Bagian 13 ; NASKAH TERAKHIR

4 0 0
                                    


"Hujan.. Aku pinjam airmu yang sangat banyak dan jatuhkanlah kebumi, biar ku bisa dengar bisik itu dan aku bisa mengumpamakannya bahwa itu adalah musik yang bisa ku dengarkan. Aku tahu dibalik adanya hujan, angin akan datang membawakan jodohku kembali karena ku tahu tuhan tak akan menukarkan jodohku

Biarkanlah aku meleleh ditengah malam dengan memuja tuhanku. Karena ku tau tuhan tak'akan mengecewakanku.

Hujan.. Kelak aku akan bertemu dengan sang pendosa yang mencintaiku. Dan sang pendosa yang merubah dirinya dan menyadarkanku. kemudian membawaku kedalam surga cinta dan surga keabadian yang nyata

Aku tak perduli seberapa banyak rintik hujan terjatuh, yang aku tau rintik hujan itulah mengalir dan akan membawamu kedalam kehidupanku

Jika yang terjadi adalah badai saat kamu berlayar untuk menjemputku, lalu kamu menghentikan sampanmu untuk meneduh, disini aku akan berteriak

"walaupun seributahun perjalananmu, aku akan tetap menunggu di atas dermaga yang menyatukan cinta dan merangkum cerita"...- selesai-

Akhirnya Naskahku selesai juga, setelah sekian lama aku menulisnya. Atap gedung rumah sakit ini sangatlah tinggi, sungguh pemandangan yang indah, ini adalah tempat kedua inspirasiku terlahir setelah dermaga yang menepati posisi pertama untuk inspirasiku

Rasanya aku sudah cukup lama berada disini. Aku harus turun, mungkin kak sasya sudah bangun, aku merindukannya, sudah lama aku tak bercerita kepadanya

Dug dug dug dug dug

Suara itu berbunyi saat aku mulai merapihkan leptop, aku melihat alif berteriak histeris dan berniat melenyapkan dirinya dengan menjatuhkan dirinya dari atas gedung. Aku yang memang berada disitu mencoba menarik tangannya dan mencoba menenangkanya

"ada apa ?"

Alif melihatku dengan badan yang gemetar ketakutan, sungguh aku tak mengerti apa yang terjadi dan aku tak tahu apa yang harus aku lakukan

"hey. Tenangkan dirimu, dan coba ceritakan padaku, apa yang terjadi. Aku adalah temanmu bukan musuhmu "

Alif masih menatapku dan tak bisa mengstabilkan tubuhnya, ia masih gemetar dengan tatapan sinis nya, kali ini aku tidak takut menghadapinya, aku yakin aku bisa membuatnya tenang

"apa kau terganggu dengan aisyah ?" tenyaku untuk mencoba menenangkanya

Alif menatapku dengan tatapan ketakutan

"bukan, kamu bukan aisyah" ia berteriak dengan suara bergetar sambil mendorongku aku berteriak, sampai akhirnya aku terjatuh, tanganku masih kuat aku bergelantungan di atas gedung, aku tak percaya alif bisa melakukan hal ini, aku berteriak memohon setengah mati agar alif bisa menolongku, namun alif enggan menolongku

"tidak mau, kamu bukan aisyah"

"aisyah sudah pergi alif dan kamu tidak bisa menahanya dan terus terusan memintanya kembali, aku mohon tolong aku alif, aku mohon" aku terus berteriak setengah mati memohon untuk alif menolongku

"aisyah tidak mati"

"alif aku mohon tolong aku alif tolong aku" diatas gedung aku berteriak meminta tolong namun tak ada satupun yang mendengarnya. saat itu tak ada satupun yang melihatku karena posisiku ada di bagian belakang rumah sakit, sepi dan tak mungkin ada orang yang berada disitu, aku sudah berteriak teriak meminta tolong tak ada satupun yang mendengarnya begitupula alif, alif benar benar enggan menolongku

"Alif Aisyah sudah mati Alif Aisyah sudah pergi, sekuat dan sejauh apa pun kamu mengejar hidup pada akhirnya pemenang sejati adalah kematian, aku mohon tolong aku "

Alif mulai diam dan terlihat memikirkan sesuatu, ia mengingat semuanya saat bersama Aisyah, dan ia mulai mengingat perkataanku tentang jodoh. Dan dia mulai sadar, seketika itu. Jiwanya bangun, dan mentalnya hidup membaik.

Ia melihatkku. Ia mulai berlari dan mencoba meraih tanganku namun peganganku lemah seketika itu sebelum tangan Alif meraihku tubuhku terjatuh dan darah sudah melumuri tubuhku.

Alif berlari dan meninggalkan atap gedung rumah sakit itu, ia meminta tolong kepada semua orang untuk membantukku. Setelah ia sampai di hadapanku ia memandangku, suster memengang urat nadiku dan memeriksa nafasku sampai akhirnya aku sudah dipenghujung jalanku, yaitu kematin.

Ini kisahku, kisah seorang gadis yang payah. Gadis yang berlayar mencari harta karun yang dirahasiakan oleh seorang wanita gila, ini adalah panggung peperangan untukku

Diatas panggung ketidak tahuanku, aku menggigit bibir bawahku untuk mencari strategi tentang naskah takdirku, cintaku dan kisahku

Ketika aku mulai berlayar menuju finish angin memelukku dengan erat sehingga menusuk pori pori dan mencekik tubuhku. Pada akhirnya angin berhasil membuat sampanku berbelok arah, dan merusak kompasku

Inilah kisahku, kisah yang berakhir dengan kematian tampa menemukan hartakarun yang kuinginkan

SEPATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang