Part 6

47 2 4
                                    

Sore ini Dinar atau biasa dipanggil Chika sedang berada di dalam sebuah mall didaerah Jakarta Selatan. Ia mengunjungi gramedia setiap dua minggu sekali seperti biasa. Kebiasaan ini sudah ia lakukan sejak awal ia masuk Senior High School.

Chika akan membeli buku setiap ia mengunjungi toko itu, entah penting atau tidak. Itu seperti sudah kewajiban yang tidak bisa ia tinggalkan.

"Sorry, mbak? Permisii mau tanya, disini ada buku masak gak yah?"

Iya, kali ini gadis berambut panjang berwarna hitam pekat mencari buku masak yang entah untuk apa. Karena dia sendiri pun tidak bisa masak. Ia tidak tahu kenapa tiba-tiba kali ini ia ingin membeli buku masak. Kali aja ntar berguna. Pikir ia dalam hati.

"Ada kak, kakak kebagian rak c aja, nanti disitu banyak pilihannya" Ucap mbak-mbak gramedia seraya menunjukan ke arah yg dimaksud sambil tersenyum.

"Makasiiihh." Chika langsung menghampiri rak yang dimaksud oleh mbak tadi.

Matanya langsung berbinar sambil memperhatikan buku-buku didepannya. Chika bingung mau pilih yang mana.

Sampai matanya terkunci melihat buku resep makanan yang tebalnya bukan main.

Resep Makanan Selama Setahun

Ia mengambil buku itu, berat sekali. Tapi ia puas, karena isinya benar-benar resep makanan yang berbeda-beda selama setahun penuh.

"Eh lu ngapain disini?" tanya seseorang dibelakang Chika yang sudah sangat ia kenali suaranya karena beberapa bulan ini ia sering sekali berhadapan dengan orang ini.

"Nyuci piring" jawab Chika asal tanpa menengok ke arah suara yang mengajaknya bicara tadi.

"Ye bego! Ditanyain malah ngelawak"

"Bodo. Lu ngapain disini? Bisa feminim juga lu ternyata" sekarang Chika sudah membalikan tubuh menghadap Emir yang sudah tiga menit tadi mengajaknya bicara.

"Mata lu. Biasalah cogan nemenin emak belanja buku resep" jawab Emir sambil mengarahkan matanya ke arah seorang prempuan yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang.

"Itu mama lo?" Emir mengangguk tanda menjawab pertanyaan Chika.

"Mir?" Emir yang merasa terpanggil menoleh ke arah sumber suara. Mamanya sudah berada dibelakang Emir sambil membawa banyak buku resep makanan.

"Udah kelar ma?" tanya Emir.

Nia mengangguk menjawab pertanyaan anaknya itu.
"Ini temen kamu?"

"Halloo tante" Chika tersenyum lebar sambi langsung menyodorkan tangannya berniat untuk salim dengan Nia.
"Aku Dinar. Tapi panggilnya Chika aja, kalo Dinar suka gak nengok soalnya hehe"

Sopan bener ni orang.

Kata Emir dalam hati sedetik setelah melihat gadis di depannya ini salim dengan mamanya.

"Iya Chika" Nia tersenyum. "Kamu cari buku resep? Bisa masak juga ya?" tanya Nia sambil mengarahkan pandangannya ke tangan Chika yang sedang memegang buku resepnya.

"Ohh ini, enggak tante. Aku gabisa masak. Cuma iseng beli bukunya aja" balas Chika sambil menampilkan senyum diwajahnya.

"Yauda kapan-kapan main kerumah Emir, nanti tante ajarin masak. Emir juga jago masak lho." ucap Nia sambil menyenggol bahu anaknya itu.

Emir yang merasa malu dengan ucapan Nia melotot. Ia malu ketahuan bisa masak karena di sekolah ia merupakan salah satu cowok cool.

"Apaansi, ma? Ngarang bebas banget."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 04, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dinar RasyiqaWhere stories live. Discover now