Beth

299 28 12
                                    

Padang Morgodh

 

Dahulu dikisahkan terdapat ribuan Stalion berpacu pada tanahnya, rerumputan luas yang membentang ‘jauh pada tiap sudut mata memandang – ia tak bertepi. Mereka pula yang berkata langit pada tempat ini adalah cerminan akan surga, yang pada kisahnya bulan memandang kita ‘ia bermata. Inilah tempat para pengelana berkisah dan merebahkan lelahnya, tempat dimana bulan nampak begitu dekat, inilah padang Morgodh ‘tempat para pengendara Naga berasal.

Sudah semenjak beberapa hari kemarin Morgodh disesaki oleh mereka dari berbagai kaum. Perang  ini telah menyatukan mereka yang sebelumnya membenci atau pernah mencintai, menjadi satu dibawah bendera persekutuan.

Berbagai macam pasukan kini tengah beristirahat, berkumpul membuat kelompok-kelompoknya tersendiri. Para pasukan Crossaire membentuk lingkaran-lingkaran besar mengelilingi api unggun, para Dwarf tertidur karena lelah, Elf sibuk dengan sihir-sihir penyembuhnya, sedangkan para Drakhea dan Gargoyle berpatroli pada langit malam Morgodh.

Sambil memandang ke bulan ‘Rigel tersenyum pahit, ia menyadari betapa besar kerugian dari mereka  yang berperang. Malam pekat segelap hati mereka  yang berduka, entah kebaikan atau kejahatan yang sedang ia lakukan ‘Rigel memang berperang dibawah bendera persekutuan dengan tujuan menyelematkan manusia. Namun pembunuhan tetaplah pembunuhan, dan ia telah melakukannya dengan begitu sering hingga lupa akan hitungan. Elohim pasti memiliki rencana dibalik ini, itulah yang Rigel yakini.

Didalam tenda kuning besar yang berbentuk menyerupai kubah raksasa, terdapat para Raja yang sedang berunding. Arthur mewakili mereka manusia, Dragna pada kaum Drakhea, Froia yang mewakili ayahnya Gil-Zelaf pada kaum Elf, Sikembar Elbrus mewakili Raja Borameth atas Gargoyle, tidak lupa Olaf tetua para Dwarf sekaligus penasihat kepercayaan Raja Orin ‘Sang Raja sendiri sedang memimpin pasukan menahan para Orc dan Ogre di Benteng Ostagar.

Sementara para Raja sedang sibuk untuk mengatur strategi melawan pasukan kegelapan, ditenda lain Themos muda kita baru saja sadarkan diri setelah genap seminggu tertidur pulas. Kini ia menatap nanar langit-langit tenda kusam tersebut, tenda yang ia tempati sekarang tidak ada bandingannya dengan tenda milik para Raja. Tenda yang lusuh dan kotor itu ‘begitu rapuh, seolah seseorang menancapkan dengan asal tiang-tiang penyangganya. Tanpa perlu waktu lama ‘Themos segera  menyadari ia sedang berada pada tenda medis, tenda dimana mereka yang terluka parah atau bahkan telah wafat. Sebagai contoh ‘tepat disampingnya terdapat jasad seorang Dwarf, petugas kesehatan pasti terlalu sibuk  menangani mereka yang terluka ‘sehingga tidak sempat mengurusi mereka yang telah wafat. Jasad dari Dwarf ini membatu dengan wajah terpekik ngeri, dapat dipastikan ini sihir para Fairie ‘kerabat dekat para Elf. Perang ini telah membagi mereka menjadi dua kubu yang berbeda.

Themos terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, hingga ia luput menyadari bahwa ada yang sedang memperhatikannya sejak tadi.

“Ehemmm,” sebuah helaan nafas yang sengaja dibuat untuk mengalihkan perhatian Themos muda, helaan nafas yang dapat dikenali dengan baik olehnya.

“Pyxis,” Themos tersenyum.

Sesosok Gargoyle muda namun lebih tua darinya, sedari tadi memperhatikan Themos lekat-lekat. Kepalanya sedikit dimiringkan dan tatapannya penuh dengan selidik, ia tak mampu menyembunyikan semburat khawatir dari wajah cantiknya. Berbeda dengan kecantikan Medea yang terkesan anggun, Pyxis memiliki kilatan manja pada matanya dan dipenuhi aura kehidupan ‘mengingatkan Themos akan ribuan bunga matahari yang berjejer rapi dipinggiran sungai Eufrat –hangat dan begitu indah. Mungkin salah satu alasan dari sekian banyak yang mampu dipikirkan tentang mengapa Pyxis begitu indah ‘adalah karena Ruby merupakan awal penciptaannya. Terlihat dengan jelas dari mata dan rambutnya yang berwarna merah, keindahannya bahkan tidak terbingkai oleh kata. Themos dan kebanyakkan dari Gargoyle lain senang bila berdekatan dengannya ‘Pyxis selalu mengeluarkan aroma harum hutan cemara Juniper – membuat mereka ingat akan rasa terbang pada cakrawala tanpa batas.

Gargoyle Lineageحيث تعيش القصص. اكتشف الآن