orange ke dalam ring basket.

Senyumanku terukir melihat teman-teman kakak ku itu menghampirinya dan merayakan kemenangan atas hasil cetakan nilai yang baru saja terbentuk.

Aku segera melangkahkan kaki ku lagi dengan cepat.

Bruuukkk..
Seorang wanita yang kuyakini adalah kakak kelasku itu kini tengah terduduk dengan seragam sekolahnya yang basah.

Oh God! Matilah riwayatku ini.

"Elo yaa!! Punya mata gak sih ?" Teriak wanita itu saat Ia sudah berhasil berdiri di hadapanku.

"Maaf kak, maaf. Sungguh tadi itu gak sengaja" ucapku memelas sambil terus membungkukkan badanku.

"Maaf maaf. Enak banget lo bilang maaf ke gue" teriaknya lagi.

Mampus! Kini siswa lain tengah mengerubungiku dan kakak kelas yang baru saja ku tabrak dengan tidak sengaja. Siswa yang awalnya tengah asyik di lapangan basket, kini pun mulai menghampiri kami.

"Maaf kak, maaf" ucapku terus menerus.

"Hana" panggil Kak Niko yang kini telah berada di sampingku.

"Lo kenal sama cewek ini, Nik ?" Tanya wanita itu lagi.

"Dia adek gue, Lusy" jelas Kak Niko.

"Ohh adek yaa. Ajarin ke adek lo itu kalau jalan itu matanya di pake biar gak nabrak orang lain" kecam wanita bernama Lusy yang tadi ku tabrak.

"Lo kenapa Han, sampe nabrak-nabrak gitu ?" Tanya Kak Niko kepadaku.

"Gak sengaja Kak, serius. Gue tadi buru-buru mau ke kelas abis dari Ruang KepSek" jelasku.

"Yaudah, minta maaf sana sama Lusy" saran Kak Niko di sertai anggukan dariku.

"Kak, maaf. Sungguh yang tadi itu gak sengaja" ucapku seraya membungkuk di depan Lusy.

Lusy menatapku dengan tajam. Kedua tangannya bersedekap di dada.

"Yaa elo sih enak cuma minta maaf doang. Gak liat nih seragam gue udah basah ?" Bentak Lusy.

"Apapun bakalan aku lakuin kak. Kasih aja ke aku nanti, pasti bakal aku cuciin" balas aku.

"Ckk.. dasar gembel" ejek Lusy.

"Lus, adek gue udah minta maaf, udah mau nyuciin baju elo juga. Tapi elo nya malah kayak gini" ucap Niko.

"Yaa iyalah Niko, dia emang salah"

"Tapi gak usah ngatain gembel juga Lus"

"Emang dia gembel"

"Udah Han, balik aja gih ke kelas" perintah Niko. Aku menatap Niko meminta kepastiannya dan di balas anggukan kepala dari Niko.

"Sekali lagi maaf kak" ucapku pada Lusy sebelum akhirnya aku pergi dari tempat itu.

Dapat aku dengar samar-samar bentakan dari Kak Niko. Apa yang terjadi ? Entahlah aku tak tau.

Hari pertama sekolah yang menyebalkan!!

♡♡♡♡♡

When I See You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang