❝you're comfy.❞
...
Kalau ada waktu senggang di antara hari-hari sibuk dan rutinitas monoton yang mereka jalani, maka itu adalah malam Minggu.
Itu adalah beberapa jam menyenangkan yang akan mereka habiskan bersama. Bermalas-malasan di sofa, tidur-tiduran tak jelas, berebut remote tv, menonton acara yang payah, atau maraton drama dengan berondong jagung dan soda.
Kali ini tak beda jauh. Jimin baru selesai mandi ketika ia menemukan Jungkook di ruang tengah. Berselonjor dengan nyaman di sofa panjang dengan bantal yang dipasang di leher. Jimin jadi tak tega mengganggunya, namun bukan berarti ia tidak akan melakukannya.
Kakinya membawa diri semakin dekat pada si pria di sofa. Ia berhenti, lalu bilang, "Jungkookie!" dengan senyum lebar yang membuat sabit terbentuk di matanya.
Tapi Jungkook tahu itu pertanda buruk. Karena berikutnya tubuh itu sudah menindihnya--Jimin melompat, tepat ke arahnya, membebani tubuhnya dengan badannya yang lebih kecil. Dia memang kecil, namun bukan berarti dia ringan dan Jungkook tak merasa sakit saat ia melakukan itu.
Jadilah Jimin berakhir di atas Jungkook. Bersandar di dadanya dengan kaki yang melingkar di pinggang, memeluk pria itu seperti ia memeluk boneka beruang. Menyembunyikan wajah di perpotongan lehernya sembari tangan beristirahat di bahu kokoh si surai hitam, dan Jimin pikir tak ada yang lebih baik dibanding ini.
"Jungkook, kau enak dipakai." Jimin tiba-tiba berkata, menarik fokus si pria yang sibuk memencet tombol pada remote. "Seperti beruang besar, atau bantal besar. Agak keras, sih. Tapi hangat."
Dan Jungkook tidak pernah keberatan. Maka dia melingkarkan satu lengan melewati punggungnya, menjaga si pria kecil agar tidak terjatuh. Lalu melanjutkan lagi acaranya yang tertunda; menonton talk show payah dengan bintang tamu yang tidak ia kenal.
Walaupun begitu, tetap saja rasanya menyenangkan. Bagi Jungkook, asalkan itu dengan Jimin, semuanya terasa lebih baik.