[Sequal of Wedding]
Engkau yang aku cinta, aku akan berusaha semampu yang aku bisa untuk kamu dan juga anak-anakku.
Aku mencintaimu sampai kapanpun itu,
Jika tidak, maka kau boleh membunuh dan melupakanku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 —————————————————————-
"Kamu tau kenapa aku sayang banget sama kamu?"
Tanya laki-laki itu sambil tersenyum dengan lebar menghadap perempuan yang dia tatap sekarang, perempuan cantik yang selalu menemaninya sampai sekarang.
Kata-kata yang terlalu sering Jungwoo ucapkan pada Hera, jawaban nya sama diselingi jawaban berbeda setelahnya.
Perempuan yang sangat ia cintai, yang sangat ia sukai setiap kata yang keluar dari lisannya. Senyum yang bisa menenangkannya bahkan saat wajahnya dilihat dari samping bisa membuatnya tenang.
"Aku gak tau? Karena aku istri kamu ya?" Jawab perempuan itu, menatap laki-laki nya yang bertengger pada bahunya
"Gak cuman istri aku, kamu itu segalanya buat aku. Kamu wanita yang kuat dan bisa ngasih aku kebahagiaan tanpa ada batasnya. Aku bahkan gak pernah sebahagia gini" jelasnya
Perempuan itu terkekeh, suaminya memang suka mengatakan hal yang cringe. Tapi itu semua terlihat lucu di matanya
"Jangan gitu dong, ini semua ada karena kita jalani bareng-bareng."
"Iya.. pokoknya aku akan menjadi suami dan ayah yang baik buat kamu dan anak-anak kita. Aku gak janji tapi aku akan kasih bukti buat kamu dan tentunya berusaha"
Kata-kata yang selalu diucapkan pria itu tidak pernah bosan terdengar dikedua indra pendengaran Hera. Tidak akan pernah bosan,
Prianya tersenyum, lalu mencium ujung hidung mancung istrinya. Mencubiti kedua pipinya
"Aku sayang kamu, jangan pergi."
"Aku gak akan pergi Jungwoo, aku juga sayang kamu. Pake banget!"
........
Terus saja kenangan dan ucapan itu terlintas dalam benak Hera. Sudah seminggu Hera tidak keluar dari rumahnya, dia sangat putus asa saat ini. Dia selalu menangis hingga terkadang sulit untuk berhenti
"Her, please. Makan ya lu belum makan pikirin anak lu yang diperut" suara pasrah dari Doyoung yang sudah membujuk perempuan itu sedari 3 jam yang lalu
"Gue mau Jungwoo.."
"Hera, makan dulu. Gue akan cari Jungwoo setelah lu habisin ini nasi dipiring, gak kasian apa sama Jayden? Dia terus nangis ngeliat lu yang kaya gini, pikirin kandungan lu juga"
Cerita yang dipromosikan
Kamu akan menyukai ini
Doyoung sudah beberapa hari ini menginap dirumah Hera dengan Sejeong, tapi istri dari sahabatnya itu selalu pergi dengan Johnny untuk mencari keberadaan Jungwoo. Mereka sama sekali tidak menemukan jejak Jungwoo sekalipun.
Taehyung yang sudah habis dengan Johnny pun tidak bisa melacak keberadaan Jungwoo, semua itu sudah diluar kendali. Bahkan Taehyung sendiri tidak mau tau kemana Hyewon membawa Jungwoo pergi
"Makan ya Her, please.." berkali-kali Doyoung selalu membujuk Hera untuk makan. Mual bahkan sering dirasa oleh Hera, tapi dirinya hanya menginginkan suaminya kembali
Sang papa menyuruhnya untuk tenang dan yakin bahwa Jungwoo akan kembali. Tapi semua itu musnah ketika surat pernyataan cerai datang ke hadapan mereka semua, surat itu sudah ditanda tangani oleh Jungwoo
Hera tidak menyangka semua takdir yang menimpanya sekarang ini, ucapan demi ucapan yang dia simpan dimemori tentang Jungwoo menguatkan bahwa ini tidak benar-benar terjadi
Dikeadaan hamil seperti ini yang Hera mau hanyalah Jungwoo.
Perempuan itu rindu bagaimana cara Jungwoo berceloteh dengan panjang menemaninya sambil berbicara pada calon anaknya, Ia ingin memeluk tubuh hangat dari Jungwoo
Merasakan sentuhan yang menenangkan, apakah mungkin semua itu hanya akan menjadi mimpi indah yang panjang?
"Apa yang harus gue lakuin sekarang? Gue udah gak bisa kaya gini terus.." lirih ucapan Hera menatap Doyoung yang sedang menyuapinya
"Jungwoo pasti ketemu dan saat itu dia pasti akan kembali sama lu. Yakin itu" jawabnya
"Dengan surat ini? Apa gue masih punya harapan lagi? Udah nggak!" Hera berjerit frustasi, Doyoung tersentak dan menaruh piring makan itu ke nakas
Memeluk tubuh Hera yang gemetar, mengelus pucuk kepalanya berharap menenangkan. Doyoung memang sesayang itu pada Hera, hidup dari kecil dengan perempuan itu membuatnya seperti menjaga adik kecil sekaligus kakak baginya
Hatinya terasa sakit mengetahui hidup perempuan itu seperti ini, takdir tidak salah.
Doyoung yakin semua itu hanya cobaan dari Tuhan, mereka tidak boleh menghindar dari takdir yang diberikan oleh Tuhan.
"G,gue gak tau lagi.."
"Tenang Her, gue ada disini. Kita akan temui Jungwoo yang penting sekarang lu harus jaga kandungan dan tenang oke?" Ucap Doyoung
Hera tidak bisa seperti ini terus, Jayden membutuhkannya. Dia sementara akan berteguh pada dirinya sendiri, sebaik mungkin menjaga kandungan dan anaknya. Jungwoo pasti kembali,
"Mana Jayden?" Tanya Hera pada Doyoung
"Sebentar."
Doyoung pergi keluar kamar, Hera merapikan rambutnya. Sial, wajahnya tidak karuan bahkan matanya bengkak, dia takut Jayden akan menangis begitu melihat penampilan ibunya yang tidak dikenal seperti ini.
"Unda..unda.." Jayden langsung turun dari gendongan Doyoung ke arahnya, memeluknya dengan erat
Hera bahkan hampir melupakan bagaimana putranya itu. Pelukan hangat yang diberikannya menjadi penenang di sendunya sekarang, Jayden bahkan meraih kedua pipi Hera dengan kedua tangan kecilnya. Hera ingin menangis lagi, tapi itu tidak mungkin.