Where am I?

16 0 0
                                    

Angin semilir meniup wajahku dan anak rambutku. Aku berada di sebuah hutan pinus yang asri. Bentangan pohon pinus menyambutku. Tiada siapapun  disana, hanya ada aku dan keheningan. Aku berjalan menyusuri jalan setapak dihadapanku. Entah kemana tujuanku, hanya mengikuti langkah kaki kecilku.

Aku bimbang ketika aku dihadapkan pada sebuah persimpangan jalan, aku memutusksn memilih ke arah kanan hingga tibalah aku di sebuah air terjun. Melihat sinar mentari yang hangat memantul di air terjun, semakin membuatku tertarik untuk merasakan kesejukan air terjun itu. Aku membuka jaket coklatku, menggulung celana panjangku dan menguncir rambutku. Kudekatkan kakiku ke air yang mengalir. Hangatnya mentari bercampur dengan sejuknya air terjun. Aku tersenyum dan merasa bahagia. Kunikmati momen itu, bahkan aku bisa mengingat berbagai macam momen bahagia dalam hidupku.

Tak lagi kupedulikan waktu yang terus berjalan, atau siapakah diriku..dimanakah aku saat ini atau mengapa aku bisa ada disini. Puas berendam di air yang menyejukkan, aku duduk di batu hitam yang cukup besar. Aku merapikan rambutku dan mulai merenungi mengapa hutan ini sangat sepi, apakah ini restricted area ataukah semacamnya? Sedang apakah aku di sini? Dan apa tujuanku?

Belum juga kutemukan jawaban dari semua pertanyaanku, aku melihat sebuah cincin silver bermata hijau yang sangat indah berada di bawah batu yg kududuki. Ada sedikit keraguan dalam hatiku saat tanganku mulai meraih cincin itu. Tapi semua keraguan itu terkalahkan oleh rasa penasaranku. Cincin bermata hijau yang cantik itu kini sudah ada di dalam genggamanku. Kukenakan di jari manis sebelah kiriku, ukurannya pas - tidak sempit dan tidak kebesaran - seakan cincin itu memang khusus dibuat untukku. Ketika cincin itu telah tersemat dengan cantik di jari manisku, tiba - tiba kurasakan ada hembusan angin yang sangat kuat. Daun - daun kering berterbangan, debu - debu memenuhi udara yang semula segar. Angin itu semakin lama menghembus semakin kuat hingga tak sadar aku terseret dan merasakan sesak yang teramat sangat. Aku mencoba berpegangan pada batu, ranting pepohonan.. Apapun! Apapun yang bisa kuraih.. Aku mencoba sekuat tenaga tetapi pernafasanku semakin sesak dan aku menyerah mengikuti kenana angin yang berhembus membawaku. Sekilas aku mendengar sebuah bisikan di telingaku .. Kau sudah membuka sebuah pintu dimana kenyataan dan mimpi takkan ada bedanya dan kau akan menyesal selamanya!

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kubuka kedua mataku. Sebuah titik yang menyilaukan menyambutku. Semua berwarna putih dan sangat tidak jelas untukku. Kepalaku sangat sakit seperti mau pecah. Badanku sakit tak tertahankan. Aku mencoba bangun tapi aku tidak mampu. Aku tau ini hanyalah mimpi dan aku tau aku bisa bangun dari mimpiku ini. Tapi bagaimana bisa? Bukankah aku sudah membuka kedua mataku? Itu berarti aku sudah bangun dari tidurku kan? Lalu mengapa aku masih bermimpi?

Kuedarkan pandanganku ke sekelilingku, tempat yang asing tapi.... Sepertinya aku mengenali. Selang infus, selang oksigen.. Alat rekam aktivitas jantung... Kukira aku sedang berada di sebuah ruangan rumah sakit. Sebentar, ada yang aneh.
"Mengapa aku disini? Beberapa waktu yang lalu aku berada di hutan pinus mengapa sekarang aku disini? Uhh.. Apa tak ada seorangpun yang bisa menjelaskan semua masalah ini??? Ini mimpi atau apa sih...  Shit! Aku mau pulang saja !!!" Umpatku sambil mencoba bangun dari posisi berbaringku. Aku berhasil duduk dengan sangat  perlahan. Kuraba tangan kiriku, ada selang infus terpasang disana. Oh NO... Tangan kananku juga terpasang infus.

"Pantas sakit sekali.. Perawat gila mana yang sejahat ini memasang infus di kedua tangan begini? Gak sekalian aja nih hidung gue pasangin infus?! Fuck lah!" Aku mengomel dan mendengus sebal lantaran ingin menguncir rambut saja repot tak karuan karena infusku yg sakit.

Aku menoleh ke belakang - hendak mencari jepit rambutku barangkali ada di bawah bantal- dan betapa terkejutnya aku karena aku melihat diriku. Ya, diriku sedang berbaring disana. Tampak pucat dan tak berdaya dengan rambut terurai.
"OH MY GOODNESS!!! Oh my! What the hellllllllll......" Kurasa kalau aku lagi naik balon udara, teriakanku tadi bisa memecahkan balon udara yang kunaiki. Aku yakin tampangku pasti lebih pucat daripada 'aku' yang berbaring disitu. Tidak, tidak. Ini nampak aneh.

Aku menghela nafas panjang. Sebentar, biar kuanalisa semua ini.
Aku baru saja bangun dari tidur dan mimpi yang aneh, lalu aku melihat 'aku' yang lain sedang tidur. Lalu aku yang sekarang ini apa? Hantu? Setan? Iblis? Ya tuhan help me.....

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 18, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

GIANINAWhere stories live. Discover now