Hujan dan koper

36 3 0
                                    

Hujan merundung malam, kelap-kelip lampu kendaraan berlalu lalang saling berpautan, di malam yang dingin ini tanganku mengenggam gagang payung dengan erat, melawan terpaan angin dingin yang akan menerbangkannya.

Air turun dari langit dengan sangat cepat untuk menjilat tanah, hawa dingin menembus pakaian yang ku kenakan seolah menelanjangi.

Driiitttt!

Bunyi berdering berasal saku celanaku, kulihat sejenak layar ponsel yang tadi berdering dan mendapati nama yang tidak asing, layar itu bertuliskan nama adikku Riri.

"Hallo, kakak kemana saja?" Suara wanita terdengar dari seberang.

"Kakak lagi dirumah teman buat kerja kelompok Ri." Jawabku sekenanya.

"Kakak bakal pulang gak?, Riri takut sendirian di rumah, kalau ada hantu gimana coba, apa kakak gak khawatir gitu sama Riri?" Suaranya yang memelan membuatku sedikit iba, tak tega meninggalkan adik kecilku itu sendirian di rumah.

"Tidak mungkin Ri, hantu itu tidak ada, karena kalau hantu itu memang ada maka kakakmu ini akan jadi orang paling dihantui di dunia ini, hehe.." Gurauku untuk sedikit menghibur hatinya.

"Kakak menyebalkan! Tidak lucu tau, yasudah hati-hati ya jangan pulang kemalaman takutnya di jalan ada pembunuh kejam atau hantu, hihi." Ucap adikku yang tentu saja hanya bercanda.

Setelah itu adikku menutup teleponnya, aku melanjutkan perjalananku, sambil berjalan aku sedikit memikirkan perkataan adikku tadi, pembunuh kejam dan hantu ya? hal itu sedikit mengusik pikiranku, ucapan adikku memang tidak sepenuhnya salah karena di jalan yang kulalui ini memang ada seorang pembunuh kejam, ia tepat berada di depan kaca jendela yang sedikit memantulkan bayangan yang sedang aku lihat.

Tetapi...

Hantu adalah eksistensi yang belum diketahui keberadaannya, banyak orang yang mengaku melihat makhluk itu namun hanya segelintir saja yang tidak berbohong.

Sekolahku...

Merupakan sekolah paling berhantu di dunia.

Katanya sih begitu.

Banyak teman sekolahku yang mengaku melihat hantu, baik di koridor,tangga,toilet,gudang bahkan lapangan terbuka!. Apa memang ada hantu yang sengenes itu mau diperhatikan?!.

Pikiran-pikiran nista keluar begitu saja dari otakku yang sedari awal sakit, ngomong-ngomong soal hantu aku jadi teringat dengan sahabat masa kecilku yang bernama Putri, Putri adalah teman yang sangat dekat denganku saat di sekolah dasar, selain Putri ada juga Dirga dan Lia, mereka bertiga adalah orang-orang yang mengaku bisa melihat hantu, bahkan saat SD dulu mereka selalu mengatakan bahwa ada hantu di kelas yang anehnya selalu terlihat menghindariku, ya, aku hanya bersyukur hantu itu menghindariku karena tidak bisa ku bayangkan ada makhluk tak kasat mata yang menguntit segala tingkah laku seseorang.

Namun.

Setelah lulus SD, aku mengambil SMP yang berbeda dengan mereka bertiga, dan saat SMA kami bertemu lagi, aku senang bisa melihat mereka, tapi mereka selalu menghindariku dan sibuk dengan kegiatan ekskulnya yang bisa dibilang sangat aneh, kenapa? Karena ekskul itu hanya beranggotakan 5 orang dan dibina oleh satu guru pembimbing, namanya sih ekskul sastra, tetapi tidak pernah sekalipun kulihat mereka melakukan kegiatan yang berkaitan dengan sastra.

Pernah suatu waktu aku menyadap semua ekskul yang ada di sekolah itu dengan alat penyadap suara, jangan tanya kenapa, dan yang kudapati ekskul sastra sedang membicarakan tentang hantu dan cara membebaskan hantu seperti yang ada di novel-novel fiksi, perbincangan mereka begitu serius sehingga aku berpikir bahwa ekskul sastra itu sebenarnya ekskul pengamat hantu habisnya itulah yang mereka bicarakan setiap hari, lama kelamaan perbincangan tentang hantu berhubungan dengan nyawa, mereka bilang hantu dapat merenggut nyawa mereka, benar-benar omong kosong.

The Fake EsperWo Geschichten leben. Entdecke jetzt