Chapter 21 - Hutan Kegelapan

1.7K 141 9
                                    

Musim ini terbilang sedikit lebih dingin dibanding musim panas lalu, begitulah yang diucapkan Luna pagi ini. Aku tidak tahu hal itu, karena aku sendiri belum ada di dunia ini musim panas lalu. Bahkan aku sendiri tidak tahu apakah wilayah ini memiliki empat musim atau tidak. Mungkin aku terlalu fokus dengan kehidupanku, hingga hampir melupakan salah satu misiku untuk meneliti dunia ini.

Aku, Schana, Lily dan Luna, kami berempat saat ini tengah makan bersama di meja makan sebelum membuka kedai. Yah, bagaimanapun juga, aku merasa tidak cocok untuk bekerja di tempat ini. Aku ingin melakukan sesuatu yang lebih menantang. Meski aku sudah menjadi petualang, tetapi jika aku tidak mencari permintaan di guild, aku tidak akan mendapat uang.

Darling, buka mulutmu dan katakan ‘ah'.”

“Aku tidak mau.”

“Ayolah darling, aku ingin menyuapimu.”

“Lebih baik kau lakukan itu pada Lily, dia lebih cocok ‘kan?”

“Hmph!”

Wanita itu memakan sendiri apa yang ada di sendoknya. Bukan berarti aku tidak mau memanjakannya, tetapi aku merasa aneh melakukan hal itu di depan Luna yang sejak tadi melihat kami berdua dengan tatapan aneh.

“Y-ya, aku sudah selesai di sini. Aku akan pergi dulu ke Guild untuk mencari sesuatu.”

Aku ingin kabur saja! Suasana di sini cukup mencekam hanya karena ada sesuatu yang aneh antara Schana dan Luna.

“Aku ikut, papa!”

“Aku juga akan ikut, Darling!”

“Aku siap menemanimu, Kagami!”

Eh? Kenapa mereka bertiga malah ingin ikut? Tujuanku sendiri adalah untuk meneliti dunia ini. Tidak mungkin aku akan mengajak mereka ‘kan? Tentu, akan kutolak dengan caraku sendiri.

“Maaf, semuanya, tetapi untuk kali ini aku ingin melakukannya sendiri.”

“Eh? Kenapa, papa?”

“Kenapa kau harus repot-repot pergi sendirian?”

Tentu saja Lily dan Schana adalah yang pertama protes. Luna hanya diam saja, tetapi dari raut wajahnya, dia pun mempertanyakan hal yang sama.

“Maaf, tetapi aku ingin sendiri untuk saat ini.”

Dengan begitu, aku segera meninggalkan kedai ini. Mereka sepertinya juga tidak terlalu keras kepala setelah aku memberikan alasan. Yah, aku bersyukur mereka bukan tipe perempuan yang keras kepala dan sulit mengalah.

Sembari berjalan menuju guild, aku memperhatikan kawasan perbelanjaan dan beberapa rumah warga. Keadaan ini tidak terlalu berbeda dengan keadaan pada abad pertengahan di Eropa, begitu juga dengan bentuk rumah-rumahnya, meski ada juga yang terbuat dari kayu. Benar-benar khas Medieval yang terlihat ‘kan?

Di gang-gang sempit juga terdapat beberapa orang dengan pakaian lusuh yang terlihat seperti gelandangan, atau mungkin memang seperti itu. Kerajaan ini menggunakan mata uang koin yang berbahan tembaga, perak, dan emas. Hal itu sangat memudahkanku sebagai pengguna sihir alkimia. Aku benar-benar seperti iblis yang menemukan sarang baru, hahaha.

Setelah sampai di guild, aku segera menyapa perempuan yang telah cukup mengenalku. Dia adalah resepsionis Guild petualang, nona Zaza.

Saat mata kami saling bertemu, dia tersenyum manis dan hendak melambaikan tangannya, tetapi sebelum hal itu terjadi, aku segera berbelok menuju papan permintaan.

“Eh? Sialan, dia mengabaikanku.”

Tunggu! Ucapanmu cukup keras! Bagaimana mungkin aku tidak akan mendengarnya? Bisa saja orang lain juga mendengarnya ‘kan? Aku segera berbalik dan menemuinya terlebih dahulu.

The Irregular Lifeforms [Volume 2]Where stories live. Discover now