Hai jangan lupa Vote dan Komennya ya...
Happy Reading all....
🌺🌺🌺
Natalia menoleh memandang tiang asap hitam yang menanti di puncak tangga. "Mungkin memang beginilah sebaiknya. Sekarang roh-rohku akan berpesta, mereka akan menikmati dirimu. Dan kemudian, aku akan mendapatkan kekuatanmu untuk diriku sendiri. Hahahahhahah"
Natalia setengah berbalik, dan Ivan tahu itulah satu-satunya kesempatannya untuk lari, ia berlari kekanan, kearah belakang rumah. Namun Natalia terlalu cepat, jauh lebih cepat. Di cengkramnya tangan Ivan erat-erat hingga membuat Ivan lumpuh tak dapat bergerak. Ivan meronta-ronta, menendang, mencakar. Sementara Natalia menggunakan sihirnya untuk menyeret Ivan ke atas.
"Pemuda bodoh," ejek Natalia. "Sudah terlambat, sangat-sangat terlambat."
Ketika mereka hampir sampai di puncak tangga, tiang asap itu bergerak menjauhi mereka. Natalia mengikutinya naik keruang baca, dan menyeret Ivan sekuat tenaga. Tenaga Natalia kini seperti lima ekor banteng.
Napas Ivan memburu. "Natalia, jangan lakukan ini. Apa... Apa yang akan anda katakan kepada kedua orang tua angkatku?"
"Akan ku katakan kau jatuh sakit," sahut Natalia. Dipaksanya Ivan masuk kedalam ruang baca dan di tutupnya pintu di belakang mereka. "Atau, akan aku katakan kepada mereka kau mendapat kecelakaan. Hal-hal itu sering terjadi, kan?"
Ivan bisa merasakan rasa lapar yang merebak di balik tiang asap hitam itu. Ia tahu seberapa besar makhluk itu menginginkannya. Kakinya menggesek lantai kayu yang licin saat Natalia menariknya semakin dekat dengan asap hitam itu. "Oh, tolong jangan!"
Natalia mendorong Ivan kelantai di belakang tiang asap yang berputar-putar itu. Gelombang dingin menyembur keluar darinya. Ivan merasakan tubuhnya bergerak sangat lambat dan beku. Sengatan bau daging busuk memenuhi mulutnya, membuatnya ingin muntah. Ia bisa merasakan di lidah dan dilehernya. Sulur-sulur yang hitam melayang kearahnya, bergerak maju mundur di sepanjang lantai bagaikan cacing-cacing buta yang mengerikan.
Mereka datang menjemputnya. Makhluk itu menginginkan darah.
'Daging, tulang, dan darah'
"Ambil dia!" teriak Natalia penuh kemenangan.
Jeritan ngeri keluar dari mulut Ivan.
"Benar, Ivan," ujar Natalia, suaranya terdengar sejuk dan tenang. "Menjeritlah, roh-roh itu menyukainya. Itu membuat akhir yang jauh lebih manis bagi mereka. Ahahhaha,"
Pilar hitam itu menyapu Ivan. Membungkusnya rapat-rapat. Ivan bergelung erat hingga seperti bola kecil, di pejamkan matanya.
"Iiiii-vaaaa-nnnn..." Sebuah suara memanggil.
"Iii-vaaaaa-nnnn..."
Suara wanita tapi bukan suara Natalia.
"Iiiii-vvvvaaaan-nnn..."
Ivan membuka matanya, ia hanya bisa melihat asap yang hitam itu. Asap itu tebal dan berminyak. Rasanya seperti lapisan tipis yang berminyak di tangan dan wajahnya. Apa yang terjadi dengannya.
"Iiii-vvvaaaaa-nnnn..."
Seraut wajah muncul di tengah asap, seraut wajah penuh sayatan, luka-lukanya dalam merekah sampai ketulang, luka-luka itu mengeluarkan nanah. Rasa yang tajam dan pahit menusuk bagian belakang tenggorokan Ivan. Ia menelan dengan susah payah.
Lebih banyak raut wajah lagi muncul di hadapan Ivan. "Jangan... Aku mohon, aku tidak tahan lagi." erangnya.
Seraut wajah bersimbah darah, sepasang matanya bergelantungan di uratnya. Seraut wajah lagi berlubang di keningnya, Ivan bisa melihat jaringan otak didalamnya. Seraut wajah lagi sudah di kuliti, meninggalkan topeng darah telanjang yang di hiasi jaringan pembuluh darah berwarna biru. Ada lagi wajah lain yang saking bengkaknya hingga tidak mirip wajah manusia lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL]-THE MANSION VANHOLTEN (End)
Mystery / ThrillerIvan Sastra Wiguna adalah mahasiswa fakultas Ekonomi yang terjebak dalam situasi yang sulit. Sejak dia pindah ke Paris pasca meninggalnya kedua orang tuanya. Kehidupannya hancur, kondisi Ekonomi yang semakin sulit membuatnya rela melakukan pekerjaan...