Jawaban

3 1 0
                                    


Aku adalah manusia. Ibuku adalah manusia dan ayahku juga sama. Kebanyakan mereka yang bernapas adalah manusia.

Dan kadang kala aku merasa, aku bukan bagian dari mereka.

Semua hanya menggeliat ketika matahari mulai muncul di cakrawala. Aku sedang mencari ketika semua jiwa mulai bangkit. Di mana napasku? Di mana kewarasanku?

Mataku terbuka dan visual dari manusia-manusia terlihat jelas. Bergerak, bernapas, dan hidup. Mulut mereka terbuka dan tertutup, kadang kala sudut bibir tertatik berlawanana arah, membentuk guratan melengkung yang tidak mampu aku artikan.

Siapa aku?

Jari-jari tanganku sempurna. Sepuluh jumlahnya. Bergerak dan meremas sesuatu dengan kuat dan kencang. Tapi aku tidak bisa melakukan apa yang bisa mereka lakukan.

Aku mengerutkan dahi, tapi tidak ada yang mampu aku rasakan. Di mana perasaan aneh ketika emosi itu terasa dijiwaku?

Semua yang kucari masih berupa fragmen yang tidak mampu aku kenali dalam lubang paling dalam dan lembab dalam pikiranku. Setidaknya apa yang terjadi di sana, dan tentu saja di dalam benakmu yang terpacu seperti napas kuda.

Aku menyadari aku kehilangan sesuatu, dan aku harus menemukannya.

Dan entahlah, aku tidak tahu apa yang hilang dari diriku. Napasku? Jiwaku? Nyawaku? Atau hala-hal lain yang membuatku merasa hidup. Sisi-sisi yang membuatku bernyawa dan memilki keistimewaan sempurna.

Aku sempat bertanya pada rahim ibuku, dan sejumput nyawa dalam darah ayahku. Dan kutemukan semua jawaban dalam debu kematian yang mengambang di lautan lepas.

Selalu, semua hal yang aku mulai dengan kehidupan baru. Berakhir pada satu titik yang tidak mampu aku kalahkan dengan nyawa baru berapa pun jumlahnya. Aku kalah pada kenyataan bahwa aku telah mati dan semua jawaban yang aku cari tidak akan memberiku kesempatan untuk menatap langit dan lautan lagi.

Recycle Bin_Where stories live. Discover now