One Night

2.2K 6 1
                                    

BRAK!!!

Terdengar suara hantaman keras, kepada sosok pria tua yang kini nyawanya berada diujung tanduk. Suara itu berasal dari ruang makan disebuah mansion. Namun, pria tua itu tak sendirian, seorang gadis mungil berbalut gaun putih tengah tersenyum menghina, memandang pria tua itu.

"Aaaa...Maafkan...a..yah...Cha...char...lotte..." ujar pria tua itu. Sementara gadis yang dipanggil Charlotte hanya diam dengan tatapan dingin tak manusiawi.

Tangan kiri Charlotte menggenggam erat sebuah pisau besar penuh dengan lumuran darah segar.

"A-apa salahku, putriku? Ka-kau kubesarkan dengan begitu layak dirumah megah ini---" pria itu tergagap.

Gadis kecil itu menatap pria itu dengan tatapan menyeramkan, "Memang, itu tidak kupungkiri. Tapi, kau menjijikan."

"Obsesimu terhadap bisque doll, hingga merubahmu menjadi begitu menjijikan. Kau tak layak untuk hidup." Tambah Charlotte, sembari berjalan perlahan mendekati pria itu.

"A-aku hanya ingin me-menjadi seperti bo-boneka cantik itu-A-apa aku salah, putriku?" jarak diantara mereka kini kian menipis.

Charlotte tertawa kecil, "Hihihi.. Tidak, tidak ada yang salah kok."

"La-lalu ke-kenapa kau ingin membunuhku?"

Wajahnya kini sejajar dengan wajah putrinya, "Kenapa katamu? Menculik anak-anak dan menjadikan mereka bahan obsesimu itu. Hingga kau lebih pantas untuk mati, Ayah."

JRAZH!!

Pisau yang sedari tadi dipegang oleh Charlotte, kini menancap sempurna dimata kiri pria tua itu. "Mata bersinar, bagaikan batuan permata.", gumam Charlotte.

Ditariknya pisau itu, "Bibir kecil bagaikan cherry." Disayatnya bibir itu, dengan perlahan. Sementara pria itu hanya mampu menjerit kesakitan.

"CHARLOTTE! AKU MOHON LEPASKAN AKU!" jerit pria tua itu.

Charlotte menarik segaris bibirnya, "Aku sedang tidak membunuhmu ayah.", Charlotte tertawa kecil, "Melainkan meniru perlakuanmu, kepada anak-anak yang kau culik."

"Kau ingin kulit seputih porselen? Sayang disini hanya tinggal darah ayah. Oh~ Bagaimana kalau ku poton-potong saja daging tebalmu itu, agar tulangmu yang putih terlihat~" Charlotte kembali mengambil pisaunya.

Dipotongnya tangan ayahnya layaknya sedang mem-fillet daging.

"ARGH!! SAKIT CHARLOTTE!! SAKIT!" jerit pria tua itu.

"Cih, dagingmu terlalu berlemak. Menjijikan sekali." Charlotte mendecih sebal. "Setauku tidak ada bisque doll yang gemuk seperti babi, begini? Bagaimana kalau kamu mati saja?"

"BUNUHLAH AKU BUNUH! LEBIH BAIK KAU MEMBUNUHKU DARIPADA KAU MENYIKSAKU BEGINI!" jerit pria itu.

"As your wish, Father.."

Dan untuk terakhir kalinya terdengar jeritan memekakan telinga dari mansion mewah itu.

KUMPULAN CERITA PENDEKWhere stories live. Discover now