Budayakan vote sebelum membaca
Happy reading❤❤❤
____________________________________Saat ini Diandra sedang menunggu Angkasa didepan kelas Angkasa, ia ingin mengembalikan jaket Angkasa yang dipakainya saat hujan di halte.
Matanya menatap Angkasa yang berwajah lusuh berjalan kearahnya. Diandra tersenyum.
Baru saja Diandra membuka mulutnya untuk menyapa Angkasa, tetapi Angkasa melewatinya begitu saja tanpa melihat kearahnya.
"Angkasa." Panggil Diandra, Angkasa mengabaikannya dan tetap berjalan masuk ke kelasnya. Diandra ikut menyusulnya kedalam.
"Angkasa." Ucap Diandra sambil memegang lengan Angkasa, Angkasa langsung berbalik dan menarik kasar tangannya.
"Lepas!" Teriak Angkasa tepat didepan wajah Diandra.Semua orang langsung memperhatikan mereka, termasuk Kevin, Alex, dan Rio. Kevin sudah kembali masuk sekolah.
"Maaf, aku cuma mau pulangin ini." Ucap Diandra sambil menyerahkan jaket Angkasa ditangannya. Angkasa melirik jaket itu sekilas lalu kembali menatap Diandra tajam.
"Kenapa dibalikin? Udah dibeliin jaket baru sama Malik semalem?" Tanya Angkasa dengan alis terangkat. Diandra menggeleng.
"Tadi malem itu gak kayak yang kamu bayangin Angkasa! A-" Ucapan Diandra terpotong oleh kata-kata Angkasa."Terus apa? Lo kencan sama dia? Pergi ke kafe berdua malem-malem, gampangan banget si lo jadi cewek!" Ucap Angkasa.
Plak
Satu tamparan mendarat mulus di pipi Angkasa. Membuat semua orang ternganga. Diandra yang selalu diam kali ini sampai menampar seorang Angkasa.
"Jaga mulut kamu Angkasa! Jangan kamu pikir aku gak punya perasaan! Keterlaluan!" Ucap Diandra lalu melempar jaket Angkasa dan pergi dari kelas Angkasa.
Angkasa menatap seisi kelasnya yang terus memperhatikannya.
"APA LIAT-LIAT?!" Ucapnya sambil berjalan ketempat duduknya.Tak!
Kepala Angkasa diketok dengan pena oleh Kevin, Angkasa meringis. "Apa-apaan si lo?" Tanya Angkasa sinis.
"Lo yang apa-apaan! Keterlaluan tau gak lo! Dia itu cewek! Untung lo temen gue dan untungnya gak ada batu disini, kalo gak udah abis lo sama gue!" Ucap Kevin.
"Dia jalan sama Malik semalem Vin!" Ucap Angkasa tak terima."EMANG LO TAU MEREKA NGAPAIN AJA? MIKIR DULU BANGKE! CARI TAU DULU!" Ucap Kevin emosi dengan Angkasa. Angkasa tidak menanggapinya dan hanya mendengus.
____________________Diandra sedang berada di gedung belakang sekolah yang tidak terpakai, ia menangis disana, menumpahkan segala yang ia rasa.
Sakit, kesal, marah, benci semuanya ia tumpahkan disana.
Ia bangkit dari duduknya kemudian memukul kuat dinding disampingnya.Tangannya terluka tapi ia abaikan, ia mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia mengeluarkan ponselnya dan menelpon Bella.
"Halo Bel, tolong izinin aku ya, aku gak enak badan." Ucap Diandra sambil menahan suaranya agar tidak bergetar.
"Halo Diandra! Lo nangis ya?! Lo dimana?" Tanya Bella dari sebrang panggilan.
Diandra mengabaikannya dan mematikan ponselnya. Ia terus mencoba menghentikan tangisnya, tetapi percuma saja. Semuanya gagal.
Ia terduduk disana, merangkul kakinya dan menyender di dinding. Entah mengapa kepalanya terasa begitu sakit.
Rasa kantuk menjalar, ia mengerjapkan mata sembabnya mencoba agar tetap terbuka. Namun ia gagal. Rasa kantuknya mengalahkannya. Ia tertidur disana.
