CHAPTER 3

1.6K 194 36
                                    

Di dalam gelapnya sebuah ruangan, muncul sebuah cahaya berwarna biru terang yang menyilaukan mata. Sinar itu kemudian berputar-putar di atas sebuah batu raksasa berbentuk meja dan memunculkan seekor burung merah darah berukuran besar. Warna iris matanya bagaikan putih susu dengan warna hitam tipis melingkar di pinggir irisnya. Di puncak kepala burung itu bertengger manis sebuah mahkota dengan bingkai perak yang mengkilap dan batu safir yang bercahaya. Burung itu tidak bergerak, iris matanya menatap pada satu objek hidup di depannya. Menatap Cametra yang berdiri di sana.

Kini, cahaya lain dengan asap hijau bergerak vertikal, membentuk sebuah pola zig-zag di samping batu, memunculkan sebuah bayangan yang menjelma menjadi seorang wanita cantik. Wanita itu mengenakan sebuah jubah berwarna hijau zamrud, gaun hitamnya tertutupi di balik jubah. Rambutnya yang berwarna pirang keemasan dibiarkan terurai. Warna iris mata wanita itu sangat mirip dengan warna batu safir di mahkota burung merah darah.

Wanita cantik yang tidak diketahui namanya itu bergerak perlahan, mengitari meja batu sambil menyentuh burung merah darah di atasnya. Tangan kirinya yang berada di balik jubah, mengeluarkan sebuah belati dengan gagang perunggu. Wanita itu lalu berhenti tepat di depan Cametra, wajahnya menatap burung merah darah itu dengan sinis. Cametra yang penasaran berjalan ke samping meja batu, melihat apa yang dilakukan wanita itu.

Wanita itu merentangkan tangannya, ia menengadah sambil memejamkan mata. Cametra ikut menengadah, iris emerald-nya menangkap sebuah objek bulat berwarna biru di atas langit. "Bulan biru?" gumam Cametra. Kepala Cametra bergerak cepat saat menyadari sebuah sulur bercahaya biru mengelilingi belati, seolah tak percaya apa yang baru saja ia lihat.

Angin berembus di sekitar mereka, tepat saat wanita itu mengucapkan sebuah kalimat yang tidak bisa didengar jelas oleh Cametra. Kedua tangan wanita itu memegang belati, lalu tangan kanannya mengambil alih belati dan mengarahkannya pada burung merah darah. Ia menarik napasnya, iris biru safir itu menatap burung merah darah. Sebuah senyuman penuh kemenangan muncul di wajah cantik itu, dan bibir tipisnya membisikkan sebuah kalimat yang terdengar samar oleh Cametra.

"Apa yang akan kau lakukan padanya?" tanya Cametra dengan nada tidak percaya.

Tangan kiri wanita itu mengelus sayap burung merah, sebelum akhirnya ia menancapkan belati itu tepat di dada burung merah darah. Wanita itu tertawa puas penuh kemenangan, dan awan hijau muncul dari balik gaunnya, membungkus wanita itu hingga lenyap. Cametra menatap burung merah darah yang sudah tidak bernyawa dengan sedih, ia tidak suka binatang itu disakiti. Tangannya terulur untuk menggapai burung merah tetapi, ia merasakan sesuatu tersangkut di kerongkongannya.

Cametra mencoba untuk mengeluarkan benda apa pun yang ada di kerongkongannya. Ketika ia memuntahkan apa yang menjadi penyebabnya, Cametra terkejut melihat gumpalan merah kental. Darah, itu darahnya. Rasa sakit juga dirasakan di dadanya, seperti sebuah benda tajam baru saja ditancapkan di sana. Cametra menyentuh dadanya, jari-jarinya merasakan basah pada baju yang dikenakannya. Ia menunduk untuk melihatnya, rembesan darah melebar di sana. Bersamaan dengan itu, penglihatannya mulai buram. Kegelapan siap menyambutnya, membawa Cametra bersama sang kegelapan. Tepat setelah Cametra kehilangan seluruh kesadarannya.

❄❄❄

Cametra terbangun dari mimpinya, napasnya terengah-engah. Burung yang ia lihat di dalam mimpi adalah perwujudan dirinya, seekor burung merah darah dengan mahkota safir. Tangannya bergerak cepat meraba dadanya, ke tempat jantung berada. Tak ada luka di sana, tak ada rasa sakit, tetapi ia bisa merasakan detak jantungnya yang tidak santai.

Mimpi barusan benar-benar mimpi terburuknya, sebelumnya ia tidak pernah bermimpi akan dibunuh oleh seseorang. Dibunuh tepat saat bulan biru, momen di mana seluruh kekuatan makhluk supranatural beregenerasi lagi.

Red Bird (Bisa Dipesan di Shopee)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu