Midnight #3

325 81 6
                                    

"Krystal!" pekik Suzy.

Berlari kecil dengan buku di pelukannya. Tersenyum ramah dengan napas ngos-ngosan menghampiri Krystal yang nampak acuh padanya.

"Kenapa memanggilku?" sinisnya.

Suzy menggeleng pelan, mengeluarkan sebuah catatan milik Krystal.

"Ini buku yang aku pinjam, terima kasih. O, ya. Buku yang satunya di pinjam Jungkook," adu Suzy.

Krystal tak suka, ia tak pernah suka jika barangnya di pindah alihkan tanpa seizinnya tanpa terkecuali.

"Kenapa kau tidak bilang padaku? Jangan seenaknya meminjamkan barang orang, Zy. Aku mau kau ambil catatanku pada Jungkook, bisa?" katanya, dengan nada sebal pada Suzy.

"Aku tidak enak. Kau bisa mengambilnya kalau mau, maaf ya aku buru-buru." Suzy membungkukkan badannya lalu pergi meninggalkan Krystal dengan perasaan sedih.

Dalam benaknya, Suzy tak enak. Tapi apa boleh buat, ia dimintai bantuan oleh Jungkook agar pria itu bisa dekat dengan Krystal. Gadis incaran Jungkook di kampus.

"Suzy itu menyebalkan, bisa-bisanya dia meminjamkan buku milikku pada Jungkook. Aku yakin ini hanya akal-akalan Jungkook," omelnya, menghentakan kakinya lalu pergi.

.

Malam ini, kegiatan rutin selalu Suzy lakukan; mandi, makan malam, belajar, melamun, main HP, bahkan mengintip Jungkook dari balik jendelanya. Kebetulan kamar Jungkook dan Suzy memang bersebelahan. Itu kenapa Suzy selalu menjadi stalker Jungkook setiap malam dari balik tembok besar kamarnya.

Cahaya lampu kamar Jungkook masih terang, itu artinya masih ada kehidupan disana. Meskipun nampak remang karena jendela dan tirainya yang tertutup rapat.

"Kenapa kau membiarkanku menyukaimu diam-diam, padahal ada luka di depan sana?" gumamnya. Menghembuskan napasnya lalu memilih duduk di atas jendela kamarnya yang terbuka. Menaikan kedua kakinya naik dan duduk di atas jendela. Ia tak takut pada ketinggian, itu kenapa dia suka terduduk di jendela kamarnya seraya menatap Jungkook diam-diam.

Dan bayangan hitam sekelebat terlihat di kamar Jungkook. Berjalan kesana kemari seperti orang yang tengah berpikir. Suzy suka melihat bayangan indah itu.

Dan benar, dibalik kamar Jungkook memang terdapat pria dengan seribu pemikiran dangkal. Ia tengah sibuk menyiapkan kata-kata spesial untuk menyatakan perasaannya pada seseorang. Ia membuka beberapa buku dan bergumam kecil. Ia berencana akan mengatakan perasaannya pada seseorang yang selalu membuatnya senang.

Ia berjalan ke kasurnya, menjatuhkan dirinya kasar sambil mengusap wajahnya.

"Sialan! Kenapa sulit sekali berpikir. Aku harus memikirkan ini, banyak kemungkinan yang akan terjadi nanti. Aku harap dia akan menerima diriku," katanya sambil senyum-senyum mesem.

.

Pagi ini, cukup membuat bersemangat. Pasalnya, Suzy mendapatkan sebuah boneka dari seseorang yang tak ia kenal. Ketika itu ia tengah memakai sepatu, dan saat membuka pintu sudah tergeletak boneka teddy berwarna cream di ubin lantai rumahnya.

Ia tak sanggup menyembunyikan rasa senang sekaligus curiganya. Ia sempat merasa takut, tapi Suzy selalu berpikiran positif. Misalnya saja seperti, mungkin dari penggemar rahasiaku.

"Zy, mau ikut jalan-jalan tidak?" Suzy menoleh dan menekuk bibirnya gemas.

"Ahh, aku mau. Tapi sayang, aku harus menemui nenekku dirumahnya."

"Sayang sekali. Ya sudah, tidak masalah. Lain kali kita bisa jalan-jalan," Taemin, teman pria yang tengah mengharapkan wanita bernama Bae Suzy itu hanya mengulum senyuman tipis.

MIDNIGHTWhere stories live. Discover now