_____________________Brakkk!
Bella datang ke kelas Angkasa dan langsung menggebrak salah satu meja disana. Semua orang menatap Bella takut-takut.
"Mana Angkasa?!" Tanya Bella pada salah satu anak berkacamata. Anak itu tidak menjawab dan hanya menunjuk Angkasa yang sedang duduk dibangkunya.
Bella berjalan dengan cepat ke meja Angkasa.
"Eh bangsat! Temen gue dimana?" Tanya Bella to the point. Angkasa mengerutkan keningnya kemudian menggedikkan bahunya."Dia gak masuk pelajaran tadi! Dia bilang sakit tapi di UKS gak ada! Suaranya juga abis nangis! Dimana dia?" Tanya Bella sekali lagi.
"Gue gak tau." Jawab Angkasa santai. "Diandra ilang dan lo masih santai?" Tanya Bella tak percaya.
"Paling juga sama Malik." Ucap Angkasa sinis. Bella tertawa sinis mendengar ucapan Angkasa.
"Gue ngerti sekarang, NGOMONG APA AJA LO SAMA TEMEN GUE HAH?!" Ucap Bella menggebu-gebu."Gue ngomong kalo dia cewek gampangan! Semalem aja jalan sama Malik!" Ucap Angkasa. Bella mengepalkan tangannya.
"Diandra itu semalem manggung buat cari duit! Idup dia sama lo tuh beda! Lo selalu dapet uang dari ortu kan? Diandra harus cari sendiri! Dan lo malah bilang dia cewek gampangan?! Brengsek lo!!!" Ucap Bella.Bella maju hendak memukul Angkasa, namun langkahnya ditahan Alex dan Rio.
"Tahan bos tahan." Ucap Alex, "Jangan ikut campur! Minggir!" Ucap Bella tetapi tidak di gubris oleh Alex dan Rio."Lepasin dia, gue pantes dipukul, gue emang brengsek." Ucap Angkasa dengan tatapan kosongnya. Alex dan Rio melepas Bella.
Bella berjalan kearah Angkasa.
Bugh
Bella memukul dinding dibelakang badan Angkasa.
"Cari temen gue sampe ketemu! Terus lo sujud sama dia!" Ucap Bella kemudian pergi dari sana.Angkasa terduduk, apa yang telah ia lakukan, kenapa ia bisa sejahat ini. Kenapa ia tidak berpikir terlebih dahulu.
"Gue brengsek ya Vin?" Tanya Angkasa dengan tatapan kosongnya. "Pake nanya lagi!" Ucap Kevin yang sudah malas dengan Angkasa.
"GIMANA INI VIN!!!!" Teriak Angkasa sambil mengacak rambutnya. Ia bangkit dari bangkunya dan langsung pergi mencari Diandra.
_______________________Angkasa sudah menyusuri semua ruang kelas, perpustakaan juga sudah dicek olehnya, tetapi Diandra tidak ada disana.
Ia berjalan ke ruang musik, karena Angkasa tau kalau Diandra suka bernyanyi jika sedih. Ia masuk keruangan itu tetapi nihil. Tidak ada seorang pun disana.
"Dimana si diaaa?" Ucap Angkasa kemudian keluar dari sana.
Angkasa menyusuri koridor sambil terus bertanya apakah ada yang melihat Diandra.
Tinggal satu bagian yang belum ia kunjungi, gedung kosong dibelakang sekolah. Ia melangkah cepat.
Kriet
Ia membuka pintu itu perlahan, matanya terbelalak melihat Diandra yang meringkuk diruangan itu sendirian. Ia berlari dan menghampiri Diandra.
Ia memegang kepala Diandra, tubuh Diandra panas, ia semakin panik dibuatnya.
"Diandra bangun Diandra!" Ucapnya sambil sedikit memukul pipi Diandra. Diandra melenguh kemudian membuka matanya.
Ia langsung bangkit. "Pergi Angkasa!" Ucap Diandra, tetapi Angkasa bergeming. Akhirnya Diandra memutuskan untuk pergi dari sana.
Baru tiga langkah ia berjalan, pandangannya memburam. Ia jatuh pingsan, untungnya Angkasa sigap menahan tubuhnya.
"Sorry Diandra Sorry!" Ucap Angkasa sambil membawa Diandra ke UKS.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc...