7. Bahagia bersama Mas Shamy

12.1K 350 39
                                    

Gracia masih cengengesan gak jelas disamping Shamy, mereka berdua sekarang ada di balkon kamar Gracia. Iya, Gracia sudah pindahan dari rumah Raihan.

Shamy akhirnya kesal dengan Gracia. "Udah dong ih jangan ketawa terus, belum puas apa kamu?"

"Ciee udah aku kamu an nih. Emang aku siapa kamu?"

Shamy tersenyum salah tingkah, hanya dengan Gracia dia bisa begini. "Kamu kan calon istri aku."

Gracia pura pura kesal. "Masa ngelamar perempuan sama kepala sekolahnya sih."

Shamy tersenyum, kemudian merangkul Gracia dari samping, sambil mendongak menatap langit gelap gulita. "Ya abisnya papa kamu mintanya hari ini, ya jelas kerabat aku pada gak bisa dong karena jauh dikampung."

Gracia menyingkirkan tangan Shamy dan menjauh sedikit. "Apa sih mas rangkul rangkul, belum muhrim."

"Mas?"

"Iya, Mas. Entah kenapa aku suka aja manggil kamu dengan sebutan Mas."

"Ya udah lakuin aja." ya kali Shamy gak mau dipanggil Gracia dengan sebutan mas, malahan Shamy suka banget di panggil Mas apalagi itu Gracia yang manggil.

"Btw Gre, aku minta maaf ya karena gak bisa nikahin kamu dengan mewah seperti pernikahanmu dengan Raihan dulu." Shamy memasang wajah sendu.

Gracia mendongak, menangkup wajah Shamy dan tersenyum. "Dicintai sama kamu itu rasanya lebih dari sekedar kata mewah, itu segalanya. Inget kamu yang waktu itu nolak aku aja rasanya sakit, maka aku akan jadi orang yang paling bersyukur jika kamu membalas cinta ini."

Shamy menarik Gracia dalam pelukannya, dia mengelus kepala Gracia dan mengecupinya beberapa kali. "Terima kasih, terima kasih karena sudah berani mencintaiku. Maka setelah ini ajarkan aku, apa itu yang namanya cinta."

.
..

...

Pagi ini suasana ruang makan keluarga Gracia jadi sedikit canggung, kehadiran Shamy di tengah mereka menambah warna baru di kehidupan keluarga ini.

Semua orang di ruangan ini terlihat segar semua, hanya saja papa Gracia masih kurang terbiasa dengan kehadiram Shamy.

Acara makan pagi yang diisi dengam kecanggungan, akhirnya berakhir. Semuanya kini sudah rapi, mereka hendak menuju KUA. Iya, kantor urusan agama.

Karena ayah Gracia mau semuanya cepat selesai, maka semuanya pun dipeecepat. Kata ayah Gracia yang penting sah dulu, lagipula terlalu mendadak jika diadakan resepsi dalam waktu dekat ini kan. Rekan kerja ayah Gracia dan Raihan pasti terheran juga jika tiba tiba menerima undangan pernikahan Gracia. Yang mana mereka tahu selama ini adalah istri Raihan.

Beberapa kerabat Shamy yang domislinya tidak terlalu jauh, juga menyempatkan datang. Mereka sudah menunggu di KUA, berbinar bahagia ketika melihat Shamy turun dari mobil bersama Gracia disampingnya. Kata mereka sih Shamy sama Gracia terlihat serasi, apalagi netra mereka juga dihiasi pancaran cinta yang begitu besar.

Kini acara inti pun dimulai, Ijab Kabul.

"Ayo Shamy, saya dulu gak ngulangin Ijab loh pas nikah." untuk pertama kalinya papa Gracia mengajak Shamy bicara duluan.

Shamy menghela nafas berkali kali, memantapkan pikiran dan hatinya agar terlepas dari rasa gugup. Kata demi kata Shamy lafalkan tanpa halangan sedikitpun. Proses ijab kabul berjalan dengan lancar tanpa halangan.

Nah ini nih, setelah dari KUA kata mama, Gracia dan Shamy harus pulang dulu. Katanya sih pengantin baru kagak boleh diganggu, nanti yang ganggu malah mupeng sendiri.

My PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang