Sudah seminggu karin, dirga, dan keluarganya berlibur bersama dan juga sudah seminggu pula mereka menjadi suami-istri.
Hari ini adalah hari kepulangan mereka semua menuju aktivitas yang melelahkan. Karin sudah menutup kopernya, ia berdiri hendak menarik koper itu keluar kamar.
" Biarin gue yang bawa, lo duduk aja" ucap dirga sambil mengambil alih koper itu dari tangan karin, karin terdiam sesaat, tak percaya apa yang di ucapkan oleh dirga.
" kesambet tuh orang? Sebenarnya ada apa dengan dirga? Kemarin sikap dinginnya itu masih bertahan tapi sekarang sikap itu seperti hilang entah kemana "
Karin duduk disofa sambil menonton tv, suara pintu terbukapun terdengar, terlihat dirga berjalan menuju sofa dan duduk di sebalah karin, tidak, tidak, bukan duduk tapi ia langsung menidurkan kepalanya di pangkuan karin.
" sikap lo sulit banget buat gue tebak dir "
Karin terdiam, ia menatap wajah dirga yang berkeringat dengan mata terpejam. Tampan. Satu kata yang bisa mendefinisikan wajahnya sekarang. Tak ada satu perempuan yang mampu menolak dirga dengan wajah setampan itu.
" ngapain ngeliatin muka gue mulu "
" ha? Geer lu? " ucap karin, agak sedikit gugup.
" biasa aja kali, gak usah salting " dirga menoel pipi karin yang memerah.
" gak salting! "
" HAHAHA " tawa dirga pecah saat melihat ekspresi salting dari karin. Karin hanya mentap dirga tajam dan sedetik kemudian memalingkan wajahnya ketv
" hey " ucap dirga sambil menoel pipi karin. Karin masih diam tanpa menggubris dirga.
" aku mau tanya.. " karin masih fokus dengan tvnya.
" kamu sama rivaldo berapa lama pacaran? "
Deg
Karin menatap dirga. Ia tak menyangka dirga akan bertanya tentang itu.
" hey, kok tegang gitu? Biasa aja kali " ucap dirga sambil mendudukan tubuhnya dan bersender di sofa.
" gak lama " ucap karin datar. Entah mengapa perasaannya aneh saat harus mengatakan ini apalagi menceritakan.
" oh, kamu putus sama dia kenapa? " ucap dirga sambil menatap karin.
" karna salah paham " mata karin mulai berkaca-kaca. Ia mulai mengingat kejadian itu lagi. kejadian yang hampir membuatnya mengakhiri hidupnya sendiri. Dirga yang melihat itu langsung menarik karin dalam pelukannya.
" sudah lah, tidak usah di ceritakan, aku gak mau jadi orang jahat yang membuatmu menangis " ucap dirga sambil mengelus rambut karin. Karin hanya mengangguk dalam pelukan dirga. Hangat.
" entah dari mana, tiba-tiba lo berubah gini dir, lo peluk gue, lo gak mau gue nangis, lo juga merubah kata kata lo jadi aku-kamu, tapi entah dari mana juga gue gak mau ini berubah "
Dirga melepaskan pelukannya, menghapus air mata fira. Mata mereka bertemu, karin melihat ada sebuah ketulusan disana.
" DIRGA!! KARIN!! AYO BURUAN TU... "
ucap abang karin terhenti saat melihat jarak antara adiknya dan adik iparnya itu sangat deket. Karin yang menyadari kedatangan abangnya itu langsung menjauhkan mukanya dari hadapan dirga." im sorry, maaf ya gue ganggu " ucap abang karin.
" iss abang!! Apaasih!! " ucap karin sambil malu malu. Gimana tidak, ia kedapetan abangnya sedang ingin berciuman. Tidak tidak. Itu hanya karin yang kegeeran. Ia bukan ingin berciuman tapi hanya saja jarak muka Mereka sangatlah dekat. Dirga yang melihat karin malu malu hanya tertawa renyah.
" kenapa bang? " tanya dirga. Ia tahu bahwa tadi ada yang ingin abangnya itu sampaikan.
" gue cuman mau ngasih tau, kita udah mau berangkat ke bandara "
" ohh oke dehh bang, bentar lagi gue turun sama karin, Thanks ya bang "
" iyaiya, gih selesaiin dulu yang tadi " ucap abang karin sambil tersenyum jahil keadiknya itu.
" ABANG!! " jerit karin. Abang karin hanya tertawa geli mendengar jeritan adiknya itu. Karin masih menunduk, menutupi mukanya yang sudah merah seperti tomat.
" hahaha, kamu kenapa? Habis dari sauna ya? " ucap Dirga sambil tertawa geli.
" udah deh, ayok keluar " karin berdiri dari duduknya, mengambil tasnya dan hendak pergi tapi tanganya langsung di tarik oleh dirga membuat karin berputar menghadap dirga.
Cup
Ciuman singkat dibibir karin mampu membuat karin mematung. Ia tak percaya kalau dirga akan menciumnya. Dirga yang melihat ekspresi lucu dari karin, hanya tertawa.
" kenapa? " ucap dirga masih dengan jarak yang lumayan dekat. Karin diam. Ia masih syok dengan kejadian tadi.
" kenapa bengong? " ucap dirga lagi sambil memegang pundak karin. Karin tersadar dari syoknya.
" lo.. " ucap karin, ia sangat malu sekarang.
" aku.. Kamu..bukan..lo..gue.. " ucap dirga sambil menatap mata karin. Karin terbengong mendengar ucapan dirga. Bagaimana tidak. Dirga menyuruhnya untuk menggunakan aku-kamu.
" lah kok diem? " dirga kebingungan melihat karin masih terdiam.
" salah kalo aku ciun kamu? Aku kan suami kamu " ucap dirga lagi sambil megakan tubuhnya. Karin masih diam. Otaknya masih sulit untuk mencerna. Dirga mengehala nafas lelah.
" yaudah lah, Sorry kalo aku salah " karin masih diam smabil menundukan kepala.
" yaudah, ayok kita turun, semua udah nungguin " ucap dirga hendak berjalan. Sampai akhirnya karin memegang lengan dirga, dirga berbalik dan karin mencium bibir sexy itu. Dirga yang sempat terkejut dengan ciuman karin hanya diam tapi detik selanjutnya ia membalas ciuman karin. Ciuman itu berlangsung lama. Entah dari mana karin berani untuk mencium dirga.
Dirga melepaskan pautan itu, karin membuka matanya. Dirga mengelus bibir karin dengan lembut.
" kita lanjut ntar malem, semua orang udah nungguin kita "
______________________________________
Hola!!!!
Im back!!
Setelah aku pikir pikir, sebaiknya aku lanjutin aja yak dan jadilah ini!!JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT KALIAN!! PLEASE JANGAN JADI SILENT READER!! HARGAIN KARYA AKU PLEASE!!!
oh iya, kayaknya bakalan ada perubahan di part part, so, sorry kalo spam
ra.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 hari bersamamu
RomanceBila waktuku denganmu telah habis, maka maafkan aku karena meninggalkanmu. Bukan hanya kamu yang berat tetapi aku juga. Terimakasih telah menjadi mimpi indahku dimalam hari Terimakasih telah menjadi penjagaku dikala tidur Terimakasih karena telah...